Hadirkan Tim Gegana, AAYCCP 2.0 Ajak Partisipan Internasional Ikuti Simulasi Terorisme

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
SALAH satu kegiatan saat AAYCCP 2.0 di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C UNAIR. (Foto: Istimewa)
SALAH satu kegiatan saat AAYCCP 2.0 di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C UNAIR. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Airlangga ASEAN+3 Youth Conference and Cultural Program (AAYCCP) 2.0 merupakan salah satu event internasional yang digelar oleh Kementerian Keilmuan berkolaborasi dengan Kementerian Hubungan Luar BEM UNAIR 2018 dan dengan Management & Science University (MSU) yang menjadi co-house dari acara tersebut. Kegiatan kepemudaan bertajuk kepemimpinan dan kebudayaan tersebut dilaksanakan selama empat hari. Dimulai pada Selasa (20/11) hingga Jum’at (23/11) di Universitas Airlangga.

Terdapat berbagai rangkaian kegiatan. Di antaranya adalah Paper Competition, International Conference, International Seminar, Focus Group Discussion, Gala Dinner, Cultural Trip to Mojokerto dan Cultural Convention. Pada tahun ini, kegiatan tersebut mengambil tema besar ”Terrorism Threat on ASEAN+3 Region”.

Galuh Teja Sakti, Presiden BEM UNAIR, dalam sambutannya menjelaskan bahwa dipilihnya tema tersebut adalah karena teroris telah terjadi diberbagai tempat. Asia bukan satu-satunya benua yang mengalami akibat yang menakutkan tersebut, tetapi seluruh dunia merasakan dampaknya.

”Seperti kita ketahui, ancaman terorisme lebih nyata dari sebelumnya. Ancaman tersebut telah menjadi perhatian masyarakat internasional. Karena itu, sebagai generasi yang akan merebut dampak aksi terorisme atau ancaman diperlukan pemahaman soal isu-isu terorisme,” Mahasiswa yang kerap dipanggil Teja tersebut.

Selain itu, Inas Pramitha Abdini Haq, menteri keilmuan BEM UNAIR, menambahkan bahwa Surabaya merupakan kota tempat UNAIR berada belum lama ini digemparkan dengan tidak hanya sekali, tapi tiga kali aksi terorisme.  Inas merasa aksi terorisme tersebut sering menciptakan miskonsepsi di masyarakat bahwa terorisme disangkutpautkan pada hal tertentu yang sifatnya sangat subjektif.

”Karena itu, dipilihnya tema ‘Terrorism Threat on ASEAN+3 Region’, kami berusaha untuk mengembalikan dan meluruskan fakta-fakta mengenai terorisme yang makin ke sini makin bisa dan dirasakan bukan hanya di Indonesia, namun di seluruh dunia. Khususnya di Kawasan ASEAN+3,” sebut mahasiswa FKM angkatan 2015 tersebut.

Terdapat sekitar sembilan puluh delegasi yang hadir dalam kegiatan tersebut. Delegasi tersebut berasal dari Indonesia, Malaysia, Singapore, Vietnam, India, Pakistan, Madagascar, Ethiopia, Zimbabwe, Brunei Darussalam, Pakistan, Myanmar, China, Malaysia, Filipina, Syria, Tanzania, Rwanda, Madagaskar, Cambodian, Myanmar, Vietnam, Ethiopian, The Gambia, dan Tanzania.

Menurut Inas, peserta sangat antusias dalam mengikuti acara tersebut. Terlebih, ketika diadakan simulasi terorisme oleh tim Gegana ketika Seminar Internasional pada Rabu (23/11) di Airlangga Convention Center (ACC) Kampus C UNAIR.  Hal yang menarik adalah ketika sebagian besar delegasi mengerti lagu dangdut.

”Hal ini sangat menarik karena dangdut merupakan lagu khas Indonesia. Namun, mereka dari negara lain mengerti akan lagu dangdut Indonesia. Bahkan, beberapa terlihat hafal dengan lagu dangdut Indonesia. Hal itu terlihat saat Gala Dinner yang diadakan semalam di Hotel Dafam,” ucapnya.

Inas berharap, acara tersebut dapat memberikan kebermanfaatan dan pengetahuan yang lebih luas bagi semua peserta tentang terorisme yang saat ini menjadi isu sensitif di berbagai belahan dunia. Khususnya ASEAN+3. Selain itu, AAYCCP dapat menjadi wadah untuk mem-branding UNAIR dan menjadi wadah promosi kebudayaan Indonesia. Terutama Jawa Timur di tingkat Internasional.

”Dengan adanya AAYCCP ini, saya berharap bisa memperat tali persaudaraan antar universitas di tingkat internasional. Baik di ASEAN maupun di seluruh dunia,” pungkasnya. (*)

 

Penulis: Galuh Mega Kurnia

Editor: Feri Fenoria

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).