Suplementasi Probiotik pada Anak dengan Infeksi HIV

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Human immunodeficiency virus (HIV) adalah virus yang menginfeksi dan membunuh sel T CD4+, yang memainkan peran penting dalam respons imun melawan invasi mikroorganisme patogen. Dalam perjalanan penyakit HIV, enteropati sering terjadi pada pasien yang terinfeksi HIV.

Enteropati adalah kondisi perubahan struktur normal saluran pencernaan, di mana mekanisme pertahanan saluran pencernaan rusak, yang pada pasien HIV diakibatkan oleh infeksi HIV telah menyebar ke seluruh tubuh. Dalam kondisi normal, mikroba dan produknya di dalam saluran pencernaan akan dieleminasi oleh sel imun dalam lapisan usus dan disalurkan ke sirkulasi limfatik. Namun, pada pasien HIV dengan enteropati, mekanisme pertahanan tersebut tidak berfungsi dan menyebabkan perpindahan mikroba dari saluran cerna ke sirkulasi sistemik.

Lipopolisakarida (LPS) adalah komponen utama dari dinding sel bakteri Gram-negatif, yang merupakan bakteri utama dalam saluran pencernaan dan faktor peradangan yang kuat dan jumlahnya dapat diukur dalam plasma darah. Jumlah kadar LPS dalam darah dapat mencerminkan tingkat perpindahan bakteri tersebut yang sebanding dengan tingkat kerusakan saluran pencernaan pada pasien dengan infeksi kronis, terutama pasien dengan infeksi HIV. Bakteri Eschericia coli (E. coli) yang patogen dengan menggunakan lipopolisakarida yang dimiliki mampu merusak lapisan epitel usus pada ikatan antar sel epitel yang kuat (tight junction) saat menginfeksi saluran pencernaan.

Terapi antiretroviral (ARV) pada pasien dengan infeksi HIV telah dikenal untuk menekan replikasi virus dan memperbaiki jumlah sel T CD4+. Namun, ARV saja telah terbukti tidak mampu memperbaiki kerusakan struktural dan mekanisme pertahanan saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama perpindahan mikroba dan kemudian merangsang aktivasi kekebalan kronis.

Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa suplementasi probiotik pada pasien HIV yang sedang mendapat terapi ARV mampu meningkatkan kesehatan sistem pencernaan dan kemajuan perbaikan jangka panjang penyakit pasien. Suplementasi tersebut dikatakan berkontribusi pada perbaikan kerusakan pada ikatan antar sel epitel usus setelah paparan LPS dari bakteri E. coli.

Probiotik adalah mikroorganisme yang apabila dikonsumsi dalam jumlah optimal dapat memberikan manfaat kesehatan bagi inangnya. Probiotik mampu berperan dalam mengurangi permeabilitas lapisan epitel, menurunkan peradangan sistemik dan mukosa terkait sistem imun humoral dan sistemik, serta membantu mengurangi pertumbuhan dan perpindahan mikroba patogen.

Probiotik Lactobacilus plantarum IS-10506 telah diteliti dan terbukti dapat menurunkan tingkat LPS darah pada anak yang terinfeksi HIV dan sedang menjalani terapi ARV setelah enam minggu pemberian suplementasi. Probiotik Lactobacilus plantarum IS-10506 berpotensi kuat untuk digunakan sebagai suplementasi pada anak yang terinfeksi HIV yang sedang mendapat terapi ARV. Penelitian lain juga telah membuktikan suplementasi probiotik selama 16 minggu mampu menurunkan tingkat perpindahan mikroba dari saluran cerna ke sirkulasi sistemik pada pasien yang terinfeksi HIV dewasa yang bahkan tidak mendapat terapi ARV. Bukan hanya tingkat perpindahan mikroba, studi tersebut juga menemukan jumlah bakteri patogen menurun pada saluran penceraan pada pasien yang terinfeksi HIV.

Sebuah penelitian telah mencatat penurunan jumlah sel plasma penghasil IgA (Immunoglobulin A) di usus besar dan usus halus pada pasien dengan HIV-positif relatif terhadap pasien bukan infeksi HIV. Atas dasar tersebut diperkirakan bakteri dapat melakukan perpindahan dari rongga saluran pencernaan ke dalam sirkulasi darah sistemik dan kemudian dapat mengaktifkan sistem kekebalan sistemik kronis dan inflamasi persisten. Sehingga dinyatakan teori bahwa enteropati tak hanya terkait dengan kerusakan struktur lapisan epitel, namun dapat terkait dengan tingkat sIgA (Secretory Immunoglobulin A) yang diproduksi sel plasma pada lapisan epitel usus, namun teori tersebut masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. 

Hasil analisis yang ditemukan dalam penelitian ini, setelah pemberian suplementasi probiotik Lactobacilus plantarum IS-10506 selama 6 minggu, sIgA tidak menunjukkan peningkatan signifikan yang berkorelasi terhadap penurunan signifikan tingkat LPS darah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa probiotik mengurangi tingkat LPS melalui jalur yang tidak melibatkan sIgA. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa probiotik tidak mempengaruhi sistem kekebalan sistemik kronis yang dicerminkan dari jumlah T CD4 + absolut, persen CD4, jumlah sel T CD8 + absolut, dan Rasio sel T CD4 + / CD8 + pada pasien yang terinfeksi HIV.

Studi ini menunjukkan tidak ada efek samping serius yang dapat diamati, perubahan klinis yang memburuk, sepsis, bakteremia, atau respons inflamasi akut setelah pemberian suplementasi probiotik Lactobacilus plantarum IS-10506 pada anak yang terinfeksi HIV selama 6 minggu. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa pasien dengan infeksi HIV tidak menimbulkan efek samping yang signifikan terhadap pemberian prebiotik, probiotik, dan sinbiotik. Pada sebagian kecil kasus dilaporkan probiotik hanya menimbulkan sedikit ketidaknyamanan perut dan perut kembung. 

Dapat disimpulkan probiotik mampu menurunkan tingkat LPS darah pada anak terinfeksi HIV yang sedang mendapat terapi ARV, namun tidak mempengaruhi respon imun mukosa humoral dan respon imun sistemik. Probiotik dapat diberikan sebagai suplementasi  pada pasien terinfeksi HIV. (*)

Penulis: Dr. Alpha Fardah Athiyyah, dr., Sp.A(K)

Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RSUD Dr. Soetomo, Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, Surabaya, Indonesia.

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

http://ijm.tums.ac.ir/index.php/ijm/article/view/2077

Athiyyah A, Brahmantya H, Dwiastuti S, Darma A, Puspitasari D, Husada D, Ranuh R, Endaryanto A, Surono I, Sudarmo S. Effect of Lactobacillus plantarum IS-10506 on blood lipopolysaccharide level and immune response in HIV-infected children. Iran J Microbiol. 11(2):137-144.

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).