Ekonom UNAIR Kaji Mekanisme Pembentukan Harga Saham di Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Feri Fenoria R

UNAIR NEWS – Berangkat dari kondisi perekonomian Indonesia yang terus menguat. Bahkan, saat ini masuk menjadi kekuatan ekonomi ke 8 di dunia, membuat Ekonom UNAIR Dr. Nisful Laila SE., M.Com., dan tim mengkaji tentang “Mekanisme Pembentukan Harga Saham di Indonesia”. Menurutnya, di tahun 2050 perekonomian Indonesia diharapkan akan tumbuh dan berkembang hingga menjadi kekuatan ekonomi ranking ke 4 di dunia, yang saat ini ditempati oleh Jepang. Namun, imbuhnya, saat ini pasar saham Indonesia dikenal sebagai pasar saham yang rapuh dan berada pada nascent stage of development.

Berangkat dari hal itu, Nisful menegaskan bahwa pasar saham Indonesia atau biasa disebut dengan Bursa Efek Indenesia adalah pasar yang sedang berkembang dan masih sangat sedikit penelitian yang menjelaskan bagaimana mekanisme pembentukan harganya. Untuk itu, jelasnya, penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap mekanisme penemuan harga saham.

“Secara teori, harga spot saham dan resiko saham saling berhubungan secara jangka panjang. Artinya suatu harga saham dapat mempengaruhi harga saham lainnya,” ungkapnya.

Hubungan inilah, lanjut Nisful, bisa memicu penemuan mekanisme harga saham. Intinya, jelas Nisful, jika ada dua pasar saham bergerak bersama-sama maka keduanya atau salah satunya akan mengoreksi ekuilibrium harga yang ada di pasar saham yang lain. Selanjutnya, Nisful juga mengatakan bahwa kemampuan untuk memprediksi harga tentu sangat dibutuhkan investor dalam menentukan strategi investasinya. Jika penemuan harga bisa ditentukan, imbuh Nisful, misalnya di pasar saham A, maka pasar tersebut bisa dikatakan memiliki konten informasi.

“Hal ini dikarenakan pasar saham A dan berpotensi memberi kontribusi bagi pembentukan harga di, misalnya, pasar saham B. Dengan demikian, pasar saham A menjadi sumber informasi, dan investor dapat menggunakan konten informasi tersebut untuk memprediksi harga-harga saham di pasar saham B. Inilah yang disebut dengan mekanisme penemuan harga,” ungkapnya.

Pada akhir, Wakil Dekan III FEB UNAIR itu juga menjelaskan, hasil penelitian yang dilakukan memberikan kesimpulan bahwa perilaku harga di bursa efek Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh credit risk market. Implikasi temuan itu, tandasnya, berdampak terhadap banyak kebijakan.

“Yaitu faktor risiko kredit baik regional maupun global berpotensi memainkan peranan yang penting dalam mempengaruhi risiko premium saham-saham di Indonesia,” pungkasnya.

Penulis: Nuri Hermawan

Editor: Khefti Al Mawalia

Referensi:

https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0264999319313008?via%3Dihub

Susan Sunila Sharmaa, Kannan Thuraisamya, Muhammad Madyan Nisful Laila. 2019. Evidence of price discovery on the Indonesian stock exchange.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).