Menguji Faktor Penentu Knowledge Sharing Behavior

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto oleh iStock

Dalam ekonomi berbasis informasi saat ini, pengetahuan dianggap sebagai sumber daya yang penting dan efektif untuk membantu bisnis dalam membangun sinergi departemen, mempercepat inovasi, memberikan nilai kepada pelanggan, dan meningkatkan pendapatan melalui pertumbuhan pasar. Perilaku berbagi pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku individu yang berkaitan dengan pertukaran informasi, pengalaman, ide, dan keterampilan dengan individu atau kelompok orang lain di dalam suatu organisasi untuk meningkatkan keberlanjutan perusahaan.

Pengetahuan dipandang sebagai sumber daya yang berharga dalam ekonomi berbasis pengetahuan saat ini. Hal ini mungkin terjadi karena kesiapan organisasi untuk beradaptasi dengan perkembangan global dalam hal kepemilikan pengetahuan sangat dipengaruhi oleh sumber daya berkualitas tinggi di dalam perusahaan. Beberapa ahli telah menyatakan bahwa banyak industri akan terus mencari, memelihara, dan menumbuhkan informasi, dan kemanjuran manajemen pengetahuan akan dinilai melalui perilaku berbagi pengetahuan di antara personel perusahaan. Pengetahuan dianggap sebagai sumber keunggulan kompetitif, dan dalam menghadapi lingkungan bisnis yang dinamis, organisasi juga perlu fokus tidak hanya pada pemrosesan informasi yang efisien tetapi juga pada penciptaan pengetahuan. Jika perusahaan ingin mendapatkan keunggulan kompetitif, mereka harus mengelola pengetahuan mereka, dan mereka yang memiliki keahlian yang menarik dan khas akan memiliki peluang yang lebih baik untuk memasuki pasar industri yang kompetitif.

Penelitian ini akan mengkaji para middle manager Bank Syariah Mandiri di Indonesia yang akan terlibat dalam pembentukan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) yang dinilai memiliki multiplier effect yang signifikan terhadap perekonomian nasional dan pertumbuhan ekonomi dengan menggabungkan tiga bank syariah yang tergabung dalam Himpunan Bank-Bank Milik Negara (Himbara). Bank Syariah Mandiri (BSM) diketahui sangat menyadari bahwa proses pendistribusian knowledge management harus dikelola secara terstruktur dan komprehensif, karena dapat mendukung diseminasi knowledge management, di sisi lain Bank Syariah Mandiri telah melakukan kegiatan knowledge management (KM) sejak tahun 2012. Implementasi knowledge management ditandai dengan kick off program knowledge management yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juni 2013. Bank Syariah Mandiri memiliki tujuan untuk mengimplementasikan knowledge management yaitu sebagai inovasi dan bank syariah berbasis pengetahuan. Dari dasar tersebut, Bank Syariah Mandiri telah mampu merumuskan roadmap penerapan knowledge management dengan uraian sebagai berikut.

Jenis penelitian ini termasuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, yang dilakukan untuk menguji teori dengan cara pengukuran yang menekankan pada data numerik (pada variabel yang diteliti kemudian dianalisis dengan menggunakan alat uji statistik. Penelitian ini menggunakan survei sampel terhadap suatu populasi dengan kuesioner sebagai alat penelitian dalam mengumpulkan data dan menganalisis responden sebagai subjek penelitian.Data yang telah diperoleh ditabulasi kemudian diolah menggunakan uji statistik structural equation modeling (SEM – Amos), Pengukuran knowledge sharing self efficacy (X1), variabel kenikmatan dalam membantu orang lain (X2), niat untuk berbagi pengetahuan (Y1) dan perilaku berbagi pengetahuan (Y2) diukur dengan menggunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk menguji seberapa kuat respon dari setuju atau tidak setuju yang diberikan oleh responden terhadap pernyataan yang disajikan.Skala Linkert yang digunakan dalam penelitian ini memiliki lima skala dengan 1 (sangat tidak setuju) sampai 5 (sangat setuju).

Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi karyawan dan manajer dalam menciptakan dan meningkatkan perilaku berbagi pengetahuan di tempat kerja. Middle manager bank syariah mandiri diharapkan mampu menjaga faktor knowledge sharing self-efficacy dan kenikmatan dalam membantu sesama sehingga terwujud niat yang kuat, karena middle manager merupakan pusat organisasi yang harus dapat mempengaruhi individu atau kelompok lain. Hal ini diperlukan karena keyakinan yang kuat akan memudahkan sharing knowledge baik dari segi produk atau layanan perbankan syariah mandiri maupun pengetahuan terkait adanya merger.

Beberapa keterbatasan penelitian ini perlu diatasi. Pertama, penelitian ini hanya mempertimbangkan tanggapan responden yang bekerja di Bank Syariah Indonesia; Oleh karena itu, direkomendasikan dalam penelitian masa depan untuk mencakup populasi yang berbeda seperti dalam konteks perbankan lain atau layanan publik lainnya. Kedua, data dikumpulkan pada waktu yang sama untuk penelitian ini. Penggunaan penelitian selanjutnya dapat menggunakan penelitian longitudinal untuk mendukung asosiasi yang dikembangkan melalui pengumpulan data pada waktu yang berbeda sehingga hasil penelitian lebih akurat. Ketiga, penilaian dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Untuk mendapatkan jawaban yang lebih luas, disarankan untuk melanjutkan penelitian dengan pendekatan kualitatif. Keempat, penelitian ini tidak menggunakan variabel kontrol seperti ukuran perusahaan, umur perusahaan dan jenis industri sebagai bagian dari penelitian. Jadi, akan lebih baik jika penelitian selanjutnya menggunakan variabel kontrol untuk memperkaya temuan. Selain itu, pemeriksaan variabel mediasi yang berbeda harus dipertimbangkan dalam studi masa depan untuk memperkaya pengetahuan di bidang ini.

Informasi Penulis: Anis Eliyana

Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan kami di:

https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/21582440221078012

 (Testing the Determining Factors of Knowledge Sharing Behavior)

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp