Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UNAIR Adakan Pengmas Bersama RS TNI AD 05.08.02 Malang

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG UNAIR Adakan Pengmas Bersama RS TNI AD 05.08.02 Malang. (Dok. FKG UNAIR)

UNAIR NEWS – Tujuan pembangunan kesehatan yang tercantum dalam sistem kesehatan nasional adalah mencapai tingkat derajat kesehatan yang tinggi dan mencapai kualitas hidup individu dan masyarakat yang baik. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya pemerataan layanan kesehatan secara menyeluruh di seluruh lapisan masyarakat.

Pemerataan kesehatan gigi dan mulut, secara khusus di bidang bedah mulut dan maksilofasial masih merupakan suatu masalah yang harus ditindaklanjuti. Permasalahan yang dihadapi adalah jumlah kasus spesialistik di bidang bedah mulut dan maksilofasial yang yang banyak namun tidak diimbangi dengan jumlah tenaga dokter gigi spesialis bedah mulut dan maksilofasial. Hal tersebut mengakibatkan jumlah daftar antrian pasien yang panjang.

Rumah Sakit Bantuan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (RUMKITBAN TNI AD) 05.08.02 merupakan rumah sakit di kota Malang yang menyediakan pelayanan spesialistik di bidang bedah mulut dan maksilofasial. Namun kendala yang dihadapi adalah jumlah pasien yang banyak sehingga antrian tindakan dan operasi pasien memanjang dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit dan tatalaksana pasca pembedahan di bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial.

Maka dari itu, untuk mengatasi permasalahan tersebut dibutuhkan bantuan tenaga kesehatan di bidang bedah mulut dan maksilofasial, dalam hal ini Departemen Bedah Mulut dan Maksilofasial Fakultas Kedokteran Gigi  Universitas Airlangga  memiliki sumber daya tenaga untuk membantu pelayanan di RUMKITBAN TNI AD 05.08.02 Rampal secara khusus, dan secara umum dapat berkontribusi pada kegiatan pelayanan di bidang Bedah Mulut dan Maksilofasial di tingkat Nasional melalui upaya promotif preventif dan kuratif sehingga dapat mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi di bidang pelayanan dan Pengabdian Masyarakat.

Perjanjian kerja sama yang ditandai dengan penandatanganan Mean of Understanding (MOU) antara FKG UNAIR yang ditandatangani oleh Dekan Dr. R. Darmawan Setijanto, drg., M.Kes, Rumah Sakit gigi dan Mulut Universitas Airlangga yang ditandatangani oleh direktur Prof R.M Coen Pramono Danudiningrat, drg., S.U., Sp.BM (K) FICS, dan RUMKITBAN TNI AD 05.08.02 yang diwakilkan oleh Kapten CKM drg. Nugroho Setyawan, Sp.BM pada tanggal 14 Mei 2019 menghasilkan beberapa kesepakatan.

Berbagai kesepakatan itu adalah memberikan pelayanan kesehatan di bidang bedah mulut dan maksilofasial dengan anestesi lokal atau bius lokal dan bius tidur atau anestesi general yang dikerjakan oleh PPDGS Bedah Mulut dan Maksilofasial Universitas Airlangga di RUMKITBAN TNI AD selama 1 tahun setiap hari Sabtu. Kemudian Pembuatan modul perawatan pasca operasi untuk pasien dan keluarga, memberikan edukasi perawatan pasca operasi pada pasien dan keluarga, pembuatan video kegiatan, dan publikasi pada media cetak dan media non cetak atau media elektronik.

“Hasil kerja sama yang sudah berlangsung selama 7 bulan mulai bulan April sampai Oktober 2019 telah menghasilkan output 80 pasien yang telah dioperasi, dengan rincian 32 pasien operasi dengan bius lokal dan 48 pasien dengan bius total atau general anestesi,” ujar Darmawan Setijanto.

“Jumlah operasi yang paling sering dilakukan adalah operasi pengambilan gigi geraham bungsu yang tertanam atau gigi impaksi sebanyak 60 kasus, operasi pengambilan tumor rongga mulut sebanyak 10 pasien, kasus infeksi sebanyak 7 kasus dan kasus trauma patah gigi dan rahang sebanyak 3 kasus,” tambahnya.

Selain itu, Darmawan menambahkan, dari kerja sama tersebut juga sudah dilakukan penyuluhan kesehatan secara rutin di Puskesmas Kepanjen dan Poliklinik RUMKITBAN untuk menambah pengetahuan masyarakat, dan juga sudah dibuat modul untuk edukasi paska tindakan bedah mulut dan maksilofasial.

Dari kerja sama tersebut tercapai peningkatan pelayanan di bidang bedah mulut dan maksilofasial dalam hal efektivitas pelayanan, peningkatan jumlah pasien yang bisa ditangani sehingga mengurangi jumlah antrian operasi pasien.

Program edukasi promotif, preventif dan kuratif yang diwujudkan dengan program penyuluhan kesehatan di puskesmas dan pembuatan modul edukatif pasca tindakan operasi di bidang bedah mulut juga memberikan efek positif untuk peningkatan pengetahuan masyarakat sehingga bisa lebih waspada dan peduli terhadap kondisi kesehatan. (*)

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).