Baru baru ini muncul wacana mengenai program yang akan dikeluarkan oleh Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi mengenai pencegahan radikalisme di Kampus dengan cara mengikutsertakan organisasi mahasiswa di kampus untuk mengedukasi dan mengajak mahasiswa agar tidak bergabung dengan kelompok radikalisme, kebijakan ini bisa saja ampuh namun kita juga harus mampu memilah organisasi kampus mana yang akan kita ikuti.
Kehidupan kampus tidak bisa lepas dari eksistensi organisasi-organisasi kemahasiswaan yang ada didalamnya, di Universitas Airlangga misalnya ada 2 tipe organisasi, baik yang dinaungi oleh kampus seperti BEM, HIMA Jurusan, BLM, UKM. Maupun organisasi yang pergerakannya berada di luar kendali kampus yaitu GMNI, HMI, PMII, Ormada, dan sebagainya. Yang namanya organisasi pasti akan mencari, menyaring dan merekrut anggota anggota baru untuk menambah jaringan organisasi atau hanya untuk eksistensi dan gengsi karena mampu meraup anggota yang banyak. Mahasiswa baru atau maba seringkali menjadi incaran organisasi untuk dijadikan pasukan tambahan. bahkan tak jarang mereka sengaja membentuk sebuah panitia khusus (pansus) untuk merekrut calon keluarga keluarga barunya. Bukan berlebihan, namun itu sudah seperti menjadi agenda tahunan bagi suatu organisasi, pantas saja karena jika tidak ada anggota yang masuk tentu saja nanti tidak ada penerus untuk menjalankan roda organisasi mereka selanjutnya.
“OPREC” biasa disebut, seringkali posternya menjamur di timeline media sosial setiap masa masa orientasi mahasiswa baru, tujuannya tidak lain tidak bukan untuk menarik perhatian para maba dengan tujuan supaya para maba memutuskan bergabung ke organisasi mereka. Tidak hanya melalui poster, biasanya anggota dari organisasi akan mencoba mendekati mahasiswa mahasiswa baru yang mereka kenal untuk menjual apa yang ada pada dirinya dan organisasinya, ideologinya juga pandangannya. Seperti agen yang menawarkan sebuah produk tentu saja segala macam kelebihan dan rayuan diberikan agar berhasil merayu sang maba yang masih dilema tersebut.Organisasi organisasi tersebut seringkali menampilkan dan menyebarkan apa yang menjadi tujuan dan garis haluan organisasi mereka agar para mahasiswa yang memiliki pemahaman yang sama bisa bergabung bersama mereka. ada yang orientasi kepada nilai keagamaan, kebangsaan, kedaerahan, keterampilan, bahkan gabungan dari semuanya. Seakan akan mahasiswa dihadapkan pada sebuah katalog organisasi dengan banyak varian, rasa dan warna. Tapi seperti itulah, terkadang jika difikirkan kembali hal hal tersebut sangat indah kompetisi antar organisasi dalam merekrut mahasiswa, namun tentu saja harus dengan cara yang baik dan beradab pula.
Untuk itu, mahasiswa diharapkan mampu memilah dan memilih organisasi yang dirasa cocok dengan diri dan keinginan.Jika ingin mengikuti kegiatan mahasiswa yang berada dibawah naungan kampus pilihlah BEM yang secara legal dan resmi mewakili nama kampus, jika ingin kegiatan yang berkaitan dengan jurusan kuliah pilihlah HIMA atau ingin berkumpul dengan mahasiswa dari daerahnya bisa masuk ke ORMADA. Bahkan tak jarang organisasi yang berafiliasi kepada partai politik maupun memiliki pandangan politik organisasi.
Berkaca dari pengetahuan saya mengenai organisasi kampus, di dalam organisasi kampus sendiri memiliki banyak divisi atau bidang, mahasiswa dapat memilih salah satunya, misalnya bidang Pengabdian Masyarakat yang fokus pada bidang semacam tanggung jawab mahasiswa terhadap Pembangunan masyarakat
Sebagai mahasiswa memang dituntut untuk baik dalam bidang akademik dan aktif dalam bidang organisasi, bukan tanpa alasan, organisasi berguna untuk menambah kawan dan jaringan bahkan bisa jadi ajang menambah gebetan. jika sudah lulus nantipun bisa saja teman teman organisasi yang akan memberi kita informasi pekerjaan. Selagi banyak organisasi yang memiliki arah dan tujuan kepada hal yang baik, tidak ada alasan untuk menjadi mahasiswa kupu kupu (kuliah pulang kuliah pulang). Mari berorganisasi !