Pakar UNAIR Sebut Diplopia yang Dialami Marc Marquez Bisa Jadi Kambuh atau Diplopia Kelainan Baru

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ilustrasi oleh Motorsport.com

UNAIR NEWS – Kelainan diplopia yang dialami Marc Marquez, salah satu rider Moto Gp yang mengalami crash pada warm up Moto Gp Mandalika beberapa pekan lalu bisa jadi karena kambuh ataupun kelainan diplopia baru. Hal tersebut diungkapkan oleh pakar UNAIR Sutjipto dr Sp M(K) pada saat diwawancarai pihak UNAIR NEWS pada Rabu (30/3/2022). 

Beliau mengungkapkan, kasus yang dialami oleh Marc Marquez bisa karena kambuh maupun karena trauma baru yang terjadi pada saat latihan. Di mana pada trauma yang lama kemudian sembuh dan tidak terjadi diplopia kembali. Ketika sesi warm up Sirkuit Mandalika, Marc Marquez mengalami kecelakan kembali dan diplopia yang pernah ia alami kambuh kembali. 

“Kalau dikatakan kambuh ya mungkin bisa dilihat dari hambatan pergerakan bola matanya, apakah sama dengan yang pernah terjadi sebelumnya. Kalau dikatakan kambuh kan bisa disimpulkan bahwa hambatan pergerakan bola matanya sama dengan yang sebelumnya terjadi dengan yang sekarang,” jelasnya. 

Dokter lulusan FK UNAIR tahun 1998 tersebut menjelaskan pada keadaan yang lama kemungkinan adanya fraktur atau kelainan lain yang kemudian tidak sampai terjadi entrapment atau edema saja yang kemudian hilang. Sehingga, pergerakan bola matanya bisa normal dan diplopia nya hilang. Ketika terjadi kecelakaan di Mandalika, mungkin saja daerah locus minoris itu terkena lagi di tempat yang sama. Sehingga mengakibatkan edema dan terjadi hambatan pada pergerakan bola matanya yang mengakibatkan diplopianya manifest kembali. 

“Saya tidak tahu pasti ya, karena tidak tahu pasti riwayat kesehatan Marc Marquez kalaupun kambuh lagi dan keadaanya sama. Kalau misalnya pergerakanya yang dulu dengan yang sekarang otot-ototnya yang terhambat berbeda, bisa jadi mungkin traumanya di posisi yang lain juga, akan tetapi keduanya mengakibatkan diplopia.  Kalau dilihat dari riwayatnya semua terjadi setelah kecelakan pada saat latihan, diplopia mungkin bisa jadi karena trauma orbitanya,” ungkapnya.   

Pakar Spesialis mata FK UNAIR Sutjipto dr Sp M(K). (Foto: Dokumentasi Pribadi)

Trauma disana kemungkinan bisa terdapat fraktur didalamnya atau tidak, atau hanya pembekakan saja, sehingga menyebabkan terjadinya hambatan dalam pergerakan bola mata. Karena mungkin tajam penglihatannya keduanya seimbang dan bagus yang akhirnya diplopia binokulernya bermanifestasi pada keadaan tersebut.  

“Diplopia pada trauma orbita menjadi salah satu indikator untuk melaksanakan perbaikan pada pasien. Tentu perbaikanya didasarkan akan kelainan apa yang dimiliki pada pasien tersebut. Kalau misalnya ada fraktur blow out kemudian terjadi entrapment, dan segala sesuatu yang mengakibatkan hambatan pergerakan bola mata, akan terjadi diplopia,” imbuhnya.

Penulis: Ananda Wildhan Wahyu Pratama

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp