Mengenal Fitokomponen Dari Daun Cabe Jawa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Tanah Kaya

Cabe Jawa merupakan salah satu jenis tanaman rempah yang banyak dijumpai di Pulau Jawa, oleh masyarakat dimanfaatkan sebagai tanaman hias serta  dan tanaman obat.  Biasanya tanman ini digunakan untuk obat demam, beri-beri, anemia, sakit gigi, sakit kepala, kolera, flu, sakit pinggang, mual, diare, gangguan pernafasan, rematik, gangguan peredaran darah, stroke, lemah syahwat, dan sebagainya. Tanaman ini  mempunyai habitus liana yang tumbuh  memanjat, menjalar atau melilit dengan akar yang melekat pada pohon lain. Tanaman ini tumbuh liar di tanah lembab dan berpasir seperti dekat pantai dan hutan. Jika ingin membudidayakan, tanaman ini membutuhkan hara, lahan yang subur dan gembur dengan temperatur 20-300 C. dengan curah hujan berkisar  1200-3000 mm/tahun. 

Tanaman ini mempunyai daun tunggal berbentuk bulat telur, ujung daun meruncing, tepi daun rata, permukaan atas daun mengkilat, dan memiliki pertulangan daun menyirip. Batang bulat, jenis batang berkayu, arah pertumbuhan memanjat atau bersulur serta percangan monopodial. Akar melekat pada pohon lain. Bunga berkelamin tunggal berbentuk bulir memanjang. Buah majemuk buir bulat memanjang berwarna hijau dan merah jika tua.   Selain dimanfaatkan sebagai tanaman hiasa dan obat, cabe jawa  dapat digunakan sebagai bumbu masakan, karena rasanya yang pedas, tajam dan aromatik. Informasi yang dikumpulkan dari Puslit Tanaman Rempah dan Obat, Cimanggu, Bogor, ditemukan kandungan utama germakren D (24,20%), tetrametilsiklo153.1.0 (4 , 11) -undek 8-ena (17.73%), ar-turmeron (11.55%), andbenzil benzoat (6.28%). Ekstrak metanol buah  P. retrofractum  mengandung piperine, asam oleat, N-isobutyl-2E, 4E, 14Z-eicosatrienamide, dan methyl piperate.  Tanaman ini juga berpotensi sebagai antimikroba, afrodisiak, dan antikanker. Ekstrak metil klorida cabe jawa dapat digunakan sebagai insektisida terhadap Nezara viridula. 

Tanaman ini mengandung metabolit sekunder alkaloid, piperin, dan minyak esensial yang dapat digunakan sebagai afrodisiak karena berbagai efeknya, seperti androgenik, anabolik, dan memperkuat sirkulasi darah sehingga berpotensi untuk mengobati disfungsi ereksi.  Ekstrak etanol P. retrofractum dan Zingiber officinale berpotensi sebagai sebagai anti kanker terhadap sel He-La dan T 47D.  Dalam laporan ini akan memberikan informasi kandungan senyawa  yang terdapat pada ekstrak etanol dan n-heksana daun P. retrofractum. Untuk mengetahui kandungan senyawa yang terdapat pada Piper retrofractum dilakukan ekstraksi dan analisis kandungan senyawa dengan Gass Chromatography Mass Spectrometry (GCMS). Daun sebanyak 4 kg dicuci terlebih dahulu dengan air  mengalir, kemudian ditiriskan dan dikeringkan. Berat kering daun yang diperoleh adalah 700 g, kemudian digerus menjadi serbuk. Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi dengan pelarut etanol dan n-heksana. Volume masing-masing pelarut yang digunakan adalah 3,5 liter. Hasil penguapan ekstrak etanol sekitar 57,3 g, sedangkan ekstrak n-heksan sekitar 19,2 g. Ekstrak etanol dan n-heksan kemudian dianalisis kandungan kimianya menggunakan Gass Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS). 

Tiga senyawa utama yang ditemukan dalam ekstrak etanol daun cabe jawa adalah  piperin, 5,6-dihydro-2,10,11-trimethoxy-3H-phenanthro [9,10,1-ija] quinolizin-3-one, dan 3, 3a, 4,5,6,7-hexahydro-2H-indene, pada konsentrasi 41,71%, 10,90%, dan 9,03%. Piperine adalah senyawa utama yang ditemukan di lada hitam. Piperine memiliki rumus kimia C17H19NO3 dan memiliki aktivitas biologis sebagai anti oksidan, anti tumor, anti asma, anti piretik, analgesik, anti inflamasi, anti diare, anxiolytic, anti depresan, hepatoprotektif, anti bakteri, anti- jamur, anti-metastasis, dan anti-tiroid. Kandungan piperin yang terkandung dalam lada hitam sekitar 2,5%, sedangkan kandungan piperin pada ekstrak etanol daun  P. retrofractum  adalah 41,71%. Hal ini menunjukkan hasil yang positif karena kandungannya yang lebih tinggi dibandingkan ekstrak dari yang lain. Pada ekstrak n-heksana daun cabe jawa,terdapat tiga komponen yang dominan yaitu  isomer fitol, germacrene D, dan 13-asetil-2,3,3a, 5,6,7,8,13,13a, 13b- decahydro-11,12-dimethoxy-2,6-dimethyl-4H-3,8a-Methanofuro [2 ‘, 3’: 6,7] azonino [5,4-b] indol-14-one, pada konsentrasi 23,95 %, 16,66%, dan 13,06%. Phytol adalah alkohol diterpen yang ditemukan mampu menghambat inflamasi. Fitol yang terkandung dalam ekstrak metanol P. nigrum memiliki aktivitas biologis sebagai anti oksidan. Fitol ditemukan dalam ekstrak etanol 95% dari Pergularia daemia memiliki aktivitas anti-mikroba dan anti-asma. Komponen utama kedua, germacrene, adalah jenis seskuiterpen hidrokarbon yang juga ditemukan pada spesies Piperaceae lainnya. Minyak atsiri yang diisolasi dari daun P. betle var Bangladesi dan P. betle var Deswari ditemukan mengandung germacrene B masing-masing 0,12% dan 0,42%. Ekstrak diklorometana dari Bucerra copallifera memiliki germacrene D sebesar 56,2%.  Minyak atsiri dari Stachys cretica juga memiliki kandungan germacrene D 32,8%. Senyawa ini berpotensi sebagai antioksidan, antitumor dan antimikroba. 

Senyawa dominan yang terdapat pada daun Piper retrofractum  adalah piperine dan phytol, kedua senyawa tersebut dapat dikembangkan menjadi obat herbal karena memiliki berbagai aktivitas biologis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Penulis: Dr. Junairiah, S.Si., M.Kes.

Departemen Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga

Link jurnal terkait tulisan di atas:  https://revues.imist.ma/index.php/morjchem

Junairiah, Amalia, E.A., Ni’matuzahroh, Nurhariyati, T. 2020. Identification of  Phytochemical Compounds in Ethanol and n-hexane Leaf extracts of Piper retrofractum Vahl. by Gass Chromatography Mass Spectrometry. Moroccan Journal  of Chemistry 8SI (032-037).

Berita Terkait

UNAIR News

UNAIR News

Media komunikasi dan informasi seputar kampus Universitas Airlangga (Unair).