Alpha-Mangostin untuk Terapi Penderita Diabetes Mellitus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh tribunews

Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme yang mempengaruhi sekitar 6% dari populasi dunia. DM ditandai oleh kondisi hiperglikemik yang berkepanjangan karena kurangnya sekresi insulin dan sensitivitas insulin. DM dibagi menjadi DM tipe-1dan DM tipe-2. DM tipe-1 adalah penyakit autoimun yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel pankreas, sehingga merusak kemampuan seseorang untuk memproduksi insulin. DM tipe-2 adalah kelainan metabolik yang ditandai dengan resistensi insulin, penurunan sensitivitas sel terhadap insulin, dan relatif kurangnya insulin akibat kerusakan pada sel βdi pulau Langerhans pada pankreas. Penurunan sensitivitas sel terhadap insulin adalah kondisi yang khas, serta penyebab DM tipe-2. Penurunan progresif dalam sekresi insulin umumnya merupakan hasil dari penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin.

Selain kondisi hiperglikemik yang berkepanjangan, salah satu faktor yang menyebabkan DM adalah obesitas karena meningkatnya kadar lemak dalam tubuh yang disebabkan oleh hiperlipidemia dan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Peningkatan kadar kolesterol darah dapat diikuti oleh kadar asam lemak bebas yang menghasilkan produksi superoksida yang diperbesar oleh mitokondria dan risiko paparan sel yang lebih tinggi oleh reactive oxygen species (ROS). Produksi superoksida akan menyebabkan peningkatannitric oxide (NO) yang disebabkan oleh induksi enzim. Kondisi ini mengarah pada produksi reactive nitrogen species (RNS) yang akan mengoksidasi kelompok sulfhidril protein,terutama asam amino nitrat seperti tirosin dan dapat meningkatkan peroksidasi lipid dan menyebabkan kerusakan DNA yang merusak sel.

Kondisi hiperlipidemia pada orangdengan obesitas dapat meningkatkan stres oksidatif dalam tubuh yang dapat menyebabkan beberapa komplikasi. Orang-orangdengan obesitas juga mengalami tingkat tinggikolesterol dalam tubuh (hiperkolesterolemia)disebabkan oleh akumulasi lemak yang berlebihan dalam tubuh.Salah satu efek negatif dari obesitas adalah resistensi insulinyang merupakan ketidakmampuan insulin untukmenghasilkan fungsi biologis normal dan menyebabkan penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin. Resistensi sel terhadap aksi seluler insulindikembangkan pada orang dengan obesitas, yaituditandai dengan berkurangnya kemampuan insulin untukmendukung asupan glukosa dalam lemak dan ototmenghasilkan kondisi hiperglikemik.Kondisihiperglikemia mengarah langsung ke peningkatan levelROS dan RNS. ROS dan RNS bisa langsungmengoksidasi dan menghancurkan DNA, protein, dan lipid. Tinggitingkat ROS dan RNS juga dapat merusakmakromolekul secara tidak langsung, yang menyebabkan oksidatifmenekankan. Stres oksidatif terjadi ketika adaketidakseimbangan antara jumlah yang sangat reaktifmolekul (ROS dan RNS) dengan yang adaantioksidan.

Antioksidan adalah zat yang bisa mencegahefek negatif dari radikal bebas dengan menyediakanelektron untuk memungkinkan untuk menekan kerusakan lipid,membran sel, pembuluh darah, DNA, dan lainnyaKerusakan yang disebabkan oleh senyawa reaktif, sepertiROS dan RNS. Untuk mengurangi terjadinya gratisefek radikal, antioksidan tambahan dari luar(eksogen), seperti vitamin E, vitamin C dan lainnyaantioksidan diperoleh dari mengkonsumsi berbagai jenisbuah dan sayuran yang mengandung tinggiantioksidan, dibutuhkan. Salah satu jenis antioksidan yang masih memberikan peluang untuk diatasi gratisRadikal hingga saat ini adalah alphamangostin. Senyawa alphamangostinadalah pigmenpadaGarciniamangostanayang mampu melakukan donor hidrogen dan menstabilkan radikal bebas. Selain menetralkan radikal bebas, antioksidan diperkirakan akan berkurangstres oksidatif, terutama di berbagai sel yang dipengaruhi olehkondisi hiperglikemik yang berkepanjangan, seperti sel hepatosit di hati dan sel tubulus ginjal.

Indonesia memiliki jumlah keanekaragaman hayati yang tinggi, yang mengandung berbagai potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk pengobatan berbagai penyakit. Salah satu flora asli Indonesia yang saat ini memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai bahan baku obat adalah manggis. Kulit buah manggis mengandung senyawa aktif yang dikenal sebagai xanthone. Senyawa xanthone juga memainkan peran penting sebagai antioksidan yang kuat dibandingkan dengan vitamin C dan vitamin E dalam mencegah radikal bebas dan kerusakan sel, serta menghambat proses degenerasi sel. Senyawa xanthone yang terkandung dalam kulit manggis, terutama senyawa alphamangostin, telah terbukti memperbaiki sel-sel pulau Langerhans pankreas yang rusak sehingga insulin dapat diproduksi secara optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Husen et al. (2019)mengungkap efek alphamangostinterhadap kadar glukosa, kadar kolesterol, dan diameter pulau Langerhans dari tikus diabetes yang diinduksi STZ. Penelitian tersebut menjadi dasar pegembangan obat herbal untuk terapi antidiabetes.

Penulis: Saikhu Akhman Husen

Judul Jurnal: The Effect of Alpha-mangostin in Glucose Level, Cholesterol Level, and Diameter of the Islets of Langerhans of STZ-induced Diabetic Mice

Link terkait artikel di atas: https://www.scitepress.org/PublicationsDetail.aspx?ID=QozFwjG1JgA=&t=1

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).