Kehamilan Bayi Kembar Siam Kerap Kali Tak Disertai Gejala Spesifik

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Kembar siam
Ayah dari Khalisa Khanisa saat melihat buah hatinya. (Foto: Istimewa)

UNAIR NEWS – Tidak ditemui adanya gejala spesifik pada diri ibu yang mengandung bayi kembar siam. Hanya, sebagaimana lazimnya mengadung bayi kembar, rahim ibu akan membesar lebih cepat dibanding ibu yang mengandung bayi tunggal.

Sebut saja Nurhayati Syarif, ibu dari kembar siam Khalisa-Khanisa , mengaku tidak mengetahui jika bayi yang dikandung adalah kembar siam, karena memang tidak mengalami gejala khusus.

Semua itu baru diketahui dari dokter yang memeriksanya menjelang proses melahirkan. Tetapi, perempuan asal Ternate itu mengaku, ibunya dulu juga memiliki anak kembar. Jadi ada faktor keturunan.

Ketua Tim Pembedahan kembar siam RSUD Dr Soetomo Surabaya, dr Poerwadi SpB SpBA menjelaskan, diagnosis kembar siam sudah dapat ditegakkan sejak dalam kandungan pada usia kehamilan ≥ 16 minggu dengan melalui pemeriksaan ultrasonografi.

Melalui pemeriksaan  ini akan dapat ditentukan klasifikasi kembar siam, termasuk dalam kelompok survived ataukah nonsurvived. Dengan demikian dapat dilakukan penanganannya lebih lanjut dengan opsi: apakah kehamilannya diteruskan atau diterminasi.

Selama masa kehamilan, ibu yang mengandung anak kembar siam harus mendapatkan pengawasan ekstra dari dokter sampai bayi lahir. Operasi caesar adalah metode persalinan terbaik untuk mengeluarkan bayi kembar siam.

Operasi ini biasanya akan direncanakan sebelum tanggal kelahiran. Misalnya, pada dua minggu hingga satu bulan sebelum tanggal perkiraan kelahiran.

Setelah lahir, bayi kembar siam akan diperiksa secara menyeluruh oleh dokter. Dari pemeriksaan itu, dokter akan menentukan metode terbaik untuk memisahkan sepasang bayi yang bagian tubuhnya saling terhubung tersebut. Metode yang tepat akan mengurangi risiko terjadinya masalah yang tidak diinginkan.

Tingkat kesulitan prosedur pemisahan tidaklah sama pada setiap pasangan bayi kembar siam. Perbedaan ini tergantung pada bagian tubuh mana dan organ dalam apa yang menyatu, serta kondisi kesehatan kedua bayi. Keahlian tim dokter bedah juga menjadi kunci penting dalam menentukan kesuksesan operasi.

Selain menentukan prosedur operasi pemisahan, tim dokter bedah juga harus memikirkan tentang operasi rekonstruksi apa yang mungkin perlu dilakukan jika operasi pemisahan berhasil. Operasi rekonstruksi dilakukan untuk memperbaiki organ atau bagian tubuh lain yang terdampak setelah operasi.

Naskah: Sefya H Istighfaricha

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

Achmad Chasina Aula

Achmad Chasina Aula

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi