KPU Banyuwangi Tekan Angka Golput di Kalangan Mahasiswa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dari kanan Aiptu Bambang Purwanto, Drs. Wiyono, M.H., dan perwakilan KPU Banyuwangi. (Foto: Ananda Wildhan)

UNAIR NEWS – Menjelang pemilu 17 April 2019 mendatang, Komisi Pemilihan Umum Kabupetan Banyuwangi melaksanakan Sosialisasi Pemilihan Umum kepada pemilih pemula, yaitu kepada mahasiswa PSDKU Universitas Airlangga Banyuwangi. Sosialisasi yang dilaksanakan pada Rabu (20/2) di ruang kuliah A201 tersebut, dihadiri oleh KPU Banyuwangi, Kepala Bakesbangpol Banyuwangi, dan perwakilan Polres Banyuwangi.

Diadakannya sosialisasi pemilu kepada mahasiswa, karena jumlah mahasiswa di Indonesia dirasa cukup banyak, oleh karena itu perlunya sosialisasi tentang pemilu untuk menekan angka golput di kalangan mahasiswa. Selain itu, KPU juga menjelaskan bagaimana alur pencoblosan dan syarat-sayarat surat suara dikatakan sah atau tidak sah.

Sebagai pembuka, KPU Banyuwangi menyebutkan bahwa jumlah calon perwakilan rakyat yang mencalonkan diri semakin meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu tingkat kebingungan untuk menentukan pilihan pasti semakin meningkat juga. Sebagai contoh untuk DPRD kabupaten Banyuwangi, dari 50 kursi yang diperebutkan, jumlah calonnya mencapai 602 nama.

Menyambung pernyataan dari KPU Banyuwangi, Drs. Wiyono, M.H., selaku kepala Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan (Bakesbangpol) Banyuwangi, menyatakan bahwa demokrasi yang salah satunya yaitu pemilu, merupakan hak dan kewajiban bagi warga negara.

“Jadi, jika kalian memilih untuk golput, maka kalian tidak bertanggung jawab kepada Negara, dan bukan warga negara yang baik,” ujarnya.

Menurut Wiyono, terdapat 3 hal yang menjadi parameter keberhasilan berjalannya pemilu, yaitu rangkaian proses pemilu mulai dari pendaftaran bakal calon hingga penghitungan suara berjalan lancar dan tuntas, pemungutan suara berlangsung secara luber jurdil (langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil), serta hasil dari pemilu dapat diterima oleh seluruh rakyat.

“Sebagai mahasiswa, kalian harus mendukung seluruh rangkaian pemilu tersebut, target suara di Banyuwangi untuk pemilu 2019 yaitu 79%, semua harus memilih. Menjadi mahasiswa rantau di sini bukan menjadi alasan untuk golput, kalian bisa mengurus formulir pindah pilih ke KPU nanti,” imbuhnya.

Berbeda dengan pembicara lainnya, Aiptu Bambang Purwanto, selaku perwira bantuan hukum Polres Banyuwangi, menegaskan bahwa perangkat keamanan seperti Polisi dan TNI bersifat netral. Polisi yang kerap disapa Bambang tersebut juga menghimbau kepada mahasiswa UNAIR Banyuwangi untuk selalu menjaga keamanan baik di lingkungan kampus maupun luar kampus terkait pemilu 2019 nanti.

Sosialisasi Pemilihan umum 2019 untuk pemilih pemula. (Foto: Ananda Wildhan)

“Mahasiswa juga berhak memiliki pilihannya, namun kalian tidak perlu terlalu fanatik seperti orang-orang di luar sana, karena kalian kaum intelektual. Lebih baik kalian bersikap netral, namun kalian rahasiakan pilihan kalian, sesuai asas pemilu kita,” pungkasnya.

Diungkapkan oleh Ahmad Rido’i Yuda Prayogi salah satu mahasiswa PSDKU UNAIR Banyuwangi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat, bahwa kegiatan sosialisasi pemilihan umum kepada pemilih pemula tersebut sangat bermanfaat.

“Kegiatan tersebut sangat membantu kami dalam menambah wawasan terkait pemilu serentak April nanti, apa lagi kami masih pemilu pemula, jadi kami bisa mengerti bagaimana surat suara dikatakan sah dan tidak sah,” ungkapnya. (*)

Penulis : Bastian Ragas

Editor : Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).