Prevalensi Kembar Siam Meningkat Setiap Tahun

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kembar Siam
Bapak bayi kembar siam Agus Harianto, dr.,SpA(K)., bersama sang pasien. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Kembar siam merupakan salah satu kasus kelainan bawaan yang menarik dan unik. Angka kejadiannya antara 1: 50.000 sampai 1 : 200.000 dari angka bayi lahir hidup. Kasus kembar siam lebih banyak ditemukan di Afrika dan Asia Tenggara.

Ketua Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo FK UNAIR Surabaya Agus Harianto, dr.,SpA(K) menjelaskan, rasio kembar siam lebih didominasi oleh perempuan dibanding laki-laki yakni 3 : 1.

“Di Indonesia angka kejadiaanya dari tahun ke tahun meningkat. Sejak tahun 1975 hingga 2017 RSUD Dr Soetomo FK UNAIR telah merawat lebih dari 80 kasus kembar siam yang tersebar diseluruh Indonesia,”ungkapnya.

Masalah penanganan kembar siam di Indonesia sangat berbeda dengan luar negeri. Ada banyak faktor dan masalah kompleks yang harus dihadapi mengingat geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau yang tersebar di seluruh tanah air.

Ditambah lagi belum meratanya institusi dan fasilitas kesehatan yang tersedia. Sebagian besar orang tua dari pasien kembar siam kurang mampu sosial ekonominya. Oleh karena itu untuk meningkatkan pelayanan kembar siam di Indonesia maka pada tahun 2009 dibentuk Pusat Pelayanan Kembar Siam Terpadu (PPKST) RSUD Dr Soetomo FK UNAIR Surabaya.

Prosedur tetap tatalaksana penanganan kembar siam telah disusun secara terpadu menyeluruh dan berkesinambungan. Mulai dari struktur organisasi, diagnosis rujukan, waktu operasi hingga pemantauan tumbuh kembangnya. Dari 85 kasus kembar siam hanya 37 kasus (43,5%) yang survive  dan 48 kasus (56,5 %) yang non survive.

Dalam hal ini kasus kembar siam terbanyak adalah jenis thoracoabdominopagus. Untuk menentukan prognosisnya Agus bersama Ketua Tim Pembedahan kembar siam RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Poerwadi SpB., SpBA., membuat klasifikasi kembar siam berdasarkan anatomis dan fisiologisnya sehingga tidak semua kasus kembar siam harus dirujuk.

RSUD Dr Soetomo FK UNAIR Surabaya sebagai PPKST telah melakukan visitasi atau operasi diluar RSUD Dr Soetomo sebanyak 16 kasus. Keberhasilan Tim PPKST RSUD Dr Soetomo FK UNAIR dalam memisahkan kembar siam pygopagus dengan single phallus mendapat apresiasi dari para ahli dari United Kingdom, dari Afrika Selatan dan dari Belanda.

Kehadiran kepada Tim Pusat Pelayana Kembar Siam Terpadu sungguh relevan mengingat beberapa tahun belakangan ini kelahiran kembar siam banyak terjadi di Indonesia. Uniknya, sebagian besar kasus kembar siam tersebut berasal dari Jawa Timur.

Berdasar data yang ada, bayi kembar siam Jawa Timur berasal dari Kabupaten Blitar, Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten Kediri, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Madiun, Kabupaten Malang, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Situbondo, Kabupaten Tulungagung dan Kota Surabaya.

Di Indonesia angka kejadiannya dari tahun ke tahun meningkat. Sejak tahun 1975 sampai tahun 2005 RSUD Dr Soetomo FK UNAIR telah merawat kembar siam 28 kasus. Adanya peranan media massa sejak tahun 2005 mempublikasi kasus kembar siam yang dirawat di RSUD Dr. Soetomo jumlah kasusnya makin meningkat1,2. Sampai sekarang ini RSUD Dr Soetomo FK UNAIR telah merawat 85 kasus kembar siam yang tersebar di seluruh Indonesia.

Naskah: Sefya H Istighfaricha

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).