Dr. Imam : Tenaga Kesehatan Tidak Akan Terganti Oleh Teknologi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr. Iman Susilo sedang bersiap menyampaikan materi didampingi dengan moderator Erlita Puspitasari

UNAIR NEWS – Perkembangan teknologi di abad ke-21 yang begitu pesat tentu memiliki sisi positif dan negatif. Sisi positif tentunya yaitu gene editing dengan CRISPR, dan stem cell. Di sisi lain, banyak sekali penyakit-penyakit baru muncul dan berkurangnya tenaga kerja karena telah tergantikan oleh teknologi. Namun, apakah tenaga kesehatan akan dapat digantikan oleh teknologi yang semakin canggih?

Seminar Nasional itu digelar di Aula Kahuripan Lt.3 Gedung Rektorat, Universitas Airlangga Kampus C oleh Himpunan Mahasiswa (HIMA) Teknologi Laboratorium Medis Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR) pada hari Minggu (8/9/2019) dengan judul “Seminar Ilmiah Kesehatan Ahli Laboratorium Klinik 2019” atau SIKLIK 2019. Seminar itu  juga menghadirkan narasumber lain seperti Dr. Rahayu Anggraini, Anik Widyastutik, S.Si., dan Dr. Juliana Christyaningsih untuk membahas teknik pengerjaan sampel, keselamatan kerja, dan prospek ATLM (Ahli Tenaga Laboratorium Medis) dalam perspektif kolegium.

Dr. Imam Susilo, dr. mengatakan bahwa menilai tenaga kesehatan akan terus dibutuhkan walaupun sudah memasuki industry revolution 5.0. Walaupun demikian, kuota tenaga sumber daya manusia yang dibutuhkan juga tidak besar.

“Jangan senang dulu, hanya tenaga kesehatan yang kompeten yang dapat bertahan dan terus dibutuhkan,” tutur dokter jebolan UNAIR itu.

Dalam seminar yang bertajuk “Prospek dan Kinerja Baru MLT (Teknisi Laboratorium Medis) dalam Anatomi Patologi untuk Pengembangan Keterampilan dalam Masyarakat Terbaru Sistem Laboratorium Medis,” Dr. Imam menilai bahwa peran MLT dalam dunia kesehatan itu penting, utamanya dalam bidang patologi anatomi. Patologi anatomi adalah spesialisasi medis yang berurusan dengan diagnosis penyakit di tubuh manusia. Bagaimana tidak, dengan munculnya banyak teknologi canggih yang dapat menyembuhkan penyakit yang sebelumnya mustahil disembuhkan, tentunya diperlukan pula seseorang yang kompeten untuk mengoperasikannya.

Sebagai ahli dan konsultan dalam bidang patologi anatomi, ia juga memaparkan seberapa jauh teknologi kesehatan telah berkembang dan apa dampak nilai ekonomis yang bisa didapat dari itu. Walaupun demikian, ia berpesan kepada para peserta untuk menggunakan skill mereka untuk mengabdikan dirinya kepada masyarakat, bukan ekonomi, dan tetap updated dengan teknologi.

“Tenaga kesehatan tidak akan terganti oleh teknologi, tapi tanpa teknologi, tenaga kesehatan akan tertinggal,” tutupnya.

Penulis : Pradnya Wicaksana

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).