Olahraga sebagai Alternatif Penyembuhan Luka Pencabutan Gigi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Feri Fenoria Rifa'i

UNAIR NEWS – Manfaat olahraga bagi kesehatan fisik sudah tidak diragukan lagi. Ilmu pengetahuan tentang olahraga (sport science) hingga saat ini telah berkembang pesat, tidak hanya mengungkap manfaat olahraga bagi keseahatan, namun juga meneliti metode latihan yang tepat agar para atlet mendapatkan performa terbaiknya.

Telah banyak diteliti bahwa olahraga yang tepat dan teratur secara signifikan mampu menurunkan risiko penyakit periodontal dan memperbaiki komposisi air ludah sehingga lebih kuat melawan infeksi di rongga mulut. Oleh sebab itu, Aqsa Sjuhada Oki, drg, Mkes., bersama  Yuliati, drg, Mkes., dan Nurul Farhana melakukan penelitian untuk memperkuat bukti bahwa olahraga dapat mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka di rongga mulut.

“Bidang olahraga saat ini telah merambah lebih luas ke dalam ranah kedokteran gigi, yang dikenal dengan sports dentistry. Bidang ini meneliti dan mengaplikasikan metode latihan yang baik agar dapat berkontribusi pada kesehatan gigi dan mulut. Karenanya saya dan tim mencoba untuk memperkuat bukti korelasi olahraga terhadap percepatan penyembuhan luka akibat pencabutan gigi,” ujar dosen Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) tersebut.

Secara biologis, tambahnya, proses penyembuhan luka dibagi menjadi tiga fase, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi dan fase remodeling. Karenanya untuk mengetahui lebih detail proses penyembuhannya, tim peneliti dari FKG ini melakukan penelitian mendalam dari tiap fasenya.

Lebih lanjut, penelitian yang dilakukan menggunakan hewan coba tikus (Rattus novergicus) yang dibagi menjadi tiga kelompok. Dalam setiap kelompok jumlah sel fibroblast dan neovaskularisasi dihitung selama tujuh hari setelah pencabutan gigi.

“Hasil yang didapat dari penelitian yang saya dan tim lakukan adalah tikus dengan latihan aerobik lebih cepat menempuh fase proliferasi dalam proses penyembuhan lukanya. Indikatornya adalah perbedaan jumlah sel fibroblast dan neovaskularisasi, bila dibandingkan kelompok yang lain. Tikus yang dengan latihan anaerobic lebih tinggi jumlah sel fibroblast dan neovaskularisasi bila dibandingkan dengan tikus yang tidak berolahraga,” jelasnya.

Latihan olahraga aerobik dengan dosis dan metode yang tepat, terbukti menghasilkan proses penyembuhan luka pada fase proliferasi yang lebih cepat, bila dibandingkan dengan latihan anaerobik dengan beban yang berat. Sehingga latihan aerobik terbukti meningkatkan kecepatan proses penyembuhan luka pasca pencabutan gigi pada fase proliferasi di rongga mulut.

“Penelitian ini harapannya dapat berkelanjutan dilakukan. Karena terdahulu, saya dan tim telah membuktikan kecepatan penyembuhan luka pasca pencabutan gigi pada fase inflamasi. Sehingga kedepan saya dan tim akan berusaha melengkapinya untuk membuktikan fenomena serupa pada fase remodeling,” harapnya.

Penulis: Dian Putri Apriliani                       

Editor: Nuri Hermawan

Link terkait tulisan di atas: https://www.actamedicaphilippina.org/article/10762-the-effect-of-aerobic-and-anaerobic-interval-exercise-on-the-proliferation-phase-of-wound-healing-in-tooth-extraction-of-rattus-novergicus

Aqsa Sjuhada Oki, drg, MKes, Nurul Farhana dan Yuliati, drg, MKes. 2019. The Effect of Aerobic and Anaerobic Interval Exercise on the Proliferation Phase of Wound Healing in Tooth Extraction of Rattus novergicus. Acta Medica Philippina University of Philippines at Manila, ISSN: 00016071.

Berita Terkait

Achmad Chasina Aula

Achmad Chasina Aula

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi