UNAIR NEWS – Sejumlah siswa tampak antusias mendengarkan paparan soal Universitas Airlangga. Tepatnya para siswa SMAN 2 Surabaya pada Jum’at (26/10). Para siswa berkesempatan mendengarkan paparan langsung dari salah seorang staf Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR.
Para siswa mendapatkan sejumlah pengetahuan terkait dengan regulasi terbaru penerimaan mahasiswa baru untuk tahun 2019. Sebab, Kementerian Riset dan Teknologi (Ristekdikti) resmi merilis beberapa regulasi baru terkait dengan aturan pelaksanaan SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri) dan SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri) untuk tahun 2019 pada Senin (22/10).
Salah satu perubahan itu berupa peserta bakal mengikuti tes terlebih dahulu, baru kemudian bisa memilih PTN (perguruan tinggi negeri).
Merespons hal itu, Universitas Airlangga bergerak cepat menggelar sosialisasi perubahan aturan SNMPTN-SBMPTN 2019 di SMA di Surabaya. Sosialisasi tersebut menitikberatkan pada pemberian informasi tentang perubahan aturan baru SNMPTN-SBMPTN kepada siswa SMA di Surabaya.
Anindya Anandita, salah seorang staf Pusat Informasi dan Humas (PIH) UNAIR, membenarkan pelaksanaan kegiatan sosialisasi tersebut. Menurut dia, pemberian pengetahuan informasi perubahan aturan itu menjadi sangat penting bagi siswa sebagai upaya mempersiapkan diri menghadapi SNMPTN-SBMPTN 2019 sejak dini. Apalagi ada banyak perubahan yang dilakukan oleh Kemristekdikti.
”Misalnya, kini panitia pusat tidak ada. Berganti dengan LTMPT atau Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi,” ujarnya.
”Selain itu, persentase pembagian jumlah mahasiswa juga berbeda. Sekarang persentasenya terdiri atas minimal 20 persen mahasiswa dari jalur SNMPTN, minimal 40 persen dari jalur SBMPTN, dan maksimal 30 persen dari jalur mandiri,” tambahnya.
Atas regulasi yang baru tersebut, lanjut Anin, para siswa memiliki peluang masuk melalui jalur SBMPTN lebih banyak jika dibandingkan dengan yang tahun lalu. Yakni, sebesar 30 persen. Namun, untuk jalur SNMPTN, tahun ini turun 10 persen, yakni menjadi minimal 20 persen.
Anin menambahkan, terkait dengan tes, seluruhnya akan menggunakan komputer. Bukan kertas, yaitu menggunakan sistem Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Pembagian kelompok ujiannya, sebut dia, adalah saintek dan soshum. Setiap peserta diperbolehkan mengikuti tes maksimal dua kali.
”Untuk materi tes UTBK terdiri atas dua materi. Yakni, tes potensi skolastik (TPS) dan tes kompetensi akademik (TPA),” ungkapnya.
Sementara itu, terkait denga sosialisasi tersebut, Ketua Pusat Informasi dan Humas UNAIR Dr. Suko Widodo yang turut serta dalam kegiatan tersebut mengungkapkan bahwa sosialisasi itu menjadi bagian dari pengabdian UNAIR untuk memberikan kemudahan akses informasi kepada masyarakat. Khususnya para calon mahasiswa UNAIR.
“Atas pengetahuan sejak dini terkait dengan regulasi baru tersebut, para siswa diharapkan bisa mempersiapkan diri dengan baik,” tuturnya. (*)
Penulis: Feri Fenoria Rifai
Editor: Binti Q. Masruroh