UNAIR Gelar Pelatihan Leadership bagi Mahasiswa Asing

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Airlangga Mobility 2019 (Airmob) menggelar summercamp yang diperuntukkan bagi mahasiswa asing asal Brunei dan Taiwan. Acara itu digelar untuk melatih manajemen, leadership, serta pengenalan budaya nasional Indonesia.

Airmob merupakan acara yang diselenggarakan oleh Airlangga Global Engagement (AGE) pada awal September ini. Dihadiri oleh 16 mahasiswa asing dari Universitas Brunei Darussalam, Providence University, Feng Chin University, serta Asia University. Empat universitas tersebut merupakan universitas yang menjalin kerja sama partnership dengan UNAIR.

Prof. Dr. Ni Nyoman Tri Puspaningsih M.Si selaku direktur eksekutif AGE menuturkan bahwa program tersebut ditujukan untuk mempererat koneksi internasional baik bagi UNAIR maupun para mahasiswanya. “Output utama dari program ini adalah wawasan internasional bagi mahasiswa UNAIR, khususnya bagi mereka yang belum berkesempatan ke luar negeri. Itu sebabnya kami menjaring lima anak Unair untuk berpartisipasi. Yang kedua tentunya diharapkan nama UNAIR semakin dikenal di kancah internasional,” tuturnya.

Dari sekian banyak agenda kegiatan, salah satu agenda utama dari Airmob adalah workshop mengenai Leadership and Management yang diisi oleh dosen Psikologi, Dimas Aryo Wicaksono, S.Psi., M.SC. Dalam workshop tersebut para mahasiswa dibekali mengenai bagaimana cara mengenali serta memanajemen potensi diri dalam konsep kepemimpinan.

Salah seorang peserta workshop Tan Jia Wen asal Universitas Brunei Darussalam menuturkan bahwa program itu memberikan pengetahuan serta keahlian baru mengenai bagaimana cara untuk memimpin, sebagaimana yang ia harapkan saat kali pertama mendaftar pada program Airmob.

Selain agenda pelatihan kepemimpinan dan manajemen, Prof Nyoman menuturkan bahwa AGE juga menyisipkan beberapa agenda yang menarik bagi mahasiswa asing. Di antaranya pelatihan membatik, gamelan, serta pengenalan bahasa Indonesia. 

Kuan-Ying Huang, salah seorang peserta program, mengungkapkan bahwa sesi pengenalan terhadap gamelan dan batik berhasil menarik minatnya. “Di Taiwan, dalam acara formal seperti pernikahan, kami tidak punya hal-hal tradisional yang biasa ditampilkan. Acara formal hanya diisi dengan musik populer masa kini. Saya melihat gendang dan batik sebagai suatu hal yang sangat menarik,” ungkap mahasiswa asal Asia University tersebut.

Melalui program ini Prof Nyoman menuturkan bahwa UNAIR berusaha untuk selalu terbuka pada kerja sama asing yang melibatkan kunjungan serta pertukaran mahasiswa asing. Bukan hanya universitas dari Taiwan dan Brunei, tetapi juga universitas-universitas lain secara global. (*)

Penulis: Intang Arifia

Editor: Feri Fenoria Rifa’i

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).