Mengatasi Xeroderma pigmentosum, Penyakit Kulit Langka pada Anak-anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi anak-anak. (Sumber: Alodokter)

Xeroderma Pigmentosum (XP) adalah kelainan fotosensitif genetik yang menunjukkan kerentanan terhadap kanker kulit akibat tubuh terpapar sinar matahari.

Perubahan kulit menunjukkan gejala yang paling penting dan bermanifestasi sebagai kulit yang kemerahan, bintik bintik kehitaman. Perubahan kulit akibat paparan sinar matahari secara terus menerus tanpa perlindungan akan menyebabkan keganansan kulit khususnya karsinoma sel skuamosa. Selain kulit, XP juga melibatkan organ tubuh yang lain terutama bagian tubuh yang terkena sinar matahari seperti kepala dan leher.

Bagaimana penyakit ini dapat terjadi?

XP adalah kelainan genetik yang bersifat resesif autosomal yang langka. Kelainan ini ditandai dengan gagalnya perbaikan DNA yang menyebabkan hipersensitivitas klinis dan seluler terhadap radiasi ultraviolet dan agen karsinogenik. Penyakit ini pertama kali dijelaskan pada akhir abad ke-19 oleh Moritz Kaposi, seorang dokter kulit yang menggambarkan gangguan fotosensitifitas parah yang disertai dengan perubahan warna kulit.

Sinar ultraviolet (UV) terdiri dari spektrum UV A dan spektrum UV B, dimana UVB memainkan peran penting dalam etiologi XP. Radiasi UV menyebabkan kerusakan dalam DNA, terutama cyclobutane pyrimidine dimers (CPDs) dan 6-pyrimidine-4-pyrimidone, selanjutnya menyebabkan kematian sel, mutagenesis, karsinogenesis, dan penuaan sel.

XP adalah gangguan resesif autosom akibat mutasi pada salah satu dari delapan gen. Gen-gen ini mengembalikan kerusakan DNA yang disebabkan oleh radiasi UV dengan proses yang dikenal sebagai perbaikan eksisi Nukleotida Excicion Repair (NER). Pasien XP mengalami mutasi pada satu atau lebih gen NER, yang menyebabkan kerusakan molekuler pada mekanisme perbaikan DNA seluler dan hipersensitif terhadap radiasi UV. Akibatnya, terjadi akumulasi kerusakan DNA akibat UV yang tidak diperbaiki, yang menyebabkan kematian sel dan berkontribusi terhadap percepatan penuaan kulit  dan berkembang menjadi keganasan.

XP cenderung menyebabkan beberapa neoplasma kulit pada usia muda. Dua penyebab penting kematian adalah keganasan kulit yang akhirnya bermetastase. Kondisi ini disebabkan oleh hipersensitivitas kulit yang disebabkan oleh ultraviolet. Hasil lain dari paparan ultraviolet adalah kemungkinan perubahan kulit degeneratif dan proliferatif, termasuk bercak kulit yang kehitaman, atrofi kulit, poikiloderma, dan keratosis aktinik.


Xeroderma pigmentosum pada anak laki laki usia 9 tahun

Seorang anak laki-laki berusia sembilan tahun datang berobat ke unit rawat jalan RSUD dr. Soetomo Surabaya dengan keluhan muncul bercak kehitaman pada kulit pada wajah, leher, dan badan, sejak usia sembilan bulan. Bercak kehitaman awalnya muncul di wajahnya kemudian menyebar ke leher, serta kedua lengan dan kakinya.

Bercak kehitaman makin meluas dan memburuk setelah terpapar sinar matahari, terutama di area tubuh yang sering terpapar sinar matahari seperti wajah, tangan, dan kaki. Pasien juga mengeluhkan  mata merah dan berair di matanya selama sekitar satu tahun dan dalam dua minggu terakhir keluhan makin memberat. Pada bagian leher tampak sebuah benjolan berukuran kurang kebih 7×7 cm, permukaanya kemerahan, disertai keluarnya darah, mengeluarkan bau yang tidak sedap, dan mudah berdarah bila disentuh.

Penyakit ini merupakan penyakit karena kelainan genetik, pernikahan sedarah merupakan faktor yang dapat menyebabkan terjadinya penyakit ini. Pasien ini menunjukkan adanya pernikahan sedarah antara ayah dan ibu pasien, dimana ayah dan ibu pasien merupakan sepupu. Pada pemeriksaan umum, pasien tanpak pucat dan kekurangan berat badan jika dibandingkan dengan usianya. Riwayat imunisasi dan riwayat kelahiran tidak ada kelainan.

Selain kelainan pada kulit, anak ini juga memiliki gangguan pada matanya yaitu penurunan fungsi pandang, dan tampak jaringan berwarna putih yang menyebabkan ketajaman pandang menurun.  Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk menunjang diagnosis. Salah satunya dengan memeriksakan cairan dari mata pasien dan dilihat dibawah mikroskop menunjukkan adanya sel sel yang tidak normal. Pemeriksaan jaringan dilakukan pada benjolan di leher dan jaringan kulit.

Hasil dari pemeriksaan jaringan yang di ambil dari benjolan dileher menunjukkan adanya sel sel yang tidak normal dan di diagnosa sebagai karsinoma sel skuamosa yang merupakan salah satu dari keganasan pada kulit. Berdasarkan pemeriksaan jaringan kulit, didapatkan hasil sesuai dengan XP, terapi untuk kasus seperti ini melibatkan beberapa multidisiplin seperti bagian onkologi pediatrik dan mata.

Pemberian kemoterapi diputuskan untuk diberikan pada pasien ini dengan tujuan pengurangan besar tumor atau benjolan yang ada di leher. Tidak ada terapi khusus yang diberikan untuk kelainan kulit pada pasien ini. Pemberian pelembab, menghindari sinar matahari, memakai tabir surya dan pelindung, merupakan saran yang dapat kita berikan untuk pasien ini. (*)

Penulis: Iskandar Zulkarnain

Informasi detail dari case report ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://www.pagepress.org/journals/index.php/dr/index Bernadya Yogatri Anjuwita Saputri,Iskandar Zulkarnain. Xeroderma pigmentosum with ocular involvement and squamous cell carcinoma: a case report.Dermatology Report 2019;11(s1):8082. doi:10.4081/dr.2019.8082

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).