Upaya Dinas Pendidikan Kota Surabaya Memutus Rantai Kemiskinan Lewat Pendidikan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Kepala Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Dr. Ikhsan, S.Psi, MM, memberikan berbagai macam upaya dalam memajukan pendidikan Kota Surabaya saat berkesempatan mengisi materi di Talk Show Pendidikan Scolah Festival 2019 di Aula Farmasi Universitas Airlangga (UNAIR) pada Sabtu (26/10/2019).

Dalam topik pembahasanya, Ikhsan memberikan penjelasan mengenai komponen yang harus ada dalam dunia pendidikan berupa guru, siswa, sekolah, dan layanan. “Untuk potensi guru kita menyiapkan jurnal online. Sampai saat ini kami satu-satunya dinas pendidikan yang memiliki jurnal online. Jadi, guru-guru yang ingin melakukan kenaikan pangkat harus dapat membuat karya tulis ilmiah,” ungkapnya.

Dinas Pendidikan Kota Surabaya bekerja sama dengan Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia (Kemenristekdikti) sehingga dapat memudahkan dalam penerbitkan karya ilmiah dari guru tanpa adanya antrian yang lama ketika ingin dipublikasikan. Terdapat program Try Out Online bagi para siswa dalam memepersiapkan Ujian.

Selain itu, Ikhsan mengatakan bahwa Kota Surabaya memberikan tantangan kepada para siswa Surabaya untuk membaca 1 juta buku. Dalam hal itu, Kota Surabaya telah berhasil melampaui target dengan 2,5 juta buku.

“Kami Punya organisasi jaringan obrolan siswa Surabaya (JOSS) di mana ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) se-Surabaya dikumpulkan setiap tahun untuk melakukan kongres dan tahun ini sudah masuk tahun ke-7. Pada tahun ke-4 mereka berhasil mengundang OSIS seluruh Indonesia,” katanya.

E-raport menjadi salah satu produk Dispendik yang menjadi solusi setelah terjadinya kebakaran salah satu sekolah. Ketika terjadi kebakaran, rapor sekolah dan buku-buku ikut terbakar. Rapor online dapat langsung digunakan untuk entry nilai tugas maupun nilai ujian.

Ikhsan menjelaskan bahwa Dispendik melakukan sesuatu bersama dengan dinas lain. Ia memberikan contoh ketika menemukan seorang anak yang gizi buruk yang orang tuanya tidak bekerja, Dinas Tenaga Kerja akan membantu orang tua dari anak tersebut untuk dilatih suatu keahlian kemudian disalurkan ke tempat kerja.

“Lalu, Ibunya ingin berjualan, kami juga akan bekerja sama dengan Dinas Pemberdayaan Prempuan dan Perlindungan anak. Ternyata rumahnya dipinggir kali, nanti Dinas Pengelolaan Rumah dan Tanah akan mecarikan rumah susun. Dinas pendidikan sendiri akan mencarikan sekolah yang dekat dengan rumah susun tadi,” ungkapnya.

Ikhsan juga menyampaikan dalam memutus rantai kemiskinan yang paling berhasil adalah melalui pendidikan. Hal tersebut selaras dengan target Wali Kota Tri Risma Harini dalam mengentaskan kemiskinan di Kota Surabaya. (*)


Penulis: Fahmi Royani

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).