Peneliti LPT Gali Potensi Dini Berkembangnya Sirosis Hati pada Pasien Hepatitis B Kronis

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS- Diketahui bahwa, sirosis hati dan kanker hati atau hepatoseluler karsinoma adalah kondisi yang mengancam jiwa yang sering dikaitkan dengan infeksi virus hepatitis B kronis di negara-negara Asia, termasuk Indonesia. Dalam risetnya tentang “Deteksi Dini Potensi Berkembangnya Sirosis Hati atau Kanker Hati dengan Analisa Mutasi Virus Hepatitis B pada Pasien Hepatitis B Kronis” Rury Mega Wahyuni, drh., M.Si, terlebih dahulu memaparkan bahwa meskipun terjadinya penurunan angka insiden infeksi virus hepatitis B akut di Indonesia, akan tetapi jumlah pasien dengan penyakit hati kronis terkait infeksi virus hepatitis B kronis masih meningkat.

“Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, jumlah pasien penyakit hati kronis mencapai 20 juta jiwa,” jelasnya.

Rury, mengungkapkan bahwa hati yang mulanya sehat dan terinfeksi virus hepatitis B atau C akan menjadi hepatitis kronik dan berkembang menjadi fibroris lalu sirosis. Dengan resiko, lanjutnya, infeksi hepatitis menjadi fibrosis risikonya 15-25 persen, lalu berkembang 30 persen menjadi sirosis dan 30 persen menjadi kanker hati.

Menurutnya, virus hepatitis B terbagi menjadi 10 jenis atau genotipe, yaitu virus hepatitis genotipe A, B hingga virus hepatitis genotipe J, dengan genotipe B dan genotipe C merupakan genotipe yang domain di Indonesia. Penyebaran utamanya, sambungnya, yakni Indonesia bagian Timur untuk genotype C.

“Genotipe virus hepatitis B dan beberapa mutasi spesifik dikaitkan dengan perkembangan penyakit,” paparnya.

Dalam risetnya, Rury menjelaskan bahwa riset tersebut terfokus mengetahui distribusi genotipe dan mutasi virus hepatitis B di Samarinda, Kalimantan  karena masih sangat sedikit data disana. Dari riset, lanjutnya, serum dikumpulkan dari 41 pasien dengan penyakit hati lanjut di Rumah Sakit Abdul Wahab Sjahranie dan dibandingkan dengan hepatitis B carrier/pembawa virus hepatitis B yang dikumpulkan dari Palang Merah di Samarinda.

Pada akhirnya, Rury juga mengungakpan bahwa hasil riset menunjukkan bahwa genotipe B adalah genotipe yang paling sering di temukan baik pada pasien penyakit hati lanjut dan pasien pembawa virus hepatitis B (carrier) yaitu sebesar 85,4% dan 97,8%, sedangkan virus hepatitis B dengan genotipe C yaitu 14,6% pada pasien dengan penyakit hati lanjut dan 2,2% pada pembawa HBV. Dengan beberapa mutasi terdeteksi pada pasien dengan penyakit hati lanjut, yaitu C1505A di regio X, T1753V dan A1762T / G1764A di regio BCP (Basal core promoter) dan C1858T di regio PC (Precore).

“Beberapa mutasi spesifik ini lah yang dianggap terkait dengan munculnya perkembangan penyakit hati lanjut yaitu sirosis hati dan kanker hati atau hepatoseluler karsinoma,” pungkasnya.(*)

Penulis : Asthesia Dhea Cantika

Editor : Nuri Hermawan

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.spandidos-publications.com/10.3892/br.2019.1202

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).