Transformasi Website Perpustakaan Dukung Inovasi dan Invensi Pengetahuan

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustasi: Sevima

Perpustakaan umum sudah lama menjadi sumber pengetahuan bagi masyarakat tanpa terkecuali. Perubahan fungsi perpustakaan dari tempat berbagi informasi menjadi tempat penciptaan pengetahuan mengharuskan perpustakaan untuk berbenah. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu banyak dilakukan perubahan. Mulai dari sumber informasi yang saat ini masih berorientasi pada koleksi cetak menjadi koleksi digital, perubahan hak kepemilikan menjadi hak akses, merubah website perpustakaan menjadi one stop shoping portal, dimana pengguna dapat mendapatkan informasi namun juga dapat berbagi pengetahuan dengan pengguna lainnya.

Bagaimana kondisi perpustakaan umum saat ini? Perpustakaan umum atau dikenal dengan nama resmi Dinas Perputakaan dan Kearsipan di Indonesia masih banyak yang fokus pada penyediaan ruangan dengan koleksi cetak mulai dari buku, majalah, dan surat kabar. Perpustakaan juga menyediakan ruangan untuk komunitas, layanan baca, dan beberapa koleksi digital.

Perpustakaan umum di level provinsi rata-rata sudah memiliki website perpustakaan. Namun, hampir semua website perpustakaan umum di 34 provinsi masih berupa website statis yang hanya memberikan informasi satu arah kepada pengguna. Layanan digital hampir tidak dapat ditemui pada perpustakaan umum tersebut. Sumber informasi pada web perpustakaan umum ini hanya menunjukkan katalog (OPAC) saja, tidak terdapat layanan digital referensi, dan layanan digital lainnya.

Jumlah penduduk Indonesia yang cukup besar dan tersebar dari Sabang hingga Merauke. Wilayah yang luas tersebut memiliki kompleksitas yang berbeda. Ditambah, begitu vital peranan perpustakaan umum untuk pembangunan human capital agar memiliki daya saing dan melek pengetahuan, serta tuntutan global dimana kreatifitas dan inovasi merupakan kunci utama kesuksesan suatu bangsa. Maka sudah seharusnya perpustakaan umum bertransformasi dari menyediakan informasi melalui website statis menjadi portal pengetahuan.

Portal perpustakaan umum untuk mendorong inovasi dan invensi pengetahuan berarti jangkauan bisa meluas di seluruh Indonesia. Mengingat, perpustakaan umum tersedia di seluruh provinsi, kota, kabupaten, hingga desa. Jika layanan perpustakaan umum secara digital dapat dimanfaatkan, diharapkan mampu meningkatkan inovasi masyarakat.

Survey dilakukan pada 34 website Dinas Perpustakaa Provinsi (perpustakaan umum) dengan periode waktu dari 1 – 15 Agustus 2017. Adapun fokus survey adalah untuk melihat ketersediaan koleksi digital secara online, ketersediaan layanan digital seperti chat dengan pustakawan, ketersediaan sumber informasi external terpercaya, dan ketersediaan forum pengguna untuk berdiskusi.

Berdasarkan hasil web survei mengenai website perpustakaan provinsi, menghasilkan data sebanyak 55% atau 19 perpustakaan umum di tingkat provinsi tidak memiliki website. Sedangkan dari perpustakaan yang memiliki website, 26 persen sudah memiliki OPAC meskipun hanya berisi deskripsi koleksi, dan hanya 6 persen atau 1 perpustakaan saja yang sudah memiliki koleksi digital yang dapat di akses oleh anggotanya. Perpustakaan itu yakni Perpustakaan Provinsi Kalimantan Timur dengan aplikasi ikaltim. Hampir semua perpustakaan tidak memiliki layanan digital seperti chat dengan pustakawan, layanan sumber informasi external, dan forum pengguna.

Website perpustakaan umum provinsi tersebut terdiri dari informasi mengenai profil perpustakaan, jenis layanan yang diberikan, koleksi yang dimiliki, jam buka layanan, struktur organisasi, serta event dan berita terkait perpustakaan. Ada beberapa perpustakaan yang sudah memasukkan layanan digital seperti perpustaan Jawa Timur dengan koleksi local content Jawatimuran yang dapat diakses secara online, dan perpustakaan Kalimantan Timur dengan Pustaka Borneo, Perpustakaan Digital ikaltim, dan katalog bersama.

Melihat kondisi website perpustakaan umum tersebut, transformasi website statis menjadi sebuah portal pengetahun. Sebuah portal pengetahuan harus mampu menjadi tempat dimana pengetahuan dan inovasi tercipta.

Fitur yang harus ada dalam portal antara lain mampu memfasilitasi proses akuisisi/penciptaan pengetahuan, penyimpanan pengetahuan, penyebaran pengetahuan, aplikasi pengetahuan, dan berbagi pengetahuan. Melalui portal ini, pengguna dapat memperoleh informasi dan pengetahuan dari berbagi sumber. Seperti e-book, sosial media, internet, dan dari pengguna lainnya. Dengan begitu, pengguna dengan mudah dan cepat mengakses pengetahuan yang sesuai dengan kebutuhannya.

Selain itu, pengguna juga dapat menuangkan idenya ke dalam portal untuk dimanfaatkan oleh anggota lain. Selanjutnya, pihak perpustakaan juga dengan mudah untuk mengetahui kebutuhan pengguna melalui feedback yang mereka berikan. Framework dari portal pengetahuan terdiri dari e-reosurces, user needs, kerjasama, internet resources, OPAC terintegrasi, dan kolaborasi.

Inovasi akan tercipta jika seseorang memiliki akses yang mudah terhadap pengetahuan. Dengan pengetahuan tersebut, seseorang dapat memperoleh inspirasi yang dapat menjadi modal untuk penemuan baru. Namun di Indonesia, tidak banyak lembaga informasi terpercaya. Adanya kesenjangan akses terhadap sumber informasi dan penguasaan teknologi menjadi kendala dalam proses penciptaan inovasi.

Dengan dukungan penuh dari perpustakaan di tingkat provinsi yang bergerak dan bertransformasi bersama di seluruh Indonesia, diharapkan mampu memberikan wadah terciptanya inovasi dan invensi pengetahuan secara merata bagi seluruh masyarakat. (*)

Penulis: Nove E. Variant Anna

Full artikel dapat diakses di https://www.researchgate.net/publication/328390748_Transformation_of_public_library_websites_in_Indonesia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).