Makanan Tinggi Kalori Berpotensi Tingkatkan Berat Badan Pada Remaja

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Haibunda

Obesitas atau kelebihan berat badan merupakan suatu kondisi terjadi akumulasi lemak berlebih di dalam tubuh dan mempunyai dampak buruk bagi kesehatan. Obesitas merupakan masalah kesehatan global dengan prevalensi meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskedas) tahun 2010 dan 2013, prevalensi remaja dengan gizi lebih usia 16-18 tahun dari 1,4 persen meningkat menjadi 7,3 persen dan provinsi Jawa Timur termasuk dalam 15 provinsi dengan prevalensi remaja gemuk usia 16-18 tahun yang melebihi dari nilai prevalensi nasional dengan angka  prevalensi sebesar 8,2 persen. Obesitas terjadi pada semua kelompok usia termasuk usia remaja. Obesitas pada usia remaja dapat berdampak pada penurunan prestasi akademik, gangguan kesehatan mental, hingga penyakit metabolik.

Obesitas dapat terjadi apabila asupan energi melebihi pengeluaran energi yang mengakibatkan ketidakseimbangan energi atau kalori. Zat gizi makro yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein merupakan penyumbang kalori dan makanan tinggi kalori. Hal ini terbukti menjadi salah satu penyebab obesitas. Beberapa hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan asupan zat gizi makro di akhir pekan dibandingkan hari biasa dan hal tersebut berkontribusi terhadap peningkatan berat badan.

Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak menuju dewasa yang ditandai dengan pengaruh lingkungan yang besar termasuk pada perubahan pola makan. Pengaruh teman sebaya dapat mempengaruhi perilaku makan remaja di perkotaan. Misalnya, kebiasaan makan di luar rumah khusunya saat akhir pekan. Akhir pekan biasanya dimanfaatkan oleh sebagian besar orang untuk refreshing dari pekerjaan dengan menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman dengan mengunjungi tempat makan seperti cafe dan restoran.  Hasil studi sebelumnya menunjukkan, pada akhir pekan restoran fast food mengalami peningkatan kunjungan dibandingkan dengan hari biasa yaitu dari 13,2% menjadi 18,7%. Asupan makan di akhir pekan umumnya mengandung lebih banyak kalori dengan kandungan lemak total lebih tinggi. Tingginya konsumsi makanan dan minuman yang dibeli di luar rumah menjadi hal yang sangat penting untuk memperhatikan asupan makanan saat akhir pekan sebagai pencegahan terhadap obesitas.

Studi ini dilakukan secara cross sectional tahun 2018 pada 82 remaja usia 16-18 tahun di SMAN di Surabaya dengan tujuan menganalisis perbedaan asupan makan saat hari biasa dan akhir pekan pada remaja putra dan putri di perkotaan. Dilakukan penilaian asupan makanan siswa pada hari biasa dan akhir pekan untuk mengetahui besar asupan energi, karbohidrat, lemak, dan protein. Dilakukan juga pengukuran status gizi dengan menimbang berat badan dan tinggi badan. Penimbangan berat badan dilakukan pada pagi hari dan akhir pekan untuk melihat selisih dan menilai apakah ada kenaikan berat badan saat akhir pekan.

Hasil studi menunjukkan, sebanyak 9,8% remaja tergolong gizi lebih dan 18,3% menderita obesitas. Rata-rata uang saku per hari sebesar 23 ribu rupiah dan 85% dengan aktifitas fisik rendah sampai sedang. Studi ini memperlihatkan terdapat peningkatan asupan energi di akhir pekan baik pada remaja laki-laki maupun perempuan dengan kenaikan rata-rata 35,05 kkal pada perempuan dan 34,33 pada laki-laki. Pada penelitian ini juga menunjukkan adanya peningkatan asupan karbohidrat saat akhir pekan sebesar 11,82 gram pada siswa perempuan dan 11,02 gram pada siswa laki-laki. Rata-rata asupan lemak di akhir pekan meningkat 3,15 gram pada siswa perempuan dan 2,85 gram pada siswa laki-laki. Rata-rata asupan protein di akhir pekan meningkat 0,03 gram pada siswa perempuan dan 10,25 gram pada siswa laki-laki.

Sebanyak 46 dari 82 siswa mengalami peningkatan berat badan saat akhir pekan. Rata-rata berat badan di akhir pekan meningkat 0,35 kg pada siswa perempuan dan 0,31 pada siswa laki-laki. Meskipun tergolong kecil, namun peningkatan asupan asupan energi dan zat gizi makro secara terus menerus dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang signifikan dalam setahun dan dapat berdampak pada perubahan meningkatnya status gizi berlebih pada remaja. Para remaja diharapkan dapat memperhatikan asupan makanan saat akhir pekan baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Penulis: Farapti, dr., M.Gizi

Informasi detail dari penelitian ini dapat dilihat pada artikel kami di

http://www.indianjournals.com/ijor.aspx?target=ijor:ijphrd&volume=10&issue=3&article=083

Syafira K, Farapti F (2019). The Different Intake of Energy and Macronutrient on Weekdays and Weekend among Adolescent in Urban City. Indian Journal of Public Health Research & Development, 10(3): 401-406. DOI Number: 10.5958/0976-5506.2019.00527.8

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).