Tips Menulis KTI Ala Mantan Staff Ahli Menko Perekonomian Indonesia

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh dictio.id
Ilustrasi oleh dictio.id

UNAIR NEWS – Karya tulis Ilmiah (KTI) atau paper merupakan sebuah tulisan yang paling sering dibuat oleh mahasiswa, baik untuk kepentingan tugas kuliah maupun kompetisi. Berdasarkan hal tersebut, AUBMO PSDKU UNAIR di Banyuwangi sebagai organisasi mahasiswa beasiswa Bidikmisi UNAIR PSDKU mengadakan sebuah sharing online bertajuk “Etika Menulis dalam Karya Tulis Ilmiah”.

Sharing online yang berlangsung di media sosial Whatsapp tersebut, berlangsung pada Sabtu (23/3) malam, dengan mengundang pemateri dari mantan staff ahli Menko Perekonomian sekaligus alumni UNAIR program studi Ekonomi Pembangunan tahun 2011, yaitu Yessi Rahmawati.

Pada awal sharing, wanita kelahiran Nganjuk tersebut membagikan website yang sedang diolahnya, karena menurutnya di website dengan domain www.yessirahma.com tersebut bisa bermanfaat unuk kepenulisan KTI.

“Aku suka menulis, sangat suka sekali, jika kalian ada waktu luang, kalian bisa mampir ke website ku, karena disitu ada satu section yang aku khususkan untuk artikel-artikel, tips dan trik dalam menulis,” ungkapnya.

Memasuki waktu sharing, pemateri yang kerap disapa Yessi tersebut lebih menjelaskan mulai dari definisi karya tulis hingga hal-hal yang harus diketahui sebelum menulis. Namun diawal, ia juga memberikan trik agar mulai menumbuhkan niat untuk menulis, dan luangkan waktu untuk menulis minimal 30 menit dalam sehari.

“Pengalamanku dulu waktu masih undergraduate, aku punya waktu 2 jam sebelum tidur untuk menulis, maklum dulu masih aktif nulis novel dan jadi editor di penerbitan,” katanya.

Menurutnya, tidak ada urutan atau metode baku dalam menyusun sebuah KTI, namun ia memberikan tips dalam menyusunnya, pertama yaitu pencarian ide, kemudian dilanjut pencarian data, penentuan metodologi, dan pengolahan kata. Tetapi, yang lebih ditekankan oleh mantan staff ahli Menko Perekonomian tersebut yaitu seputar pencarian ide.

“Ide adalah hal yang paling krusial dalam penulisan KTI. Namun pada faktanya, ide itu ada dimana-mana, mungkin kalian saja yang melewatkannya. Ide bisa berasal dari media informasi lainnya dan kondisi lingkungan sekitar kita,” imbuhnya.

Kemudian pencarian data, lanjutnya pencarian data dalam penuisan KTI dibedakan menjadi dua, yaitu data primer (survey, wawancara) dan data sekunder. Menurutnya, agar mudah dalam pencarian data, lebih baik menggunakan data sekunder, karena dapat mengambil dari berbagai sumber dengan gratis dan cepat.

“Hal yang harus diperhatikan dalam pencarian data yaitu jangan pernah mencurangi data, karena pada akhirnya itu akan menurunkan kualitas KTI kalian. Selain itu, pertanggungjawaban juga akan sangat sulit,” jelasnya.

Penentuan metodologi pun dibagi menjadi dua, yaitu metode kuantitatif dan kualitatif. Namun, Yessi juga menjelaskan bahwa pemilihan penerapan metode tergantung dari topik yang diangkat dan kedalaman analisis serta tujuan penulisan KTI tersebut. Selain itu, ia juga memberikan masukan seputar pengolahan kata dalam KTI, karena menurutnya KTI yang baik menggunakan bahasa yang mudah dipahami.

“Jangan merumitkan sesuatu yang tidak rumit, tapi sederhanakanlah sesuatu yang rumit,” imbuhnya

Sebagai alumni mahasiswa Bidikmisi, Yessi Rahmawati berpesan kepada peserta yang keseluruhan juga mahasiswa bidikmisi tersebut, untuk mulai menulis dengan baik.

“Tetapkan target, keras pada diri kalian sendiri dan jangan takut untuk belajar dan buat kesalahan. Suatu saat nanti ketika sudah masuk dalam dunia kerja, keahlian menulis akan sangat dibutuhkan dan akan menaikkan daya saing kalian sendiri,” pungkasnya.

 

Penulis : Bastian Ragas

Editor : Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).