Tingkat Kejadian Infeksi COVID-19 pada Pasien Diabetes Mellitus

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by HCB

COVID-19 telah menyebabkan masalah kesehatan dan menjadi perhatian kesehatan utama saat ini di seluruh dunia. Data yang tersedia saat ini menunjukkan bahwa orang tua dan orang dengan riwayat penyakit kronis atau penyakit penyerta (komorbid) berisiko terkena penyakit COVID-19. Riwayat penyakit kronis yang dimaksud antara lain hipertensi, diabetes mellitus, penyakit kardiovaskular, dan penyakit paru kronis. Diabetes adalah komorbiditas kedua yang paling umum, sekitar 8% kasus, setelah hipertensi dan dengan tingkat kematian tiga kali lipat dari pasien pada umumnya (7,3% berbanding 2,3%). Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik yang ditandai dengan peningkatan gula darah akibat terganggunya hormon insulin yang berfungsi sebagai hormon untuk mempertahankan homeostasis tubuh dengan cara menurunkan kadar gula darah. Diabetes Mellitus dikenal sebagai silent killer karena sering tidak disadari oleh penderitanya dan ketika diketahui telah terjadi komplikasi. Diabetes Mellitus merupakan penyakit yang selalu meningkat setiap tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita DM dewasa di atas 18 tahun pada tahun 2014 adalah 422 juta. Prevalensi diabetes mellitus di Asia Tenggara telah tumbuh pada tahun 1980 sebesar 4,1% dan pada tahun 2014 menjadi 8,6%. Menurut Riset Kementerian Kesehatan tahun 2018, prevalensi diabetes di Indonesia sebesar 2,0%, sedangkan di Jawa Timur 2,6% pada penduduk berusia di atas 15 tahun. Diabetes Mellitus merupakan salah satu faktor risiko peningkatan keparahan infeksi COVID-19.

Ada beberapa kriteria yang merujuk pada adanya faktor komorbiditas diabetes mellitus pada pasien positif COVID-19, yaitu jenis kelamin pasien, usia pasien, dan pemeriksaan laboratorium. Dilihat dari jenis kelamin, wanita mengalami faktor komorbiditas diabetes mellitus yang lebih tinggi (64,4%) karena jenis kelamin wanita cenderung lebih berisiko terkena diabetes mellitus terkait dengan indeks massa tubuh yang besar dan sindrom siklus menstruasi dan selama menopause yang mengakibatkan mudah menumpuknya lemak yang mengakibatkan penghambatan transpor glukosa ke dalam sel. Pada penelitian ini terdapat pasien COVID-19 berusia 56 – 65 tahun yang memiliki faktor komorbiditas diabetes mellitus tertinggi (42,2%). Usia merupakan salah satu faktor risiko diabetes melitus. Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa mereka yang berusia lebih dari 45 tahun merupakan kelompok usia yang berisiko menderita DM. Lebih lanjut dikatakan bahwa DM merupakan penyakit yang terjadi akibat penurunan fungsi organ tubuh (degeneratif), terutama gangguan pada organ pankreas dalam memproduksi hormon insulin, sehingga kasus DM akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia. Risiko diabetes meningkat seiring bertambahnya usia, terutama pada usia lebih dari 45-60 tahun, karena pada usia tersebut, intoleransi glukosa mulai meningkat. Proses penuaan menyebabkan penurunan kemampuan sel pankreas untuk memproduksi insulin. Selain itu, pada individu yang lebih tua, terjadi penurunan aktivitas mitokondria sel otot sebesar 35%. Hal ini terkait dengan peningkatan kadar lemak otot sebesar 30% dan memicu resistensi insulin. Dalam penelitian tersebut dapat diketahui bahwa mayoritas pasien positif COVID-19 dengan riwayat diabetes mellitus memiliki kontrol gula darah yang tidak terkontrol atau buruk pada pemeriksaan kadar gula darah puasa, kadar gula darah sementara dan HBA1C sebesar 100%. Selain minum obat, pasien juga sangat disarankan untuk mengontrol kadar glukosa darahnya. Untuk pasien dewasa COVID-19 dengan gejala ringan, target glukosa darah puasa adalah 4,4-6,1 mmol/L, dan glukosa darah 2 jam postprandial atau glukosa darah sesaat 6,1-7,8 mmol/L. Untuk pasien COVID-19 lanjut usia dengan gejala ringan atau sedang yang menggunakan glukokortikoid, target glukosa darah puasa 6,1-7,8 mmol/L, dan glukosa darah 2 jam postprandial atau glukosa darah intermiten 7,8-10,0 mmol/L. Pada pasien COVID-19 yang sakit parah, target glukosa darah puasa adalah 7,8-10,0 mmol/L dan target glukosa darah 2 jam postprandial atau glukosa darah sesaat adalah 7,8-13,9 mmol/L.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa angka prevalensi penyakit penyerta diabetes mellitus pada pasien positif COVID-19 di RSU Haji Surabaya periode tahun 2020 adalah 29,9%. Pasien positif COVID-19 dengan riwayat diabetes mellitus paling banyak ditemukan pada kelompok usia 56-65 tahun (42,2%) dan pada pasien wanita (64,4%). Hal ini penting bagi penderita diabetes mellitus untuk menjaga kadar gula darah agar tidak terjadi komplikasi yang lebih parah.

Penulis: Diyantoro

Link jurnal: nternational Journal of Scientific Research in Biological Sciences Volume 9, Issue 1, February 2022  (Prevalence of Diabetes Mellitus Comorbidity in COVID-19 Patients Treated at Selected Hospital in Surabaya (isroset.org))

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp