Efek Radiasi Laptop Terhadap Organ Reproduksi

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Hitekno
Ilustrasi oleh Hitekno

Mahasiswa sering diidentikkan dengan pengerjaan tugas dan makalah yang membutuhkan perangkat elektronik semacam handphone, laptop ataupun komputer. Ketiganya memancarkan radiasi yang apabila tidak di kontrol dapat berefek pada tubuh manusia.

Pada era modern ini, perkembangan teknologi memungkinkan individu mahasiswa hidup sangat dekat dengan berbagai macam sumber radiasi. Banyak sumber radiasi sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari, misalnya televisi, microwave, hair dryer, oven, lampu penerangan, komputer, laptop handphone, dan lain sebagainya. Hal tersebut apabila tidak di kontrol, paparan secara terus menerus dapat menyebabkan timbulnya gangguan pada tubuh manusia, salah satunya adalah gangguan pada sistem reproduksi (Valentina, 2009). Kebiasaan mendukung pada mahasiswa seperti memangku laptop, menggunakannya selama periode waktu lama dan dengan jarak sangat dekat dengan anggota tubuh dapat memicu keparahan gangguan kesehatan, utamanya pada organ reproduksi (Widyasa,2017).

Radiasi pada dasarnya adalah cara perambatan energi dari suatu sumber energi ke lingkungan di sekitarnya tanpa bantuan medium atau perantara, misalnya saja perambatan panas, perambatan cahaya, dan perambatan gelombang radio (Anies, 2007). Radiasi dapat pula diartikan sebagai energi yang dipancarkan dalam bentuk partikel atau gelombang. Secara garis besar radiasi digolongkan menjadi 2 jenis yaitu radiasi pengion (radiasi yang dapat menyebabkan proses ionisasi, membentuk ion positif dan ion negatif apabila berinteraksi dengan materi), contohnya adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Kemudian yang kedua adalah radiasi non pengion (radiasi yang tidak dapat menyebabkan efek ionisasi ketika berinteraksi dengan materi), radiasi ini ada di sekitar kita seperti gelombang radio, gelombang mikro dari microwave dan handphone, sinar inframerah dan sinar ultraviolet dari pancaran sinar matahari (Widyasa,2017).

Bagaimana dampak radiasi pengion bagi tubuh? sel dalam tubuh manusia terdiri dari sel genetik dan sel somatik. Sel genetik meliputi sel telur pada perempuan dan sel sperma pada laki-laki. Efek genetik merupakan efek yang dirasakan oleh keturunan dari individu yang terpapar radiasi. Sebaliknya efek somatik adalah efek yang langsung dirasakan oleh individu yang terpapar radiasi. Jika ditinjau dari dosis radiasi, efek radiasi dapat dibedakan menjadi 2 yaitu efek deterministik dan efek stokastik.

Efek deterministik merupakan efek yang disebabkan oleh paparan radiasi, sedangkan efek stokastik adalah efek yang terjadi akibat paparan radiasi dengan dosis yang dapat menyebabkan perubahan pada sel. Radiasi yang termasuk dalam katagori ini adalah partikel alpha, partikel beta, sinar gamma, sinar-X dan neutron. Pada saat menembus materi, radiasi pengion dapat menumbuk elektron orbit sehingga elektron terlepas dari atom. Akibatnya dapat timbul pasangan ion positif dan ion negatif, (Suratma, 2007).

Lain halnya dengan radiasi non pengion, radiasi non pengion adalah radiasi dengan energi yang cukup untuk mengeluarkan elektron atau molekul tetapi energi tersebut tidak cukup untuk membentuk atau membuat formasi ion baru, disebut juga radiasi elektromagnetik dengan energi lebih kecil dari 10 eV) yang meliputi sinar UV, cahaya tampak, infra merah, gelombang mikro dan elektromagnetik radiofrekuensi, handphone dan laptop juga termasuk yang non pengion (Suratma, 2007).

Untuk saat ini alat dan proses yang menghasilkan radiasi non pengion banyak dimanfaatkan dalam aplikasi pendidikan yang mudah didapatkan dan diakses oleh mahasiswa seperti laptop, komputer, proyektor, dll. Ada beberapa tingkat stadium gangguan penyakit bila terkena radiasi ini yaitu stadium permukaan dimana akan menyebabkan astenia bersifat reversibel bila radiasi terhenti. Kemudian stadium menengah dan lanjut akan menyebabkan  gangguan kadar albumin, histamin dalam serum darah, neurovaskuler, dan karsinom pada tubuh penderita (Alatas, 2006).

Bagaimana dengan efek radiasi laptop? Pada era modern ini penggunaan laptop, komputer ataupun netbook sudah menyebar merata diseluruh dunia, banyak dampak negatif dari penggunaan radiasi alat elektronik ini untuk kesehatan tubuh seperti terganggunya sistem peredaran darah, sistem saraf dan sistem reproduksi.

Menurut Fauziah A. (2013), ada beberapa pengaruh yang akan timbul dari radiasi laptop yaitu peningkatan resiko terjadinya kanker, sakit kepala, pemanasan otak dan kulit. Pengaruh dari radiasi laptop terhadap sistem reproduksi diduga dapat menyebabkan jumlah sperma semakin menurun  sehingga dapat dikatakan radiasi dari laptop dapat menyebabkan kemandulan pada pria, seringkali akibat dari radiasi laptop tersebut berdampak pada pria dikarenakan testis yang terdapat pada organ reproduksi laki-laki sangat sensitif dibandingkan ovum yang dimiliki organ wanita. Dimana cara kerja radiasi dari laptop tersebut adalah merusak sel-sel sperma sehingga sperma tersebut rusak dan tidak dapat membuahi kembali.

Ada cara kita mengetahui radiasi dari laptop, komputer maupun netbook tersebut mulai berbahaya yaitu jika sudah menghasilkan panas yang dapat menganggu kerja tubuh. Ketika laptop yang kita pegang sudah terasa panas maka panas tersebutlah yang dapat menjadi radiasi, terkadang terasa sakit di bagian tubuh yang terpapar seperti nyeri dan gatal menandakan dosis paparan radiasi perlu dikendalikan. Terkadang mahasiswa tidak peka terhadap efek langsung dari paparan radiasi tersebut, kepekaan ini bergantung pada daya tahan tubuh dan respon dari sel dan organ tubuh masing-masing individu mahasiswa.

Organ yang paling sensiti terhadap respon radiasi adalah organ vital (organ reproduksi) dan kulit, ketika radiasi memapar tubuh selama periode tertentu, memangku laptop tanpa alas misalnya, maka dalam beberapa waktu akan terasa nyeri pada organ reproduksi (sering dialami oleh wanita, terutama pada vagina), nyeri akan berlanjut ke organ tubuh lainnya misal paha, perut, dada dan nyeri kepala. Reaksi ini akan berhenti ketika kita memindahkan laptop atau sumber radiasi menjauhi tubuh. Seringkali mahasiswa mengabaikan hal tersebut, namun pemaparan jangka panjang dapat berdampak serius pada organ reproduksi, misalnya kekeringan pada rahim yang dapat menyebabkan sel sperma sulit untuk mencapai indung telur, sering dikatakan tidak subur akibat paparan terus menerus oleh radiasi (Fauziah A, 2013).

Studi yang dilakukan ahli medis dari University Hospital Basel, Swiss mengungkapkan bahwa meletakan laptop di atas paha dapat membuat kulit sensitif. Bahkan bisa membuat kulit belang dan mengeluarkan bintik-bintik merah.

Menggunakan alas atau meja saat sedang memakai laptop dapat membantu meminimalisir paparan langsung pada kulit. Namun hal ini  tidak berlaku pada beberapa laptop yang memang memancarkan panas tinggi, sebaiknya batasi pemakaian laptop. Apabila laptop tidak terlalu memancarkan panas tinggi, pengendalian dapat dilakukan dengan mengusahakan agar laptop tidak bersentuhan secara langsung dengan kulit, gunakan permukaan meja yang tebal, tambahkan kipas pendingin laptop, dan istirahatkan diri dengan berjalan kaki sebentar atau berdiri menjauhi laptop setiap 30 menit penggunaan.

Berita Terkait

Siti Mufaidah

Siti Mufaidah

Mahasiswa Kesehatan Masyarakat PSDKU Universitas Airlangga di Banyuwangi