Autism Spectrum Disorder (ASD) atau yang lebih dikenal Autisme adalah sekelompok gangguan neurodevelopmental yang ditandai dengan defisit komunikasi sosial dan interaksi dan adanya perilaku atau minat terbatas serta berulang-ulang sesuai kriteria Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fifth Edition (DSM-5). Diagnosis ASD berdasar pada pengamatan klinis dan pelaporan perilaku. Beberapa penelitian menyebutkan usia pasien terdiagnosis ASD ternyata lambat. Penelitian di Amerika melaporkan usia rata-rata diagnosis anak ASD sekitar 4 tahun. Penggunaan instrumen diagnostik yang terukur, sistematis dan memiliki sensitifitas yang tinggi jarang dilakukan, hal ini menyebabkan diagnosis ASD menjadi lambat. Diagnosis dini perlu dilakukan supaya intervensi awal dapat segera dilakukan. Kurangnya penelitian tentang validasi alat untuk skrining dan diagnosis di negara berpenghasilan rendah dan menengah menimbulkan hambatan pengembangan alat diagnostik berbasis bukti sesuai kondisi masyarakat lokal.
Instrumen diagnosis autis yang sudah lama dan banyak digunakan adalah The Childhood Autism Rating Scale (CARS). Versi terbaru dari CARS disebut The Childhood Autism Rating Scale, Second Edition (CARS2). The Childhood Autism Rating Scale, Second Edition-Standard Version (CARS2-ST) merupakan salah satu bagian dari CARS2. CARS2-ST digunakan anak usia 2- 6 tahun atau dengan skor IQ kurang dari 80. Instrumen ini mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan yang lain, diantaranya mudah digunakan, mempunyai kriteria diagnosis yang luas mencakup gangguan komunikasi dan interaksi sosial, perilaku maladaptif, berlaku untuk anak-anak dari segala usia termasuk anak prasekolah, menggunakan skor objektif dan terukur, dan merupakan instrumen standar yang diterima secara global. The Childhood Autism Rating Scale, Second Edition-Standard Version (CARS2-ST) telah diterjemahkan ke Bahasa Indonesia dengan seijin pemiliknya. Penilaian validitas konstruksi CARS2-ST terjemahan bahasa Indonesia harus dilakukan supaya pertanyaan dan tugas di Childhood Autism Rating Scaletm, edisi kedua versi bahasa Indonesia dapat dipahami oleh pengguna dan masyarakat, sehingga bisa digunakan sebagai alat diagnostik pada anak ASD usia 2-6 tahun. Untuk itu dilakukan penelitian dengan rancangan potong lintang, dilakukan di Pusat Perkembangan Anak di Surabaya, Indonesia dari Agustus hingga Desember 2019. Subyek penelitian diambil dari populasi anak umur 2-6 tahun di Pusat Layanan Disabilitas Kota Surabaya, Poliklinik Keseharan Jiwa Anak dan Remaja Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya, dan Rumah Anak Berkebutuhan Puskesmas Ngagel Rejo. dengan keluhan utama gangguan komunikasi dan perilaku, beserta orang tua/pengasuhnya. Kriteria inklusi bila orang tua/pengasuh bersedia mengikuti penelitian. Kriteria eksklusi, jika secara klinis terdapat: kelainan neurologis mayor, gangguan indera, sindromik, cacat kongenital berat. Pada subyek dilakukan pemeriksaan dengan menggunakan instrument CARS2-ST dan DSM-5. Setelah melewati pemeriksaan instrumen, proses inklusi-eksklusi, didapat 201 subyek penelitian yang dapat diikutkan dalam analisis hasil. Analisis dilakukan secara deskriptif dan pengujian psikometri untuk mengetahui nilai validitas dan reliabilitas.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur median subyek penelitian 56 bulan untuk anak ASD yang sesuai dengan DSM-5 dan 51 bulan untuk anak yang tidak sesuai, proporsi terbanyak anak ASD adalah anak laki-laki, merupakan anak sulung dan pengasuhan utama dilakukan oleh orang tua kandung. Faktor komunikasi dan interaksi sosial dan perilaku stereotip dan kepekaan sensorik, mencerminkan kriteria ASD dalam DSM-5. Pada penelitian ini juga mendapatkan instrumen diagnostik ASD berupa CARS2-ST versi Bahasa Indonesia dengan nilai psikometrik CARS2-ST yang baik dan mempunyai 2 faktor yang menunjukkan kesesuaian konsep dengan DSM-5.
Penulis: Prof. Dr Irwanto,dr SpA(K)
Disarikan dari artikel dengan judul: “CONSTRUCT VALIDITY OF INDONESIAN LANGUAGE VERSION OF CHILDHOOD AUTISM RATING SCALE™ _SECOND EDITION” yang diterbitkan di Malaysian Journal of Public Health Medicine 2021, Vol. 21 (1): 175-80.
