Kapabilitas, Apakah Penentu Kinerja Perusahaan?

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Kinerja perusahaan berkaitan dengan bagaimana cara mengatur sumber keuangan, material, dan sumber daya manusia yang tersedia dalam suatu organisasi dan secara bijaksana digunakan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh. Kinerja perusahaan harus diukur, dilaporkan dan dipertanggungjawabkan oleh manajemen perusahaan. Tujuan utama pengukuran kinerja adalah mendorong manajemen agar lebih proaktif dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Namun, pengukuran kinerja tidak ditempatkan pada prioritas utama dalam perusahaan, ini disebabkan karena terbatasnya pengetahuan manajer dalam melakukan pengukuran kinerja. Manajer pada umumnya mengakui bahwa pengukuran kinerja yang digunakan dalam perusahaan tidak mendorong komitmen seluruh manajer untuk mencapai kinerja yang optimal, bahkan manajer masih lemah dalam menyelaraskan antara tujuan pribadi dan tujuan perusahaan.

Permasalahan tentang kinerja tersebut dapat diatasi jika perusahaan memiliki sumber daya yang handal dalam menjalankan aktivitas strategi. Kapabilitas perusahaan merupakan aktivitas strategi yang lebih mengutamakan kemampuan dalam bersaing secara unik sehingga dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Dengan demikian, maka muncul pertanyaan bahwa apakah kapabilitas perusahaan merupakan sumber utama untuk mencapai kinerja perusahaan yang optimal?

Fokus pada kapabilitas dan kinerja perusahaan –dalam riset kami– kapabilitas dipandang sebagai kekuatan yang dapat meningkatkan kinerja secara menyeluruh agar hal ini dapat tercapai perusahaan harus terus melakukan peningkatan orientasi pasar, terus berinovasi, melakukan pembelajaran organisasi secara berkelanjutan, serta meningkatkan kemampuan berwirausaha. Dengan cara ini, diprediksi kapabilitas perusahaan akan menjadi kekuatan dalam meningkatkan kinerja secara optimal.

Orientasi Pasar, Inovasi, Pembelajaran Organisasi, dan Kewirausahaan

Kapabilitas perusahaan yang kami gunakan dalam riset ini terdiri atas orientasi pasar, inovasi, pembelajaran organisasi, dan kewirausahaan. Orientasi pasar mengacu pada penekanan organisasi pada kebutuhan pelanggan yang diungkapkan dan dikembangkan untuk kebutuhan jangka panjang berdasarkan kebutuhan pelanggan. Sehingga, orientasi pasar sering digunakan sebagai dasar untuk memperbaiki kinerja perusahaan.

Kinerja perusahaan juga dapat terus mengalami peningkatan jika perusahaan terus berinovasi. Inovasi dianggap sangat penting bagi perusahaan agar mampu bersaing secara efektif dan merupakan salah satu komponen peting dalam strategi perusahaan. Perusahaan yang memiliki kapasitas berinovasi yang lebih besar, maka dapat mengembangkan keunggulan kompetitif, dan mencapai tingkat kinerja yang lebih optimal.

Dampak dari perkembangan ilmu pengetahuan membuat organisasi terus melakukan pembelajaran. Pembelajaran organisasi berfokus pada pembelajaran sebagai komponen penting dalam implementasi visi dan tujuan perusahaan. Pembelajaran organisasi secara terus-menerus dan secara proaktif menekankan untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan mengembangkan strategi untuk mendorong pembelajaran organisasi. Selain pembelajaran organisasi, perusahaan harus memiliki orientasi kewirausahaan yang handal. Perilaku kewirausahaan dalam organisasi secara umum telah dikenal sebagai sarana untuk meningkatkan pertumbuhan dan profitabilitas organisasi, pembaharuan strategi, perubahan organisasi dan pelayanan yang menambah nilai bagi pelanggan. Beberapa pandangan tersebut memberikan bukti bahwa orientasi kewirausahaan merupakan hal penting yang harus dimiliki oleh setiap perusahaan.

Riset ini menggunakan metode survei, yakni mengumpulkan informasi dari responden. Jumlah responden yang berpartisipasi sebanyak 63 orang. Sebanyak 7,94 persen sebagai direktur perusahaan, dan 92,06 persen sebagai manajer. Selain itu, pengalaman kerja sebagai direktur dan manajer pada perusahaan didominasi masa kerja diatas 10 tahun atau sebanyak 39,68 persen, masa kerja 6–10 tahun sebesar 36,51 persen, dan sisanya mempunyai masa kerja kurang dari 5 tahun atau sama dengan 5 tahun sebesar 23,81 persen. Hal ini menunjukkan bahwa responden sudah memahami strategi yang dijalankan oleh perusahaan karena mempunyai jabatan strategis yang memadai serta mempunyai pengalaman kerja yang cukup. Dengan hal ini, maka perusahaan mempunyai peluang yang besar untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

Hasil analisis membuktikan bahwa pembelajaran organisasi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan terus melakukan peningkatan kemampuan sumberdaya yang dimiliki dalam melakukan pembelajaran organisasi karena pembelajaran organisasi merupakan kunci perbaikan kinerja. Selain pembelajaran organisasi, kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan terus fokus pada peningkatan kewirausahaan dengan cara melakukan pengembangan line produk baru, teknik-teknik baru, serta mengadopsi sikap kompetitif agar perusahaan dapat meningkatkan kinerja secara terus-menerus. Namun, orientasi pasar dan inovasi tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Hasil riset ini berimplikasi bahwa perusahaan harus memprioritaskan pembelajaran organisasi dan kewirausahaan karena merupakan salah satu kekuatan yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan. Selain itu, perusahaan sebaiknya terus berupaya meningkatkan orientasi pasar dan terus berinovasi agar perusahaan dapat mencapai tujuan yang diharapkan. (*)

Penulis:

Dr. Ismail, SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CSP

Prof. Dr. I Made Narsa., SE., M.Si., Ak., CA.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.abacademies.org/articles/The-effect-of-market-orientation-innovation-organizational-learning-and-1528-2651-22-3-365.pdf

Ismail, I Made Narsa, and Basuki (2019). The Effect of Market Orientation, Innovation, Organizational Learning and Entrepreneurship on Firm Performance. Journal of Entrepreneurship Education, vol. 22 (3): 1-13

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).