Olah Air Limbah Melalui Batok Kelapa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Bebeje agribisnis

Pencemaran badan air dapat ditangani dengan penanganan limbah yang tepat sebelum dibuang ke badan air. Pengolahan air limbah secara anaerobic sering dipilih karena memiliki banyak keunggulan. Beberapa kelebihan dari pengolahan anaerobik seperti produksi lumpur sedikit, jumlah energi yang digunakan sedikit, serta adanya potensi energi yang dapat dihasilkan dalam bentuk lain. Pengolahan air limbah ini berpotensi dapat menghasilkan biogas. Stabilitas produksi biogas dalam pengolahan air limbah secara anaerobik dapat bekerja kurang optimal dikarenakan adanya gangguan bahan organik.

Penggunaan media dalam pengolahan limbah secara anaerobik merupakan salah satu upaya untuk menstabilkan proses anaerobic. Penyerapan bahan dapat mengganggu proses anaerob seperti ammonia yang tinggi (>1500 mg/l) atau bahan organic toxic yang dilakukan dengan penambahan media pada system pengolahan air limbah secara anaerobik. Selain itu, penggunaan media yang mempunyai biaya cukup terjangkau yaitu media arang aktif batok kelapa. Pohon kelapa adalah tanaman yang mudah dijumpai di daerah tropis maupun sub tropis. Buah kelapa pada umumnya setelah diambil daging kelapanya, batok atau tempurungnya dimanfaatkan kembali dan jika berlebih maka dibuang begitu saja. Sejauh ini pemanfaatan batok kelapa hanya digunakan sebagai arang, alat masak, dan media filter.

Batok kelapa yang sudah dipanaskan pada suhu diatas 500oC akan menjadi arang. Arang batok kelapa ini memiliki rongga pori yang besar sehingga memudahkan untuk menyerap polutan. Selain itu, agar arang batok kelapa menjadi optimal maka perlu adanya media adsorben dan kemudian arang dapat diaktifkan oleh asam maupun basa.

Pemanfaatan arang batok kelapa pada pengolahan air tentunya perlu memperhatikan aspek teknisnya. Aspek tingkat kejenuhan media adalah hal penting dalam penerapan arang batok kelapa di pengolahan limbah. Media yang sudah mengalami kejenuhan ini menunjukkan bahwa media saatnya dikeluarkan dari pengolahan air limbah dan diganti dengan media yang baru. Tiap media akan memberi respon tingkat jenuh yang berbeda terhadap parameter yang berbeda pula. Misal respon arang batok kelapa untuk menyerap bahan organik atau Chemical Oxygen Demand (COD) yang berbeda saat menyerap ammonia. Ukuran partikel dan komposisi dari kedua parameter tersebut akan menentukan seberapa lama arang batok kelapa dapat jenuh. Kondisi jenuh pada suatu media dapat ditunjukkan dengan nilai konsentrasi yang sama antara sebelum dan sesudah proses di waktu kontak tertentu.

Selain jenis parameter pada pengolahan air limbah, jenis aliran pada saat pengolahan air limbah, juga mempengaruhi tingkat kejenuhan sebuah media filter. Ada 2 jenis aliran air limbah yang umumnya digunakan yaitu batch dan air limbah yang diolah secara kontinyu. Penelitian tentang tingkat kejenuhan media arang batok kelapa dalam pengolahan air limbah secara anaerobic menunjukkan bahwa arang batok kelapa akan mudah jenuh dalam menyerap ammonia dengan kisaran waktu kontak 6 hari pada system batch dan 21 hari pada system kontinyu. Sedangkan arang batok kelapa memiliki kemampuan lebih lama dalam menyerap dan menyisihkan COD selama lebih dari 30 hari baik dengan kontinyu maupun batch. Hal ini menunjukkan bahwa arang batok kelapa akan bisa lebih lama digunakan jika untuk menyisihkan parameter COD.

Penulis : Nur Indradewi Oktavitri, S.T., M.T.

Artikel ilmiah populer ini disarikan dari artikel yang dipublikasikan di

http://www.envirobiotechjournals.com/article_abstract.php?aid=9338&iid=268&jid=4

Nur Indradewi Oktavitri, Hery Purnobasuki, Eko Prasetyo Kuncoro, Indah Purnamasari dan Semma Hadinnata. 2019. Modelling of Fixed Bed Anaerobic Reactor with Coconut Shell as Media for Clogging Assessment in Batch and Continuous System. Poll Res. 38 (March Suppl. Issue): 81-86(2019). Copyright©EM International ISSN 0257–8050 

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).