Dosen UNAIR Ikuti Festival FinTech 2018 di Singapura

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
YUNI Sari Amalia (dua dari kiri) tengah berfoto dengan tiga dari tujuh profesor Ngee Ann Polytechnic. (Foto: Istimewa)
YUNI Sari Amalia (dua dari kiri) tengah berfoto dengan tiga dari tujuh profesor Ngee Ann Polytechnic. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Prestasi membanggakan datang dari salah satu dosen Universitas Airlangga. Ialah Yuni Sari Amalia, S.S., M.A., Ph.D., yang merupakan dosen Fakultas Ilmu Budaya (FIB) sekaligus ketua Pusat Inovasi Pembelajaran dan Sertifikasi (PIPS) UNAIR. Yuni menjadi salah satu di antara 40.000 peserta yang berasal dari lebih dari 100 negara yang menghadiri Festival FinTech di Singapura.

Acara yang dilaksanakan beberapa waktu yang lalu tersebut diselenggarakan oleh Otoritas Moneter Singapura. Acara itu bertujuan menyediakan platform untuk kolaborasi, koneksi, dan co-kreasi dalam ruang fintech.

Yuni sebagai peserta Program Pendidikan Teknologi Keuangan yang merupakan bagian dari Temasek Foundation International, Ngee Ann Polytechnic dan Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi itu menuturkan ada tiga segmen dalam Program Pendidikan Teknologi Keuangan. Yang pertama adalah serangkaian lokakarya pengantar yang diadakan di Bandung, Indonesia, yang kedua adalah lokakarya dan kunjungan ke Festival FinTech di Singapura, dan yang ketiga workshop hackathon yang berfokus pada inovasi dan ide dalam ilmu mendidik.

”Pengalaman saya dengan program ini dimulai di segmen pertama di mana sekitar 90 peserta dipilih untuk mewakili enam universitas dan politeknik Indonesia,” ucapnya.

Yuni menambahkan, dari 90 peserta itu, 28 di antaranya dipilih untuk menghadiri lokakarya dan acara Festival Fintech di Singapura. Menurut Yuni, program tersebut menjadi pengalaman yang benar-benar membuka mata.

Dalam lima tahun terakhir, perusahaan berbasis internet di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup besar. Dari situs pasar e-commerce sampai ke platform perjalanan online seperti GOJEK. Banyak dari bisnis tersebut yang telah memanfaatkan pembayaran fintech.

Menurut data dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Indonesia memiliki 165 perusahaan start-up pada tahun 2016 yang merupakan peningkatan yang mengejutkan, yaitu sebesar 400 persen dari tahun 2014. Sektor fintech negara juga telah melihat peluang yang muncul dalam rumah tangga tradisional. Selain dari media sosial, banyak rumah tangga menggunakan aplikasi fintech untuk mempromosikan bisnis rumahan mereka.

”Fakta-fakta ini menggambarkan masa depan yang cerah bagi bisnis fintech di Indonesia,” tambahnya.

Di Festival FinTech Singapura, lanjut Yuni, Menteri Pendidikan Singapura Ong Ye Kung menekankan pentingnya menerapkan inquiry-based learning. Pembicara lain menekankan pentingnya  menempatkan manusia di jantung  teknologi. Sebagai seorang pendidik dan pendukung inovasi digital, Yuni mengaku akan terus mencari cara baru untuk membuat kuliah lebih menarik dengan teknologi.

”Saya telah belajar banyak dari program ini, lokakarya ini tidak hanya sangat mendidik, tapi juga membuka mata kami untuk belajar inventif dan mengaplikasikan teknologi,” pungkasnya. (*)

Penulis: M. Najib Rahman

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).