Mahasiswa FPK UNAIR Raih Best Presenter di Conference of Indonesian Students Association in South Korea (CISAK) 2019

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Shindy Novia A’yun (tengah) bersama Muhammad Fauzan (kiri) dan Nada Dzatalini (kanan) (Foto : Istimewa)

UNAIR NEWS – Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga (UNAIR) berhasil mendelegasikan tiga mahasiswa terbaiknya pada konferensi internasional bertajuk The 11th Conference of Indonesian Students Association in South Korea (CISAK) 2019. Ketiga mahasiswa tersebut adalah  Shindy Novia A’yun, Nada Dzatalini dan Muhammad Fauzan. Tidak hanya menjadi peserta, ketiganya juga berkesempatan untuk menjadi pembicara, mempresentasikan hasil karya tulis mereka masing-masing.

Shindy Novia A’yun atau yang biasa dipanggil Shindy berhasil meraih penghargaan sebagai best presenter di cluster food and agriculture. Paper yang dia presentasikan berjudul Extraction and Characterization of Astaxanthin Content from Industrial Waste of Fresh and Boiled Shells Shrimp (Litopanaeus vannamei).

“Paper yang saya bawa merupakan hasil mini riset yang saya lakukan ketika praktik kerja lapangan (PKL) di Kasetsart University, Thailand,” ucap mahasiswa yang saat ini menjabat sebagai ketua badan legislatif mahasiwa (BLM) di FPK itu.

Dalam penelitian tersebut Shindy menganalisis kandungan astaxanthin yang ada pada limbah kulit udang dan cara memanfaatkannya. Astaxanthin sendiri merupakan antioksidan yang sangat kuat yang dapat digunakan sebagai pencegah radikal bebas. Astaxanthin dapat diolah menjadi tabir surya, food supplement dan lain sebagainya.

“Hasil data dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa kandungan antioksidan dilimbah kulit udang sangat tinggi, terutama pada kulit udang yang masih segar,” jelas Shindy.

Terdapat tiga dosen pembimbing yang membantu Shindy dalam menyelesaikan penelitiannya. Yakni Annur Ahadi Abdillah S.Pi., M.Si, Ir. Dr. Gunanti Mahasri., M.Si dari FPK UNAIR dan Dr. Wanwimol Klaypradit dari Kasetsart University, Thailand.

Meskipun begitu, perjuangan Shindy untuk bisa menjadi best presenter pada konferensi internasional tersebut tidaklah mudah. Sebagai mahasiswa bidikmisi, salah satu masalah yang harus ia atasi adalah terkait dengan pendanaan. Tidak hanya itu, Shindy juga sempat terserang flu sebelum melakukan presentasi.

“Karena dana yang minim, ketika sampai disana (Korea Selatan, red) kami bingung mencari tempat tinggal. Alhamdulillah, ada seorang dosen S3 FPK kami yang kebetulan juga ada di Busan sehingga kami bisa numpang untuk beberapa hari,” ujar Shindy.

Mendapatkan penghargaan sebagai best presenter merupakan hal yang paling berkesan untuk Shindy. Terlebih ketika dirinya yang berada di cluster food and agriculture berhasil melawan delegasi dari beberapa universitas ternama di Indonesia yang lain seperti Universitas Indonesia (UI) dan Intitut Pertanian Bogor (IPB).

 

Penulis : Galuh Mega Kurnia

Editor : Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).