Meneropong Indahnya Perairan Pulau Tabuhan melalui Biodiversitas Makrobentos dan Phytoplankton

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Salah satu sudut pantai di Pulau Tabuhan. (Foto: Annur Ahadi)

Pulau Tabuhan merupakan pulau kecil yang terletak di perairan Selat Bali di desa  Bangsring Kecamatan Wongsorejo Kabupaten Banyuwangi. Pulau Tabuhan memiliki pasir berwarna putih, perairan yang jernih, dan pemandangan alam yang sangat menarik. Dari pulau ini kita bisa memandangi indahnya lanscape kota Banyuwangi dengan backgroud pegunungan.

Banyak wisatawan domestik dan mancanegara berkunjung ke pulau ini baik sekedar untuk berenang dan snorkling sampai menyelam. Di balik indahnya pulau ini ternyata menyimpan kekayaan biodiversitas biota perairan. Banyak peneliti mengidentikkan bahwa tingginya biodiversitas mengindikasikan kekayaan suatu tempat. Kekayaan ini pastinya memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar.

Kekayaan biodiversitas perairan biasanya ditunjukkan dari  keberadaan komonitas Makrobentos dan Phytoplanktoon yang bervariasi. Makrobentos memiliki faktor pembatas untuk hidup. Faktor pembatas tersebut antara lain ketersediaan air, substart, kualitas perairan, dan ketersediaan pakan.

Lingkungan yang ideal menyebabkan bodiversitas dari makrobentos menjadi tinggi. Semakin rendah kualitas suatu perairan, maka biodiversitas akan semakin rendah dan terjadi dominasi oleh spesies tertentu. Dominasi spesies makrobentos disebabkan spesies tersebut dapat mentoleransi kualitas perairan yang buruk.

Berdasarkan cara makannya, makrobentos dikelompokkan menjadi dua. Pertama, Filter feeder, yaitu hewan bentos yang mengambil makanan dengan menyaring air. Kedua, Deposit feeder, yaitu hewan bentos yang mengambil makanan dalam substrat dasar. Kelompok pemakan bahan tersuspensi (filter feeder) umumnya tedapat dominan disubstrat berpasir misalnya moluska-bivalva, beberapa jenis echinodermata dan crustacea.

Berdasarkan keberadaannya di perairan, makrobentos digolongkan menjadi kelompok epifauna, yaitu hewan bentos yang hidup melekat pada permukaan dasar perairan, sedangkan hewan bentos yang hidup didalam dasar perairan disebut infauna. Tidak semua hewan dasar hidup selamanya sebagai bentos pada stadia lanjut dalam siklus hidupnya. Komunitas bentos dapat juga dibedakan berdasarkan pergerakannya, yaitu kelompok hewan bentos yang hidupnya menetap (bentos sesile), dan hewan bentos yang hidupnya berpindah-pindah (motile).

Phytoplankton adalah organisme baik tumbuhan atau hewan yang umumnya berukuran relatif kecil, hidup melayang di air, tidak memiliki daya gerak sehingga sebarannya dipengaruhi oleh arus. Berdasarkan daur hidupnya plankton dibedakan menjadi dua yaitu plankton yang bersifat planktonik pada sebagian daur hidupnya.

Phytoplankton autotrof memiliki peranan sangat vital dalam jaring-jaring makanan, karena mampu mengonversi energi cahaya dan bahan anorganik menjadi organik. Peranan phytoplankton dalam ekosistem sungai sangat berarti. Phytoplankton merupakan produsen utama yang menopang kehidupan akuatik, penghasil oksigen utama, dan memiliki klorofil untuk fotosintesis.

Sampel Makrobentos dan Phytoplanktoon diambil dari perairan dan zona intertidal di pulau Tabuhan, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur. Sampel didokumentasikan dan kemudian diedentifikasi. Sampel Phytoplankton dianilisi Laboratorium bersama PDD Banyuwangi UNAIR dan Laboratorium Kualitas Air Shrimp Club Indonesia.

Biodiversitas Perairan Pulau Tabuhan

Komposisi atau  kelimpahan makrobentos bergantung kepada toleransi ataupun sensitifitasnya terhadap perubahan lingkungan. Keanekaragaman makrobentos di perairan intertidal pulau tabuhan menunjukkan Nilai indeks keanekaragaman pada makrobentos dalam kisaran rendah artinya jumlah individu dalam kondisi seragam tanpa ada individu yang mendominasi.

Hal ini bisa menunjukkan bahwa kondisi lingkungan dari parameter makrobentos perairan pulau tabuhan masih dalam kondisi  baik. Nilai indeks keseragaman menunjukkan Makrobenthos dan Phytoplankton dalam kondisi rendah yaitu mendekati nilai 0. Nilai indeks dominansi Makrobentos dan Phytoplankton dalam kriteria rendah yakni jauh dibawah 1.

Perairan intertidal di Pulau Tabuhan juga tidak ditemukan spesies yang menjadi indikator pencemar. Tidak adanya Makrobentos indikator pencemaran menunjukkan suatu perairan tersebut tidak mengalami pencemaran.

Keberadaan Phytoplankton di Pulau Tabuhan juga menunjukkan kisaran sedang. Juga tidak ditemukan spesies sebagai indikator pencemaran.  Perubahan terhadap kualitas perairan dapat ditinjau dari kelimpahan dan komposisi fitoplankton. Keberadaan fitoplankton di suatu perairan dapat memberikan informasi mengenai keadaan perairan. Phytoplankton merupakan parameter biologi yang dapat dijadikan indikator untuk mengevaluasi kualitas dan tingkat kesuburan suatu perairan bioindikator. (*)

Penulis : Annur Ahadi Abdillah

https://www.researchgate.net/publication/335060984_The_Important_Role_of_Macrobenthos_and_Phytoplankton_Biological_Indicators_in_Tabuhan_Island_East_Java_Indonesia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).