Pakar Ekonomi UNAIR Ungkap Dampak Positif Pemindahan Ibu Kota ke Kaltim

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
M. Khoirul Mubin, S.E., M.Sc Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisinis UNAIR

UNAIR NEWS – Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan rencana pemindahan ibu kota ke Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Lokasi ibu kota baru tersebut tepatnya berada di sebagian Kabupaten Penajam Paser Utara dan sebagian Kabupaten Kutai Kartanegara. Berbagai kajian mendalam terkait rencana pemindahan ibu kota tersebut tengah ramai diperbincangkan publik.

M. Khoirul Mubin, SE., M.Sc., mengungkapkan bahwa pemindahan ibu kota ke Kaltim bukanlah pekerjaan yang tidak ada manfaatnya. Dengan pemindahan ibu kota ini, diharapkan ke depan akan memberikan efek pemerataan pembangunan dan aktivitas ekonomi.

“Selama ini kan sering disampaikan bahwa pembangunan di Indonesia itu tidak merata, hanya terpusat di Pulau Jawa. Nah ini adalah salah satu langkah pemerintah untuk memunculkan sumber pertumbuhan baru, aktivitas ekonomi baru,” ungkap Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga (UNAIR) itu.

Menurutnya, pemindahan ibu kota juga akan diikuti oleh perpindahan penduduk ke Kaltim. Perpindahan penduduk ini akan meningkatkan aktivitas ekonomi dan demand (permintaan) di daerah Kaltim. Dengan demikian, akan ada usaha-usaha baru yang dibuka untuk memenuhi permintaan tersebut.

“Pemindahan ibu kota ke Kaltim ini seolah menjadi magnet bagi perpindahan penduduk,” tambahnya.

Mubin, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa pemindahan ibu kota ke Kaltim juga akan berdampak baik pada pendidikan. Pendidikan-pendidikan yang ada di Kaltim akan mendapat perhatian lebih dari pemerintah. Sehingga ke depan diharapkan pendidikan di Kaltim akan menjadi lebih berkualitas.

“Biar tidak hanya di Jakarta saja yang berkualitas,” imbuhnya.

Mubin menuturkan bahwa pemindahan ibu kota juga akan diikuti oleh pembangunan gedung-gedung pemerintahan baru. Dalam proses pembangunan tersebut pastinya akan membutuhkan bahan baku konstruksi dan tenaga kerja yang banyak.

“Bahan baku konstruksi seperti semen, batu bata, dan lainnya nantinya pasti akan diambil dari daerah sekitar Kaltim. Tenaga kerjanya pun akan direkrut dari Kaltim,” tuturnya.

Saat tenaga kerja dari Kaltim ini mendapatkan gaji, mereka akan membelanjakan uangnya di daerah Kaltim pula. Pegawai pemerintahan beserta keluarganya yang pindah ke Kaltim juga akan meningkatkan demand di daerah Kaltim. Nantinya pasti akan muncul usaha-usaha baru untuk melayani kebutuhan-kebutuhan dari tenaga kerja dan pegawai pemerintahan tersebut.

“Dan nantinya aktivitas ekonomi di Kaltim akan ter-multiplier. Setelah ibu kota (di Kaltim) nanti beroperasi, dampak multiplier terhadap aktivitas ekonomi masyarakat Kaltim pasti akan tumbuh,” ungkapnya.

Mubin menilai saat ini semua aktivitas ekonomi terpusat di Jakarta. Termasuk di dalamnya ialah pusat pemerintahan dan pusat aktivitas bisnis masih terfokus di Jakarta.

“Nah, ke depan mungkin aktivitas bisnis tetap ada di Jakarta, sedangkan aktivitas ekonomi bisa dipisah ke Kaltim,” tutupnya. (*)

Penulis : Sandi Prabowo

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).