Penggunaan Korpus dalam Pembelajaran dan Pengajaran Padanan Kata Bahasa Inggris

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

Kata korpus mungkin terdengar asing di telinga kita. Lebih-lebih bagi yang bukan ahli bahasa atau linguis. Korpus merupakan kumpulan teks autentik, baik tulis maupun transkrip percakapan dalam jumlah besar yang disimpan secara elektronik. Korpus sudah sering digunakan dalam berbagai macam area penelitian linguistik. Termasuk penerjemahan, linguistik forensik, analisis wacana, dan pengajaran.

Kelebihan korpus adalah mudah untuk diakses dan analisis berbasis korpus bisa dibuat generalisasi secara kuantitatif. Dalam ranah pengajaran, korpus bisa menjadi sumber yang menyediakan data deskriptif tentang bagaimana bahasa digunakan yang dapat dimanfaatkan oleh pengajar atau pelajar sebagai media untuk mencari bukti atau konfirmasi intuisi mereka tentang pengetahuan sebuah bahasa. Salah satu penggunaan korpus dalam dunia pedagogi adalah untuk mempelajari padanan kata atau sinonim.

Sinonim merupakan salah satu bagian penting dalam ilmu bahasa. Sebab, kita bisa mengungkapkan satu ide yang sama, tapi dalam ekspresi bahasa yang berbeda dengan menggunakan sinonim. Akan tetapi, menurut beberapa ahli bahasa, sinonim tidak bisa selalu saling menggantikan.

Menggunakan padanan kata dalam menyampaikan sesuatu akan sulit mendapatkan makna yang sama persis dengan kata aslinya atau niat pembicara. Apalagi bagi siswa yang mempelajari bahasa asing seperti Bahasa Inggris. Karena, mereka bukan penutur asli yang mempunyai privilege untuk secara intuisi memilih kata yang tepat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penggunaan korpus bisa efektif untuk mengetahui tingkat kesamaan dan perbedaan dalam kata-kata identik atau sinonim. Misalnya, Prof. Dilin Liu dan Maggie Espino menemukan bahwa terdapat perbedaan penggunaan dari empat adverbia identik: actually, genuinely, really dan truly yang tidak dijelaskan dalam kamus atau buku referensi. Kata really, misalnya, paling sering digunakan untuk menerangkan kata sifat yang bersifat evaluatif, sedangkan genuinely dan truly lebih sering digunakan untuk memodifikasi kata sifat dan kata kerja emosi, sikap, keinginan atau kognisi.

Penelitian kami pada kata sifat identik juga menunjukkan temuan yang sama. Kami menggunakan Korpus Nasional Britania Raya atau yang lebih dikenal dengan British National Corpus (BNC) sebagai data.

BNC berisi 100 juta teks tulis dan lisan dari berbagai macam genre tulisan sehingga bisa dibilang representasi dari bahasa Inggris Britania. Adjektiva identik yang kami teliti adalah kata sifat yang sangat dikenal oleh pelajar Bahasa Inggris, yaitu: skinny, slim dan thin. Beberapa temuan mungkin sudah diketahui oleh banyak pelajar bahasa Inggris atau paling tidak memvalidasi intuisi mereka. Contohnya, kata thin memiliki ekspresi netral dan slim cenderung membawa konotasi positif. Di sisi lain, skinny sering digunakan oleh penutur ketika mereka ingin merendahkan atau mencela.

Akan tetapi, beberapa temuan mungkin masih jarang diketahui. Misalnya, tidak seperti skinny yang banyak memodifikasi nomina yang berhubungan dengan benda hidup, slim lebih heterogen karena juga dapat memodifikasi nomina yang tidak hidup. Ketika slim menerangkan kata benda mati, slim sering memperluas maknanya menjadi ekspresi metafora yang berarti small atau kecil, seperti dalam kalimat “the chances were slimyang berarti kesempatannya kecil. Selain itu, thin digunakan dalam banyak ekspresi idiomatis seperti dalam frase “thin argument”yang bermakna argumen lemah bukan argument kurus, atau dalam frase “through thick and thin” dimana thin bermakna “situasi yang sulit”.

Hasil riset ini berimplikasi bahwa penggunaan korpus sangat bermanfaat untuk mempelajari konteks di mana kata yang mempunyai makna identik biasanya digunakan sehingga dapat menghindari implikasi dan konotasi yang tidak diinginkan. Sehubungan dengan pengajaran padanan kata Bahasa Inggris, korpus bisa menjadi media pembelajaran yang efektif. Banyak informasi yang tidak ditemukan di kamus bisa dipelajari dengan menggunakan korpus.

Korpus juga bisa mendorong siswa untuk belajar mandiri karena bisa diakses di mana saja. Namun, banyaknya informasi bahasa yang bisa kita dapatkan dari korpus mungkin tidak sepenuhnya sesuai untuk semua tingkatan siswa. Pelajar Bahasa Inggris yang masih pemula bisa merasa kewalahan menyerap semua informasi sekaligus.

Di samping itu, penggunaan korpus yang membutuhkan perangkat lunak luring ataupun daring juga bisa menjadi hambatan bagi pelajar yang belum terbiasa dengan teknologi. Karena itu, pengajar disarankan untuk bisa menguasai antarmuka perangkat lunak dan bisa menyaring data yang kurang relevan untuk diberikan sehingga dapat memudahkan siswa.

Penulis: Muchamad Sholakhuddin Al Fajri

Informasi detail dari artikel ini dapat dibaca lebih lengkap pada publikasi ilmiah berikut:

Islamiyah, M. & Al Fajri, M. S. (2019). Skinny, Slim, dan Thin: Analisis Berbasis Korpus Kata Sifat Identik dan Implikasinya Pada Pengajaran Bahasa Inggris. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, 8 (1), 19-32. doi: https://doi.org/10.26499/rnh.v8i1.894

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).