GO Termodifikasi Ferrocene sebagai Sensor Whitening Agent Arbutin

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
PKMPE
TIM PKMPE Novelty Elektroda menunjukkan karyanya di labolatorium FST. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Hiperpigmentasi atau peningkatan melanin umumnya terjadi pada negara yang memiliki iklim tropis salah satunya di Indonesia. Berdasarkan data yang diperoleh dari RSUD Dharmais Jakarta, pada tahun 2011 tercatat ada 119 orang yang menderita kanker kulit yang merupakan efek jangka panjang dari hiperpigmentasi. Salah satu whitening agent yang dapat menimbulkan hiperpigmentasi pada kulit adalah senyawa arbutin  yang mampu untuk memutihkan kulit dalam jangka waktu yang singkat. Menurut peraturan dari BPOM kadar penggunaan arbutin yang dianjurkan dalam kosmetik adalah 7%.

Metode HPLC dan GC telah digunakan sebagai analisis kadar arbutin dalam penelitian Meda dan Wisanu Thong Chai dkk. Namun, metode tersebut memiliki banyak kelemahan. Diantaranya, waktu analisis lama, tahapan preparasi  rumit, dan biaya analisis mahal. Berdasarkan permasalahan itu Irawati Sholikhah, Qurratu A’yun Subki , dan Wahyu Setya Rini yang tergabung dalam tim PKM-PE Universitas Airlangga dibawah bimbingan Drs. Muji Harsini, M.Si mengembangkan sebuah elektroda kerja sebagai sensor whitening agent arbutin mengunakan metode voltammetriyang efektif dan efisien.

“Karya itu tertuang dalam penelitian yang lolos didanai oleh Dikti dengan judul Novelty Elektroda Graphene Oxide (GO) Termodifikasi Ferosen sebagai Sensor Whitening Agent Arbutin,” jelas Irawati selaku ketua tim PKM.

Menurut Irawati, GO dipilih sebagai bahan elektroda karena memiliki konduktifitas dan sifat mekanik yang baik serta rentang potensial yang lebar. Sedangkan ferosen digunakan sebagai modifier karena memiliki kestabilan yang baik dan respon cepat dalam analisis.

“Penelitian ini dilakukan selama kurang lebih tiga bulan di laboratorium Kimia Analitik dan Laboratorium Terpadu Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga,” ungkapnya.

Pada kondisi optimum, lanjut Irawati, arus linear sweep voltammetry dari elektroda GO termodifikasi ferosen sebanding dengan konsentrasi arbutin pada rentang konsentrasi 0,6-7µM. Selain itu, lanjutnya,  elektroda GO termodifikasi ferosen memberikan hasil pengukuran yang sensitif, selektif, presisi, dan akurat serta menunjukkan performa yang baik untuk analisis arbutin dalam sampel kosmetik ber merk X yang beredar di pasaran.

“Hasil ini menunjukkan bahwa elektroda GO termodifikasi ferosen merupakan elektroda yang menjanjikan sebagai sensor whitening agent arbutin dengan metode voltammetri,” pungkasnya.

Penulis: TIM PKMPE Novelty Elektroda GO

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).