Mahasiswa UNAIR Berikan Penyuluhan Soal Napza dan HIV/AIDS di Lima Sekolah di Jatim

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kegiatan MGS 2019 di salah satu SMA di Jawa Timur. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Unit Kegiatan Mahasiswa Peduli Penyalahgunaan Napza dan Penyebaran HIV/AIDS (UK-Mapanza) Universitas Airlangga (UNAIR) telah menyelenggarakan Mapanza Goes to School (MGS) 2019. MGS 2019 tersebut diselenggarakan saat awal tahun ajaran siswa dan bertepatan libur semester genap selama lima hari pada 15 hingga 19 Juli 2019.

Berbeda dari tahun sebelumnya yang hanya melakukan penyuluhan pada kota-kota di Surabaya saja, pada tahun ini penyuluhan MGS dilakukan di empat kota di Jawa Timur, yaitu Surabaya, Lamongan, Gresik, dan Sidoarjo.

Pada MGS 2019 melibatkan anggota dari UK-Mapanza sebagai tim penyuluh dan lima sekolah sebagai sasaran penyuluhan. Adapaun lima sekolah yang dituju antara lain SMA Yapita Surabaya, SMAN 1 Babat Lamongan, SMK Antartika 1 Sidoarjo, SMP Sepuluh Nopember Sidoarjo, dan SMAN 1 Cerme Gresik.

Amilatur Rohma (Amiratul) selaku Kadiv Penyuluhan UK-Mapanza menyampaikan bahwa tujuan dari diselenggarakannya MGS 2019 itu yakni memberikan pemahaman melalui penyuluhan tentang bahaya NAPZA dan seks bebas kepada pelajar sedini mungkin. Selain itu juga sebagai media untuk memotivasi kaum pelajar agar dapat berprestasi tanpa narkoba.

“Sudah banyak sekali berbagai kasus dan peristiwa penyalahgunaan NAPZA yang melibatkan pelajar, termasuk di Jatim,” kata Amiratul saat ditanyai latar belakang dari pelaksanaan MGS 2019 tersebut.

Ia juga menambahkan bahwa harapannya dengan diselenggarakannya MGS 2019 dapat sedikit banyak mengedukasi dan memberikan wawasan sedini mungkin dan dapat memahami bahaya dari penyalahgunaan NAPZA dan seks bebas sehingga pelajar dapat menjauhinya.

Amiratul juga menyampaikan bahwa dalam pelaksanaan MGS 2019 terdiri dari beberapa kegiatan. Di antaranya memberikan penyuluhan melalui slide presentasi dan selebaran poster. Selain itu juga dilaksanakan sesi motivasi kemudian interaksi tanya jawab. Selanjutnya memberikan doorprize bagi siswa yang aktif dan penghargaan kepada sekolah, dan terakhir silaturahmi dengan sekolah.

“Tidak ada kendala berarti, Cuma ada sekolah yang tidak dapat dimasuki untuk penyuluhan karena sudah ada materi sejenis yang diberikan di sekolahnya,” ujar Amiratul saat menyampaikan terkait kendala saat tim terjun ke lapangan. Mempersiapkan dengan lebih matang dan melakukan pendekatan persuasif ke sekolah adalah hal yang dapat dilakukan untuk kegiatan selanjutnya, kata Amiratul menambahkan.

Kegiatan MGS 2019 di salah satu SMA di Jawa Timur. (Foto: Istimewa)

Menurut Amiratul banyak hal-hal positif dalam terselenggaranya kegiatan MGS 2019 tersebut. Kadiv Penyuluhan UK-Mapanza tersebut menyampaikan bahwa menyuluh anak SMP maupun SMA adalah hal yang menyenangkan karena saat penyuluhan selain sangat serius saat menerima materi tidak sedikit juga bercandanya. Amiratul juga menambahkan mereka (Red, pelajar SMP/SMA di MGS 2019) sangat antusias dengan kedatangan tim.

“Menyenangkan bisa berbagi dan sharing dengan adik-adik penerus generasi bangsa,” kata Amiratul.

“Harapannya kedepan dari terselenggaranya MGS 2019 tersebut yaitu bisa lebih banyak sekolah lagi yang diberi penyuluhan dan lebih banyak lagi kota yang dikunjungi, tidak hanya di Jatim,” imbuhnya. (*)

Penulis: Dhea Meidiana

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).