Perubahan Gaya Hidup dan Pola Penyakit, Paradigma Masyarakat Harus Segera Berubah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dr. Rachmat Hargono, dr., M.S., M.PH (Foto: Galuh Mega Kurnia)

UNAIR NEWS – Memperingati Hari Kesehatan Sedunia pada Minggu (7/4/2019), Dr. Rachmat Hargono, dr., M.S., M.PH, ketua Unit Kajian Kesehatan Masyarakat (Ukakes) Fakultas Kesehatan Masyarkat (FKM) Universitas Airlangga (UNAIR)  mengkritisi pola pikir masyarakat terkait kesehatan yang belum berubah. Khususnya, masyarakat yang tinggal didaerah yang mudah dalam mengakses pelayanan kesehatan.

Menurut dosen yang akrab disapa Dr. Rachmat tersebut, sementara ini masyarakat masih berparadigma sakit. Mereka memanfaatkan pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit hanya ketika mereka sakit. Padahal dengan begitu maka masyarakat dan pemerintah harus menanggung beban yang sangat mahal.

“Pelayanan kesehatan kuratif dan rehabilitatif memerlukan peralatan yang canggih, sehingga cost untuk pelayanan tersebut cukup mahal,” ucap Dr. Rachmat.

Selain itu, pola penyakit juga sudah mulai bergeser seiring dengan bergesernya gaya hidup masyarakat. Jika dulu sebagian besar penyakit yang dialami oleh masyarakat Indonesia adalah penyakit infeksi, sekarang sudah bergeser ke penyakit degeneratif. Penyakit yang diakibatkan oleh gaya hidup masyarakat itu sendiri harusnya dapat dicegah.

“Disadari bahwa sekarang banyak penyakit yang muncul justru penyakit-penyakit yang bisa dicegah. Penyakit yang terkait dengan perilaku masyarakat itu sendiri,” ungkap Dr. Rachmat.

Namun karena masyarakat masih berorientasi pada upaya pengobatan, maka pemerintah juga harus mengimbangi. Sehingga pelayanan kesehatan masih diarahkan pada upaya kuratif dan rehabilitatif daripada upaya preventif dan promotif.

Masyarakat masih belum sadar bahwa mereka bisa memanfaatkan pelayanan kesehatan untuk upaya promotif dan preventif. Kegiatan yang mengarah pada peningkatan derajat kesehatan dan pencegahan penyakit.

Contohnya, masyarakat bisa datang ke puskesmas tidak untuk berobat tapi untuk memeriksakan status kesehatannya. Sehingga, adanya identifikasi masalah kesehatan dapat dicegah sedini mungkin agar masyarakat tidak mudah sakit.

Untuk itu, menurut Dr. Rachmat, wacana pemerintah Indonesia yang telah bergeser ke arah paradigma sehat sejak tahun 2000 harus lebih gencar lagi dalam mengubah pola hidup sehat masyarakat. Salah satu program pemerintah yang dapat dioptimalkan untuk mewujudkan hal tersebut adalah program gerakan masyarakat sehat (GERMAS).

“Ketika masyarakat sudah berparadigma sehat, maka jumlah layanan kesehatan yang sifatnya kuratif dan rehabilitatif dapat ditekan. Sehingga, pemerintah juga akan lebih leluasa untuk memeratakan pelayanan kesehatan sampai ke pelosok-pelosok,” jelasnya.

Tidak hanya pemerintah dan tenaga kesehatan saja yang harus bergerak. Mahasiswa dan sivitas akademika UNAIR juga dapat ikut membantu mengubah paradigma masyarakat untuk tidak sakit.

Salah satunya adalah dengan melakukan perubahan dari diri sendiri. Yaitu dengan mencoba untuk hidup sehat, makan makanan yang bergizi seimbang serta lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif.

“Kalau sudah bisa hidup sehat, maka mulai ajak orang terdekat untuk ikut bergaya hidup sehat hingga akhirnya bisa melakukan pengabdian masyarakat untuk bisa menjangkau masyarakat dan menularkan gaya hidup sehat,” jelas Dr. Rachmat.

 

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).