Bersihkan Karang Gigi Sebagai Pertahanan Antibodi pada Anak

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh titiknol

Bagi orang tua penyakit alergi pada anak menjadi momok yang lebih ditakuti dibandingkan penyakit infeksi. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi, mulai dari pemberian probiotik, imunoterapi, hingga seleksi dalam menghindari penyebab alergi. Namun, bagaimana jika penyebab alergi adalah tungau debu rumah yang banyak dijumpai di bantal, kasur, lemari, buku, dan pakaian ? Tentu sulit untuk menghindarinya. Dewasa ini, imunoterapi masih menjadi pilihan utama untuk alergi tungau debu rumah. Akan tetapi, biaya yang harus dikeluarkan orang tua sangat mahal dan tentu saja menjadi beban finansial tersendiri. Maka, diperlukanlah pendekatan yang berbeda, lebih mudah, murah, efektif dalam mencegah kekerapan alergi pada anak-anak.

Berangkat dari observasi anak-anak yang sering berobat di poli alergi umumnya memiliki karang gigi dan higiene mulut yang buruk. Maka dilakukanlah penelitian pendahuluan pada tikus. Beberapa kuman patogen di rongga mulut telah diteliti. Pada akhirnya, didapatkan kesimpulan bahwa salah satu kuman patogen rongga mulut yang paling jahat, Porphyromonas gingivalis memiliki kemampuan mencetuskan kejadian alergi dan menganggu daya tahan tubuh secara sistemik. Antibodi Immunoglobulin-E, sebuah mediator kekebalan tubuh, distimulasi oleh komponen dinding sel kuman patogen di atas. Sehingga menyebabkan keluarnya histamin secara berlebih dan memicu alergi secara cepat. (Nelwan dkk,2019: 113:89-98).

Oleh karena itu, tim peneliti dari UNAIR yang terdiri dari dokter gigi anak, dokter gigi biomaterial, dokter umum, dokter anak, dokter khusus alergi, peneliti epidemiologi, dan ahli biostatistik bergabung untuk mengadakan proyek uji klinis acak terkendali yang pertama kali di dunia. Untuk mengetahui hubungan antara pembersihan karang gigi dengan perbaikan antibodi pada anak dengan alergi tungau debu rumah. Setelah memperoleh sertifikat (20/Panke.KKE/I/2017), tim peneliti mendaftarkan protokol uji klinis ke pusat registrasi uji klinis (ISRCTN31416107). Melalui undangan, didapatkan 22 anak dengan penyakit karang gigi dan alergi tungau debu rumah yang mendaftarkan diri, di mana 10 anak sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan tim peneliti. Dengan melakukan alokasi secara acak, 5 anak dilakukan pembersihan karang gigi dan memantau kebersihan rongga mulut selama 6 bulan (1 Juli 2017-31 Desember 2017). Sedangkan 5 anak memperoleh terapi alergi standar. Enam bulan setelah uji klinis, angka kekerapan alergi dan beratnya alergi pada kelompok anak yang menjalani pembersihan karang gigi terbukti lebih baik dibandingkan dengan yang tidak mendapat pembersihan karang gigi. Hal ini juga ditunjukkan dengan adanya penurunan kadar immunoglobulin-E, antibodi penyebab alergi secara bermakna pada kelompok anak yang menjalani pembersihan karang gigi minimal 6 bulan. 

Terdapat hubungan yang cukup erat antara kebersihan rongga mulut dengan kekebalan tubuh secara sistemik. Orang tua perlu memiliki kesadaran mengenai kebersihan rongga mulut anaknya dengan mengetahui cara menyikat gigi yang benar, rutin mengecek karang gigi ke dokter gigi minimal 6 bulan sekali. Pembersihan karang gigi diharapkan dapat mengeliminasi atau mengurangi koloni Porphyromonas gingivalis yang menjadi pencetus alergi pada anak. Selain itu, melalui uji klinis diharapkan dapat menjadi pionir untuk inovasi penelitian lainnya dalam manajemen alergi pada anak. 

Penulis: Dr. Sindy Cornelia Nelwan, drg., Sp.KGA

Informasi detail dari uji klinis ini dapat dilihat pada tulisan kami di: https://doi.org/10.1142/S2214607519500020

Nelwan SC, Nugraha RA, Endaryanto A, Dewi F, Nuraini P, Tedjosasongko U, Utomo DH (2019).  Impact of Scaling and Root Planing on Level of Immunoglobulin-E and Immunoglobulin G4 in Gingivitis Children with House Dust Mite Allergy: A Pilot Randomised Controlled Trial. Singapore Dental Journal. 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).