Sinergisitas Lintas Sektor Kunci Keberhasilan Pengmas di Ponpes Al-Fithrah Surabaya

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Pulung Siswantara, S.KM., M.Kes., saat menyampaikan materi. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Pondok pesantren adalah salah satu setting promosi kesehatan yang unik. Ini dikarenakan basis pemberdayaan yang digunakan adalah berbasis Agama. Hari Jumat, 23 Agustus 2019 bertempat di Aula Pendopo di Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah Surabaya telah diselenggarakan Program Pengabdian Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. Tema kali ini adalah Capacity Building bagi provider dan decision maker program Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren).

“Tahun-tahun sebelumnya sasaran pengmas pada santri, tahun ini sasarannya pada pngurus pondok dan ustadz-ustadzahnya. Supaya semua terlibat dalam keberhasilan program Poskestren,” jelas dari Ketua Pengmas, Dr. M. Bagus Qomaruddin, Drs., M.Sc.

Kegiatan pengmas kali ini tidak hanya difasilitasi dari tim Pengmas FKM, tapi juga ada narasumber dari Puskesmas Tanah Kalikedinding, GAIN bahkan pengurus pondok dan santri husada juga mengisi rangkaian kegiatan.

“Sebelum hari ini, kami juga diskusi kepada pimpinan pondok kira-kira teknis kegiatan pengmas hari ini bagaimana. Salah satu hasilnya adalah souvenir paket personal hygiene,” ungkap Pulung Siswantara, S.KM., M.Kes.

Dalam kesempatan itu, Pulung menyampaikan materi strategi promosi kesehatan pemberdayaan, bina suasana dan avokasi. Harapan Pulung, materi ini bisa menjadi motivasi para ustadz dan pengurus pondok untuk menjadi promotor kesehatan juga.

Roadmap program pengmas yang dilakukan tim benar-benar direncanakan dan dikoordinasikan dengan sasaran. Sasaran menjadi subjek program dan mengajak semua sektor yang punya andil dalam keberhasilan program. Rancangan program di Ponpes dimulai dari analisis situasi hingga ada prioritas masalah kesehatan, kebutuhan dan kapasitas pondok untuk menyelenggarakan program Poskestren.

Peran Puskesmas sebagai pendamping Poskestren, selalu rutin memberikan materiyang dibutuhkan santri husada. Puskesmas yang diwakili oleh dr Elly, pada kegiatan pengmas ini juga memberikan materi tentang Poskestren kepada Ustadz-Ustadzah dan pengurus pondok.

“Keberhasilan Poskestren juga menjadi tanggung jawab njenengan semua. Kesehatan di lingkungan pondok bukan hanya dilimpahkan ke santri husada tapi tugas kita semua” penjelasan dari dr Elly.

Pimpinan Pondok DR H. Musyafa’M.Th.I juga menegaskan bahwa almarhum Kyai dulu juga sangat memperhatikan kebersihan, buktinya beliaunya selalu membawa tempat semacam kantong plastik untuk meludah atau buang sampah.

“Beliaunya sangat tidak suka jika lingkungan pondok tidak bersih. Ini menunjukkan bahwa pesan menjaga kesehatan di lingkungan pondok sudah disampaikan oleh pendiri pondok. Semoga semua warga pondok selalu menjaga kebersihan pondok dan dirinya supaya ibadahnya juga lancar dan diterima oleh Allah,” harapnya.

Pengmas tahun ini juga nampak istimewa. Ini dikarenakan ada Emo-Demo yang diusung NGO GAIN yang kali ini memfasilitasi perlengkapannya. Ada 2 modul yang disampaikan, yaitu Cuci Tangan Pakai Sabun dan Membayangkan Masa Depan. Keterlibatan peserta pengmas menjadi kunci dalam metode ini.

Antusiasme peserta nampak ketika semua peserta aktif bermain dan pesan kunci juga dengan gamblang disampaikan oleh perwakilan peserta yang ikut bermain. Jadi koordinasi, advokasi dan kemitraan menjadi kunci keberhasilan dalam program pemberdayaan kesehatan yang diusung oleh tim Pengmas FKM yang terbentuk sejak tahun 2011.

Penulis: Tim Pengmas Ponpes Al Fitrah

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).