Antioksidan dari Ekstrak Kulit Buah Manggis Perbaiki HbA1c dan Glukosa Darah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi buah manggis. (Sumber: Deherba)

Diabetes mellitus (DM) adalah masalah global yang memiliki tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Pada 2013, ada lebih dari 350 juta orang dengan DM di seluruh dunia dan jumlah ini diprediksi meningkat hingga 592 juta orang pada tahun 2035. Pertumbuhan populasi, populasi yang menua, dan urbanisasi menyebabkan perubahan gaya hidup, yang cenderung untuk membuat peningkatan sebesar 55% penderita DM di seluruh dunia pada tahun 2035. Indonesia memiliki jumlah penderita DM tertinggi keempat di dunia, sebanyak 8,4 juta orang pada tahun 2000 dan jumlah ini diprediksi akan meningkat menjadi 21,3 juta orang pada tahun 2030.

Indonesia adalah negara kepulauan dengan sekitar 17.508 pulau dan memiliki berbagai vegetasi. Sekitar 40.000 spesies tanaman endemik termasuk 6.000 tanaman obat. Akibatnya, Indonesia kaya akan tanaman obat yang digunakan penduduknya secara tradisional dari generasi ke generasi dalam menyembuhkan penyakit.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia menyatakan bahwa Indonesia adalah salah satu dari lima negara teratas di dunia yang memiliki keanekaragaman hayati tanaman yang tinggi dan sekitar 55% di antaranya adalah endemik. Salah satunya adalah Garcinia mangostana L., buah tropis yang telah digunakan selama ratusan tahun sebagai obat tradisional hampir di seluruh dunia.

Manggis mengandung senyawa bioaktif seperti xanthone, terpen, antosianin, tanin, fenol, dan beberapa vitamin. Nilai gizi manggis per 100 g termasuk 80,9 g air, 0,5 g protein, 18,4 g karbohidrat, 1,7 g serat, 9 mg kalsium, 14 mg fosfor, 0,5 mg besi, 2 mg vitamin C, 0,09 mg vitamin B1 (thiamin), 0,06 mg vitamin B2 (riboflavin), dan 0,1 mg vitamin B5 (niacin).

Faktanya, kulit manggis memiliki banyak manfaat penting bagi kesehatan. Manggis mengandung beberapa senyawa bioaktif seperti xanthone, terpen, antosianin, tanin, fenol, dan beberapa vitamin. Beberapa penelitian fitokimia menunjukkan bahwa ada banyak senyawa xanthone pada buah-buahan, seperti α-mangostin, γ-mangostin, 8-deoxygartanin, garsinon E, mangosanol, β-mangostin, tovophilin A dan B, mangostenin, serta mangostenon C, D , dan E.

Garcinia mangostana L. dikenal sebagai makanan fungsional dan suplemen makanan yang diakui memiliki beberapa manfaat bagi kesehatan. Derivat utama xanthone dalam Garcinia mangostana L. adalah α-mangostin, senyawa ini memiliki berbagai keunggulan farmakologis, seperti antidiabetik dan antioksidan.

Ekstrak kulit buah Garcinia mangostana L. memiliki aktivitas antioksidan dan dimungkinkan untuk menurunkan kadar glukosa dalam darah. Senyawa antioksidan bertindak sebagai penghambat yang digunakan untuk mencegah autoksidasi, sehingga cara terbaik untuk mengurangi stres oksidatif adalah dengan mengurangi radikal bebas atau mengoptimalkan pertahanan tubuh dengan melipatgandakan antioksidan. Selain itu, antioksidan juga melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif.

Selama kondisi diabetes, peningkatan kadar glukosa darah berkontribusi pada pembentukan produk akhir glikasi lanjut (AGEs) dan produksi oksidan. Hal ini dikaitkan dengan kematian sel dan kerusakan jaringan. Kondisi hiperglikemik mengaktifkan jalur poliol dan menghasilkan fruktosa dari glukosa. Fruktosa dan metabolitnya serta glukosa terlibat dalam glikasi protein seluler non-enzimatik.

Basa Schiff yang dihasilkan mengalami penataan ulang struktur untuk membentuk produk Amadori yang kemudian menghasilkan senyawa α-dicarbonyl dan AGEs dengan melakukan reaksi silang dengan protein lain. Sorbitol tidak dapat melewati membran sel dengan mudah, terakumulasi, dan menyebabkan kerusakan osmotik pada sel (pembengkakan). Akumulasi sorbitol menurunkan myo-inositol, yang dapat mengganggu osmoregulasi sel sehingga sel rusak.

Dalam studi yang dilakukan oleh Husen et al., ekstrak kulit buah manggis digunakan untuk menurunkan kadar glukosa darah dan HbA1c pada mencit DM yang akan digunakan untuk pengembangan ekstrak kulit buah manggis sebagai obat DM. Studi tersebut menemukan bahwa pemberian berbagai fraksi ekstrak kulit buah manggis yang mengandung antioksidan berpotensi menurunkan kadar glukosa darah dan HbA1c pada mencit DM.

Selain itu, penelitian oleh Husen et al. sebelumnya menyebutkan bahwa antioksidan dapat melindungi jaringan dari kerusakan oksidatif yang disebabkan oleh hiperglikemia. Mekanisme kemampuan antioksidan dalam mengikat radikal bebas karena adanya gugus hidroksil dan perannya sebagai donor hidrogen untuk radikal bebas. (*)

Penulis: Saikhu Akhmad Husen

Informasi detail dari tulisan ilmiah ini dapat dilihat pada tulisan kami di,

https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1755-1315/259/1/012001

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).