Ekonomi Islam UNAIR, Solusi Program Studi Berbasis Syariah

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin

UNAIR NEWS – Mendekati proses tahun ajaran baru, pemilihan jurusan bagi calon mahasiswa menjadi sebuah problema tersendiri. Entah akreditasi, kurikulum, maupun keunikannya. Kali ini, calon mahasiswa tak perlu risau maupun bimbang dalam mencari prodi, khususnya calon mahasiswa baru berlatar belakang pesantren. Program Studi Ekonomi Islam Universitas Airlangga, hadir menjadi salah satu solusi dalam mengembangkan ekonomi berbasis syariah.

Prodi ini menjadi salah satu alternatif sistem ekonomi terbaik dalam skala nasional maupun internasional. Noven Suprayogi, SE, M.Si., Ak selaku Ketua Departemen Ekonomi Islam menuturkan, Program studi Ekonomi Islam menjadi peluang bagi calon mahasiswa, karena prodi ini telah masuk dalam salah satu  rencana strategi pemerintah yang telah dikembangkan di Indonesia.

“Terbukti dengan terbentuknya Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Republik Indonesia yang dipimpin oleh Presiden RI, menunjukkan keuangan syariah menjadi hal penting untuk dikembangkan menjadi industri strategis,” tegasnya.

“Program studi Ekonomi Islam itu belajar mengenai sistem Ekonomi Islam yang terdiri dari 3 sistem yaitu, bisnis, pemerintah, dan sosial”, tambah Noven.

Hal itulah yang membedakan antara sistem ekonomi syariah dan ekonomi konvensional. Ekonomi konvensional hanya bergulat pada sistem bisnis, pasar dan pemerintah. Akan tetapi, sistem ekonomi islam tidak hanya bergerak pada ketiga hal tersebut, melainkan juga membahas industri keuangan syariah, dan industri halal yang berkenaan dengan kebijakan moneter dan pemberdayaan zakat serta wakaf.

“Ekonomi Islam bukan hanya belajar fiqh, tetapi berbicara masalah kebijakan, sistem keuangan syariah, sistem pembangunan berbasis syariah, maupun lembaga sosial yang mampu berperan dalam sumber daya perekonomian yang bersumber dari Al-Qur’an dan Hadits,” imbuhnya.

 

Lantas, keunikan apakah yang ada di studi Ekonomi Islam ?

Noven menjelaskan, keunikan prodi ini terdapat pada kurikulum yang diterapkan dengan adanya keilmuan  khusus dan pengembangan dalam mengintegrasikan tiga sistem yang ada. Sehingga,  perekonomian dan pemberdayaan masyarakat dapat dikembangkan dengan baik. Tidak hanya itu, Islamic Micro Finance juga masuk dalam kurikulum Prodi Ekonomi Islam.

“Ekonomi Islam UNAIR berada di daerah Jawa Timur. Provinsi yang dikenal dengan perkembangan pesantren yang cukup pesat dan santri yang tersebar diseluruh penjuru negeri ini. Hal ini menjadi salah satu alasan pembentukan kurikulum berbasis Ekonomi Pesantren. Tak hanya itu, ini juga menjadi salah satu peluang bagi calon mahasiswa baru dengan latar belakang pesantren yang berpotensi untuk mengembangkan masa depan ekonomi Indonesia dengan basis Syariah,” tuturnya.

Selain itu, ia juga mengungkapkan, bahwa S1 Prodi Ekonomi Islam telah membuka English Class dengan kelas internasional. Mahasiswanyapun berasal dari mahasiswa asing yang saat ini sedang mengikuti program student exchange. Tentu, hal itu menjadi suatu kesempatan bagi mahasiswa UNAIR untuk berinteraksi dengan mahasiswa asing dalam mengembangkan wawasan internasional dan budayanya.

“Sehingga dengan diterapkannya sistem pembelajaran berbasis face to face di kelas, dan metode e-learning. Mahasiswa dapat belajar mandiri dan lebih banyak diskusi dengan dosen,” tambahnya. (*)

 

Penulis: Rolista Dwi Oktavia

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).