Peneliti UNAIR Temukan Sediaan Berbentuk NLC Potensi Sembuhkan Rematik Persendian

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi Artikel Ilmiah oleh Feri Fenoria

UNAIR NEWS – Sebagian besar masyarakat Indonesia berpotensi terserang penyakit Rematik Persendian, atau dalam bahasa medisnya Rheumatoid Arthritis. Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (NSAID) yang telah banyak digunakan dalam pengobatan osteoarthritis dan rheumatoid arthritis salah satunya adalah Diethylammonium diclofenac (DETA).

Hal inilah yang melatarbelakangi Dra. Esti Hendradi., Apt., MSi., PhD. dan tim melakukan penelitian. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh rasio lipid asam stearat dan asam oleat terhadap karakteristik fisik serta efisiensi penjebakan dietilamonium diklofenak dengan sistem Nanostructure Lipid Carrier (NLC). 

Dalam sistem NLC ini, DETA berfungsi sebagai obat aktif, asam stearat sebagai lipid padat, asam oleat sebagai lipid cair, dan Tween 80 sebagai komponen surfaktan.  Esti sudah lama melakukan penelitian tentang Diclofenac, mulai dari Natrium Diclofenac, Asam Diclofenac, Diethylammonium Diclofenac.

“Kesemuanya merupakan golongan dari Non-Steroid (NSAID) anti inflamasi, terutama di persendian,” imbuhnya.

Selama ini Esti berfokus pada bidang sistem penghantaran. Kebetulan di bidang sistem penghantaran ini, Esti banyak meneliti tentang sistem penghantaran yang menembus kulit. Untuk bisa masuk ke kulit, diperlukan kemampuan tersendiri yang dimaksudkan untuk persendian.

Esti mengaku pada penelitian ini memang belum sampai ke penembusannya. Namun dari penelitian lain dengan menggunakan bahan aktif NSAID yang juga Diclofenac, sudah terbukti bahwa bisa masuk ke dalam kulit, tapi bentuk sediannya beda.

Dalam penelitian ini, Esti menggunakan sediaan beberbentuk NLC. Nanostructure Lipid Carrier (NLC) merupakan salah satu bentuk nanopartikel yang bisa membawa bahan aktif masuk dan terabsorbsi ke dalam tubuh.

“Bentuk sediaannya kan NLC, jadi nanti bahan aktifnya dijebak dalam suatu lipid, nanti harapannya bisa lepasnya pelan-pelan dan lama, ,” jelasnya.

Untuk mengetahui mana yang efektif, dibuat beberapa formula dengan menggunakan perbandingan lipid. Perbandingan lipidnya berupa lipid padat dan lipid cair. Nanti dihitung perbandingannya berapa yang bisa membentuk suatu sediaan yang baik untuk bisa menghantarkan diclofenac.

Dalam penelitian terbukti bahwa untuk membuat sediaan berbentuk NLC sangat dimungkinkan. Dari situ kemudian nanti bisa saja diteruskan bagaimana untuk masuknya ke dalam kulit.

“Setidaknya untuk tahap awal adalah bagaimana membentuk NLC tadi sudah selesai, jadi artinya dia dijebak di dalam suatu lipid cair, dan lipid padat,” tambahnya.

Esti menuturkan bahwa hasil penelitian yang dilakukan secara keseluruhan sudah baik. Penelitian ini  nantinya akan diteruskan untuk pemakaian obat transdermal.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan rasio lipid asam oleat dan asam stearat tidak memiliki efek yang signifikan terhadap viskositas dan efisiensi penjeratan NLC-DETA. Di sisi lain, rasio lipid asam oleat dan asam stearat mempengaruhi pH semua formula, yang berbeda secara signifikan. Peningkatan jumlah lipid cair dalam formulasi mengurangi ukuran partikel NLC-DETA.

“Pada penelitian ini memang belum sampai ke tahap pembuatan sediaan yang bisa digunaan untuk masyarakat. Tapi untuk trennya nanti ke depan bisa diaplikasikan untuk digunakan masyarakat luas,” tutupnya. (*)

Penulis : Sandi Prabowo

Editor    : Khefti Al Mawalia

Link : https://indonesianjpharm.farmasi.ugm.ac.id/index.php/3/article/download/1309/852

Esti Hendradi, Noorma Rosita, Erwinda Rahmadhanniar. 2017. Effect of Lipid Ratio of Stearic Acid and Oleic Acid on Characteristics of Nanostructure Lipid Carrier (NLC) System of Diethylammonium Diclofenac. Indonesian Journal of Pharmacy, Volume 28, Issue 4, 2017, Pages 198-204

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).