Kelola Sampah Domestik dengan Canangkan Program GELATIK di Desa Brenggolo

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
MAHASISWA PKL FKM UNAIR Bersama Ibu PKK Desa Brenggolo Bojonegoro. (Foto: istimewa)

UNAIR NEWS – Sejak dulu permasalahan kesehatan memang menjadi hal yang krusial dan harus di jaga oleh siapapun. Permasalahan yang timbul jika tidak segera diatasi dengan baik, maka akan semakin ganas dan menambah jumlah penderita.

Merespon fenomena tersebut mahasiswa PKL (Praktik Kerja Lapangan) Kelompok tujuh Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar program Gerakan Pengelolaan Sampah Plastik (GELATIK) di wilayah kerja Puskesmas Kalitidu, Desa Brenggolo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro sejak 3 Juli 2019 hingga 9 Agustus 2019.

Rica Naudita Krisna Setioningrum salah seorang anggota kelompok tujuh menjelaskan, program PKL ini dawali dengan mengidentifikasi masalah kesehatan yang ada di kawasan Desa Brenggolo. Tema yang diusung pada PKL FKM UNAIR 2019 kali ini yaitu 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK).

“Selain mengidentifikasi dan menganalisis penyebab masalah kesehatan beserta memprioritaskan masalah dan menemukan solusi alternatif masalah kesehatan. Pada setiap kegiatan, kami melibatkan beberapa pihak yang terkait seperti pemerintahan Desa Brenggolo, Tenaga Kesehatan Puskesmas Kalitidu, Bidan Desa Brenggolo, kader posyandu serta tokoh masyarakat lainnya,” tuturnya.

Masalah yang ditemukan yaitu belum adanya pengelolaan sampah domestik dengan baik dan benar. Mayoritas masyarakat masih mengelola sampah dengan cara dibakar. Padahal dari sisi kesehatan jika pembakaran sampah tidak terkontrol dapat mengganggu kesehatan. Salah satunya menimbulkan ISPA (Infeksi  Saluran Pernapasan Akut) yang dapat menyerang kelompok balita maupun baduta.

“Tiga kegiatan utama program kami yaitu pembentukan kader GELATIK dengan sosialisasi pengelolaan sampah yang bekerjasama dengan sanitarian Puskesmas Kalitidu, pelatihan pengelolaan sampah anorganik menjadi kerajinan yang bernilai guna, serta pengelolaan sampah organik menjadi kompos dengan metode Takakura,” tambahnya.

Selain itu kelompok tujuh juga melakukan kegiatan “sinau bareng” kader GELATIK yang rutin dilaksanakan pada acara tahlilan dan arisan warga Desa Brenggolo. Pada setiap kegiatan, program GELATIK terdiri dari monitoring dan evaluasi dari hasil pre-test dan post test pada sasaran program yang kemudian dibandingkan dengan indikator keberhasilan program.

Rica berharap semoga inovasi mahasiswa PKL FKM UNAIR seperti program GELATIK dapat terlaksana secara berkelanjutan di wilayah Desa Brenggolo dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Selain itu juga dapat berkontribusi dalam peningkatan kualitas kesehatan masyarakat.

“Harapan kedepannya Desa Brenggolo dapat menjadi contoh untuk daerah lain yang mempunyai potensi dan permasalahan sama, sehingga dapat mendukung intervensi spesifik dari berjalannya program 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan),” tutupnya. (*)

Penulis: Muhammad Wildan Suyuti

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).