Juara 2 Nasional Berkat Ide Kembalikan Bahasa Daerah Jadi Bahasa Ibu

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Salimulloh Tegar Sanubarianto mahasiswa magister Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya meraih juara 2 Kompetisi Opini Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Masyarakat Linguistik Indonesia.

UNAIR NEWS – Prestasi gemilang kembali ditorehkan oleh Ksatria Airlangga di kancah nasional. Ia adalah Salimulloh Tegar Sanubarianto mahasiswa magister Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya. Dia berhasil meraih juara 2 Kompetisi Opini Tingkat Nasional yang diselenggarakan oleh Masyarakat Linguistik Indonesia pada Minggu (20/3/2022).

Bertemakan Generasi Muda dan Masa Depan Bahasa Daerah sebagai Bahasa Ibu, laki-laki yang akrab disapa Salim itu mengusung opini berjudul Natural Language Processing untuk Revitalisasi Bahasa Daerah: Upaya Mengembalikan Marwah Bahasa Daerah sebagai Bahasa Ibu.

Membangun Korpus Bahasa Daerah

Salim menurutkan, opini yang ia tulis membahas solusi mengenai penggunaan natural language processing atau pengolahan bahasa alami. Natural language processing digunakan untuk memenuhi ruang-ruang digital dan media sosial dengan bahasa daerah. Tujuannya, untuk membangun korpus bahasa daerah.

“Kita bisa membuat sebuah sistem jaringan untuk bahasa daerah. Misalnya, ketika menonton YouTube, kita bisa memilih opsi translate bahasa daerah dengan natural language processing. Saya yakin jika semakin terbiasa, bahasa daerah bisa direvitalisasi lagi,” jelas Salim.

Kemudian, ia juga mengatakan bahwa topik tersebut datang dari kegelisahannya melihat keluarga di Indonesia yang sudah tidak menjadikan bahasa daerah sebagai bahasa ibu. Pada akhirnya, mereka lebih memilih bahasa Indonesia atau bahasa asing sebagai bahasa ibu di keluarganya.

Salimulloh Tegar Sanubarianto mahasiswa magister Ilmu Linguistik Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga.

Alih Peran Linguistik

Sebagai mahasiswa linguistik, Salim menyadari bahwa masih banyak anggapan bahwa riset-riset linguistik itu tidak memiliki kegunaan dan kebaruan. Padahal, riset di masa depan sangat membutuhkan ilmu linguistik. 

“Kita sedang menyambut era metaverse dan era yang serba digital. Justru di situlah, linguistik bisa mengambil alih dan perannya,” ucap Salim.

“Sekarang kita mengenal ada linguistik komputasional, linguistik forensik, dan cabang-cabang pengembangan ilmu linguistik lainnya yang akan berguna ke depannya,” tambahnya. 

Lebih lanjut, Salim membagikan teknik menulis opini yang baik. Pertama, ide harus orisinal. Kedua, tepat sasaran dengan tema yang dibahas. Ketiga dan yang paling penting adalah berbeda dan unik yang mungkin orang tidak akan terpikirkan untuk menulisnya. Dengan sudut pandang tersebut, kita dapat menarik perhatian juri. (*)

Penulis: Rafli Noer Khairam

Editor: Binti Q. Masruroh

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp