Dosen Psikologi UNAIR Ajak Kenali Batas Kemampuan Diri

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Dari kiri, Azmi Izuddin moderator, Afif Kurniawan Mpsi Dosen Psikologi Klinis UNAIR, Tri Endang Kustianingsih MPd Kepala Bidang Sekolah Menengah Dinas Pendidikan Kota Surabaya (Foto: Dok pribadi)

UNAIR NEWS – Melanjutkan Refleksi dua tahun Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) mengenai regulasi belajar yang efektif. Dosen Fakultas Psikologi UNAIR Afif Kurniawan MPSi memberikan tipsnya untuk mengenali batas kemampuan diri.

Sebelum lebih jauh, Afif mengenalkan regulasi emosi yakni sebuah proses membentuk emosi yang sedang dialami di peristiwa tertentu dan cara mengekspresikannya. Regulasi emosi tersebut ada dua kunci:

Persepsi atau Penerimaan Stressor

“Mari kita mendahulukan kemampuan menerima perubahan-perubahan yang sangat cepat,’’  ujar Afif dalam acara Talkshow Refleksi Dua Tahun PJJ di hadapan 30 pelajar Surabaya (20/3/2022).

“Menerima ini artinya oke virus Covid-19 yang varian baru ini kita hadapi dulu, kendalikan dulu apa yang bisa kita kontrol,’’ imbuhnya.

Tahapan Coping 

Afif mengatakan tahapan coping sebagai proses yang dilalui individu untuk mengatasi situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologis. “Setelah proses penerimaan, lanjut ke proses penyesuaian,’’ kata Afif.

Ia juga menegaskan bahwa dalam PJJ , mengharuskan pelajar untuk melakukan sesuatu dengan gerak statik dan menatap layar. 

Berkaitan dengan regulasi belajar yang efektif, Afif menyebut kemampuan mata manusia rata-rata  memiliki interval 20-40 menit menatap layar. 

“Kemampuan kita berkonsentrasi itu slowly (pelan-pelan). Kenali limit teman-teman ketika berada di depan layar,’’ papar Afif.

Duduk diam dengan posisi statik juga jenuh, lanjutnya, lakukanlah stretching. Saya juga sebagai psikolog yang mendampingi olahragawan. Menariknya, sembari bertemu kita juga melakukan olahraga berjalan,’’ ujarnya.

Selanjutnya, alokasikanlah waktu 2-6 jam tanpa gadget untuk memulihkan kesehatan. “Hal tersebut sangat perlu dilakukan, selain itu tidur juga tidak hanya menutup mata, artinya pikiran dan raga harus beristirahat. Itulah yang dinamakan tidur berkualitas,” papar Psikolog Persebaya itu.

Menurutnya, semakin baik kemampuan coping semakin baik pula resiliensinya (kemampuan individu untuk cepat pulih dari kondisi yang sulit). 

Di akhir acara talkshow, Afif pun memberikan afirmasi positif terhadap pelajar yang hadir. “Selamat bertumbuh dengan tugas dan projek masing, resiliensi yang kita kembangkan akan jadi pembeda di masa yang akan datang,’’ ujarnya.

Penulis: Viradyah Lulut Santosa

Editor: Khefti Al Mawalia

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp