Dirmawa UNAIR Tangkis Stigma Negatif Bidikmisi di AEE 2019

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. Hadi Shubhan saat Menyampaikan Materi Tentang Bidikmisi. (Foto: Feri F. Rifa'i)
Direktur Kemahasiswaan UNAIR Dr. Hadi Shubhan saat Menyampaikan Materi Tentang Bidikmisi. (Foto: Feri F. Rifa'i)

UNAIR NEWS – “Seharusnya tidak ada aral rintang yang membatasi seseorang dalam menempuh pendidikan,” jelas Dr. M. Hadi Subhan, S.H., M.H., CN., dalam Talkshow Beasiswa dan Bidikmisi Airlangga Education Expo (AEE) 2019. Direktur kemahasiswaan tersebut menjelaskan perbedaan peruntukan antara beasiswa dan bidikmisi.

Peruntukan beasiswa ini terkait prestasi meskipun beberapa diantaranya mensyaratkan ketidakmampuan dan beberapa yang lain tidak sehingga semua mahasiswa memiliki kesempatan meraih beasiswa. Contoh beasiswa yang hanya mensyaratkan prestasi itu seperti Beasiswa Djarum, Beasiswa Bank Indonesia, serta Beasiswa Tahfiz Qur’an minimal 5 juz.

Sedangkan Bidikmisi, Bantuan Pendidikan Mahasiswa Miskin dan Berprestasi, beasiswa yang diperuntukkan kepada mahasiswa dengan perekonomian tidak mampu dengan tidak melihat kemampuan akademik dan prestasi asalkan dapat diterima di Universitas terdaftar.

“Di UNAIR per-2018, total 7 ribu lebih mahasiswa menerima beasiswa. 4 ribu diantaranya bidikmisi, 1,5 ribu dari PPA, dan sisanya beasiswa dari swasta atau instansi lainnya”, terang Hadi.

Tingginya penerima bidikmisi di UNAIR dikarenakan setiap tahun UNAIR punya kuota seribu orang. Hadi juga mengklarifikasi bahwa ada salah presepsi yang mengatakan calon mahasiswa bidikmisi yang mendaftar di UNAIR akan kehabisan bidikmisi. Faktanya malah sebaliknya, dari beberapa tahun terakhir hanya 2016 yang mencapai kuota, lainnya masih bisa di klaim.

“Tidak benar kalau daftar di bidikmisi membuatnya tidak lulus masuk ke UNAIR,” ungkap Hadi.

Dalam talkshow tersebut Hadi bercerita, pernah ada ibu dan anaknya datang ke UNAIR, anaknya diterima tapi tidak mampu bayar dan tidak mendaftar bidikmisi, alasannya tidak tau informasinya. Cerita yang lain, ada juga dikalangan siswa dan siswa tidak mengklaim bidikmisi padahal secara syarat memenuhi, alasannya karena malu.

Hadi menghimbau kepada peserta yang datang di AEE 2019 ini untuk yang merasa kurag mampu untuk berkuliah tidak ada salahnya mendaftar beasiswa bidikmisi karena yang dibutuhkan hanya semangat untuk menempuh pendidikan dan menyelesaikannya selama 8 semester.

“Harus bangga dengan mendapatkan bidikmisi. Jangan termakan stigma negatif yang ada dan segera daftar melalui SNMPTN dan SBMPTN”, tutur Hadi.

Penulis: Hilmi Putra Pradana

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).