UNAIR NEWS – Minat dan bakat adalah dua hal yang sering terlambat kita sadari kehadirannya. Padahal, keduanya patut menjadi pertimbangan dalam merencanakan masa depan, termasuk ketika memilih jurusan perkuliahan. Bagaimana sih karakter keduanya?
Menurut Dr. Wiwin Hendriani S.Psi., M.Si., dosen Fakultas Psikologi (FPsi) Universitas Airlangga (UNAIR), bakat adalah Potensi atau kemampuan spesial seseorang yang bersifat bawaan dari lahir.
Salah satu cara identifikasinya, cermati aktivitas sehari-harimu. Lalu,
rasakan area aktivitas mana yang hasilnya konsisten paling baik dari waktu ke waktu.
Lalu bertanyalah kepada orang lain. Bisa orang tua, saudara, teman
yang kalian kenal dengan baik untuk memperkuat apa yang kamu rasakan.
“Kita kayak refleksi. Kita melakukan sesuatu yang paling bagus itu di mana ya? Misal mahasiswa, mata kuliah yang hasilnya paling bagus tuh mana ya? Dan, itu konsisten (hasilnya), dari waktu ke waktu,” ujarnya.
Sementara, minat adalah Hasrat, perasaan kuat pada sesuatu. Hal-hal yang disukai atau membuat antusias. Minat ditunjukkan dengan beberapa reaksi yang lebih mudah disadari.
Misalnya, betah berlama-lama melakukan sesuatu, menikmati setiap prosesnya (enjoy), atau memiliki inisiatif untuk terus menggali maupun mencari informasi mengenai hal itu.
“Misal, kalo mahasiswa, aku kok gak suka tentang buku statistik. Kalo buku tes kepribadian, aku kok bisa lama, suka ya. Petunjukknya itu, saat berinterkasi dengan sesuatu itu lama dan kita punya inisiatif untuk menggalinya terus,” katanya.
“Komposisi minat dan bakat bagi seseorang mesti seimbang. Bakat aja tanpa minat, nggak optimal orang mencapai sukses karir. Minat aja tanpa ada bakat yang cukup, itu juga tidak akan optimal,” imbuh Dr. Wiwin.
Baca juga:
Minat dan Bakat Patut Jadi Pertimbangan Masuk Kuliah
(Erika/Feri)
