UNAIR NEWS – Sebagai salah satu bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga bersama dengan Rumah Sakit Universitas Airlangga mengadakan satu lagi kegiatan pengabdian masyarakat. Kali ini, pengabdian masyarakat dilaksanakan di Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk.
Pengmas itu terselenggara dengan tema ‘Membentuk Kader Parenting Educator dalam Mengatasi Tantrum pada Anak Prasekolah’. Dalam pengmas diadakan workshop dan pelatihan kepada Guru KB (Kelompok Belajar, Red) dan TK (Taman Kanak-Kanak, Red), serta orang tua.
Materi diberikan langsung oleh para tenaga ahli. Mereka terdiri dari psikiater anak dan remaja dari FK UNAIR. Materi yang dibagikan adalah seputar perkembangan anak dan tantrum. Selain pemberian materi, tim ahli juga mengadakan workshop dalam kelompok kecil untuk membahas kasus tantrum dan cara mengatasinya.
“Di sini para guru dan orang tua diberi materi awal tentang masa perkembangan anak. Mengapa temper tantrum muncul pada anak, cara mengatasi tantrum, serta bagaimana mencegah tantrum terjadi pada anak,” ujar dr. Izzatul Fithriyah, Sp.KJ., selaku ketua pengmas.
Izza menambahkan, pengmas FK UNAIR – RSUA kali ini mendapat dukungan penuh dari Ketua Gugus V Pendidikan Anak Usia Dini, Ikatan Guru Taman Kanak-Kanak Indonesia (IGTKI), serta Himpunan Tenaga Pendidik Anak Usia Dini (Himpaudi) Kertosono, Nganjuk. Sebanyak 40 guru dan 12 lembaga pendidikan anak usia dini di Kertosono turut serta dalam pengmas ini.
Selain kegiatan workshop dan pelatihan kepada guru dan orang tua anak prasekolah, tim pengmas FK UNAIR – RSUA juga merilis sebuah buku dengan judul Mengatasi Temper Tantrum pada Anak Prasekolah. Buku itu dibagikan secara gratis kepada seluruh peserta workshop.
“Buku ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi seluruh guru dan orang tua dalam mengatasi tantrum pada anak-anak di sekolah maupun di rumah,” tutur Izza.
Melalui kegiatan ini, Izza berharap bahwa para orang tua dan guru yang sudah diberi pelatihan dapat menjadi kader penggerak masyarakat. Melalui kader tersebut, masyarakat dapat tergerak untuk memelajari perkembangan anak. Ia juga berharap para kader yang sudah dilatih tersebut dapat menjadi edukator untuk orang tua yang menghadapi masalah tantrum pada anaknya. (*)
Penulis : Sukma Cindra Pratiwi
Editor : Binti Q Masruroh : Binti
