Perpustakaan UNAIR Berikan Sosialisasi Program pada Dosen dan Mahasiswa

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Ika Rudianto sedang memaparkan materi (Sumber : SS Zoom)

UNAIR NEWS – Dalam setiap institusi pendidikan, perpustakaan selalu menjadi pemeran utama, terutama pada pendidikan tinggi. Perpustakaan dapat dijadikan indikator berhasil atau tidaknya sebuah proses pengajaran pada lembaga pendidikan. Banyaknya koleksi yang dimiliki, baik buku hingga karya ilmiah selalu menjadi sumber utama bagi sivitas akademika kampus maupun masyarakat untuk mendapatkan sumber yang kredibel.

Melihat pentingnya peran yang dimiliki, Perpustakaan Universitas Airlangga (UNAIR) terus berbenah dalam proses pelayanan maupun koleksi. Hal tersebut menjadi bukti komitmen perpustakan UNAIR untuk selalu menjadi lembaga yang mampu menyediakan dan memudahkan urusan masyarakat terutama dalam bidang literasi. Bukti peningkatan layanan tersebut tertuang dalam acara yang bertajuk “Sosialisasi Program Perpustakaan” yang digelar pada Kamis (17/3/2002) lewat media virtual zoom.

“Perpustakaan (UNAIR, Red) berusaha memfasilitasi seluas-luasnya, sebanyak-banyaknya, informasi apa yang harus ada di perpustakaan secara maksimal,” ujar Suhernik SSos MSi selaku Kepala Perpustakaan UNAIR mengawali.

Pada acara tersebut, ada tiga topik utama pembahasan, yaitu mengenai Institusional Repository, pengajuan Surat Bebas Perpustakaan (SBP), serta mengenai peer review. Materi disampaikan oleh staf Perpustakaan UNAIR, Ika Rudianto. Ia menuturkan bahwa seluruh karya ilmiah yang dihasilkan oleh sivitas akademika UNAIR wajib diserahkan kepada perpustakaan guna kepentingan penyimpanan dan pengarsipan.

Melanjutkan paparan, ia juga menjelaskan bahwa karya ilmiah yang diserahkan berupa salinan digital dan salinan cetak. Untuk Salinan cetak, sambungnya, minimal satu eksemplar diserahkan kepada perpustakaan dan diserahkan kepada fakultas masing-masing. Lalu fakultas akan berkoordinasi lebih lanjut dengan perpustakaan untuk pengambilan salinan cetak yang telah dikumpulkan.

”Sejak tahun 2019, laman repositori Universitas Airlangga, melalui surat kesediaan rektor, telah bergabung dengan laman repositori kemendikbud yaitu RAMA,” sambung Ika ketika menjelaskan bahwa laman repositori UNAIR telah terkoneksi dengan laman repositori nasional.

Tak hanya itu, Ika pun menyinggung masalah penerbitan Surat Bebas Perpustakaan (SBP) bagi mahasiswa sebagai syarat wisuda dan yudisium. Ika menambahkan bahwa mahasiswa harus sudah menyerahkan karya ilmiah dan bebas tanggungan perpustakaan, seperti tidak memiliki pinjaman buku serta tidak memiliki sanksi keterlambatan pengembalian koleksi.

Tidak hanya itu, Ika mengomentari banyaknya mahasiswa yang mengurus SBP ketika sudah dekat dengan waktu wisuda. Sehingga menyulitkan pihak perpustakaan dalam melakukan verifikasi berkas. Tentunya hal ini akan berimbas kepada keterlambatan dikeluarkannya SBP dikarenakan banyaknya berkas yang masuk. Ia pun berharap hal seperti ini diantisipasi oleh mahasiswa karena akan menyulitkan mahasiswa itu sendiri. 

“Akhirnya apa, banyak mahasiswa yang melakukan kecurangan, membuat surat (SBP, red) palsu. Dan ini banyak ya kejadian seperti ini. Suratnya sudah ada, namun ketika dikonfirmasi ke kami, di kami belum mengeluarkan,” lanjut Ika sambal mengimbau pada dosen untuk terus mengingatkan mahasiswanya. (*)

Penulis: Afrizal Naufal Ghani

Editor: Nuri Hermawan

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp