Dikenal Sebagai Parasit, Benalu Berpotensi Sebagai Tanaman Obat

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Feri Fenoria Rifa'i

UNAIR NEWS – Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, sehingga Indonesia disebut sebagai negara Mega Biodiversitas. Salah satu kekayaan biodiversitas di Indonesia adalah tumbuhan.

Meskipun begitu, pengetahuan tentang kekayaan keanekaragaman hayati yang ditinjau dari segi ekonomi, budaya dan ekologi masih sangat rendah. Padahal tingginya kekayaan tumbuhan Indonesia merupakan modal besar untuk dikembangkan dan dimaanfaatkan, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan manusia.

Tidak banyak yang mengetahui manfaat tumbuhan benalu. Benalu merupakan kelompok tumbuhan parasit yang banyak menyerang dan merusak berbagai jenis tanaman perkebunan, tanaman perindang jalan, bahkan tanaman koleksi. Misalnya yang terdapat pada tanaman mangga, tanaman sirsat, tanaman teh, dan banyak tanaman lainnya.

Serangan tumbuhan parasit selain dapat menyebabkan kerusakan tanaman inang dalam jumlah populasi yang banyak, ia juga dapat mematikan tanaman yang diparasitinya. Tak ayal, benalu umumnya dianggap merugikan oleh masyarakat.

Namun, melalui penelitian yang telah dilakukan Dr. Sucipto Hariyanto, DEA. dosen Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga (UNAIR), beberapa jenis dari kelompok benalu ternyata memiliki manfaat sebagai tanaman obat. Dosen bidang ilmu biologi itu menjelaskan bahwa bagian haustorium dari tanaman benalu berpotensi sebagai obat.

“Bagian haustorium pada tanaman ini dapat bermanfaat sebagai obat. Haustorium sendiri merupakan bagian benalu yang menempel pada inangnya, bagian ini terlihat membengkak dan memiliki bentuk unik”, jelasnya.

Di Eropa, benalu jenis Viscum album sudah sejak lama digunakan sebagai obat karena banyak mengandung senyawa aktif, seperti lectin viscotoxin, flavonoid-flavonoid, terpenoid dan alkaloid-alkaloid tertentu. Kandungan senyawa itu dapat digunakan untuk pengobatan penyakit kanker.

“Senyawa alkaloid, flavonoid, polifenol, steroid dan kuinon yang terdapat pada ekstrak daun benalu jenis Dendropthoe pentandra dapat berperan sebagai anti mikrobia,” tuturnya.

Dari hasil penelitian diketahui, benalu teh (Scurrula oortiana) menjadi salah satu tumbuhan yang telah diajukan sebagai fitofarmaka antikanker. Benalu teh juga bermanfaat sebagai anti malaria. Selain itu, ekstrak benalu yang hidup di pohon jeruk nipis dapat dimanfaatkan sebagai obat penyakit ambien dan diare.

Tidak hanya itu, benalu kapas juga berpotensi sebagai bahan anti mikroba alami untuk pangan. Sehingga pangan yang memiliki kadar air tinggi serat dapat dikembangkan menjadi pangan fungsional.

“Namun, yang perlu diperhatikan adalah tidak semua jenis benalu dapat digunakan sebagai obat. Pengetahuan mengenai jenis-jenis benalu sangat dibutuhkan agar tidak terjadi kesalahan dalam pemanfaatannya,” pungkasnya. (*)

Penulis : Erika Eight Novanty

Editor : Khefti Al Mawalia   

Reference       : Siti Fadliyah, Nofalia Pebriani and Sucipto Hariyanto. 2019. Analysis of mistletoe host preference at Sector C Airlangga University, Surabaya, Indonesia. Ecology, Environment and Conservation Paper

http://www.envirobiotechjournals.com/article_abstract.php?aid=9481&iid=271&jid=3

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).