Konsentrasi Logam Berat dalam Ikan Tuna Kalengan dan Penilaian Resiko Kesehatan Probabilistik di Iran

Share on facebook
Share on google
Share on twitter
Share on linkedin
Foto by SehatQ

Makanan kaleng yang sering kita konsumsi rupanya tidak bisa menjamin terhindar dari adanya kontaminasi atau cemaran yang dapat menimbulkan resiko berbahaya bagi tubuh kita. Penelitian di Iran menunjukkan beberapa zat beracun seperti logam berat diinformasikan terkandung pada tuna kaleng. Dari adanya hal tersebut perlu dikaji lebih dalam dan rutin untuk mengukur nilai logam berat pada tuna kaleng.

Menurut laporan Food and Agriculture Organization (FAO), konsumsi ikan didunia setiap tahun sekitar 20,3 kg per kapita, yang sebagian besar (>55%) didapatkan dari ikan di laut dan sisanya dari akuakultur/budidaya. Tuna kalengan merupakan sumber makanan yang cukup terjangkau dengan umur simpan yang lama, sehingga menjadi konsumsi makanan yang cukup diminati di Iran terutama oleh keluarga yang berpenghasilan rendah. Tuna kaleng kaya akan sumber nutrisi akan tetapi adanya tingkat cemaran yang semakin tinggi di laut dapat meningkatkan resiko adanya polutan yang masuk pada ikan-ikan yang ada di laut termasuk ikan tuna. Kontaminasi logam berat merupakan salah satu masalah yang paling umum di dunia karena terjadi di sebagian besar lingkungan. Namun, logam berat dianggap sebagai pencemar terbesar organisme laut karena sifat toksik dan akumulasinya. Di antara logam berat, timbal (Pb), kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan timah (Sn) merupakan resiko cemaran yang paling berat pada makanan laut, karena dapat mengakibatkan efek negative pada hati, ginjal, dan sistem saraf. Beberapa penelitian juga menunjukkan adanya logam berat yang tinggi pada makanan laut yang dikalengkan. Pencemaran laut dan proses kotaminasi pada saat pengalengan diduga menjadi penyebab adanya logam berat pada makanan laut kaleng. Pencemaran laut dapat timbul sebagai akibat dari kegiatan pertambangan dan industri. Selain itu, kegiatan pertanian berdampak negatif terhadap kualitas air. Oleh karena hal tersebut, perlu untuk mengukur logam berat secara teratur  maka dari itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur konsentrasi total empat logam berat penting (yaitu Cd, Hg, Pb, dan Sn) di 92 kaleng tuna kota-kota besar Iran dan melakukan penilaian paparan dan risiko kesehatan untuk mendapatkan asupan harian kronis logam berat melalui konsumsi tuna kalengan pada orang Iran dan menghitung Hazard Quotient (HQ) untuk menggambarkan situasi untuk mengambil langkah-langkah yang mungkin dilakukan oleh manajer risiko dan otoritas terkait untuk menurunkan kandungan logam berat dalam produk makanan.

Penelitian ini diawali dengan pengumpulan dan persiapan sampel. Sampel yang digunakan sejumlah 92 sampel tuna yang  dibeli secara acak dari delapan kota Iran (Arak, Bojnurd, Qom, Ilam, Rasht, Sanandaj, Semnan, dan Yazd dari 19 merek) selama periode 2018–2019. Minyak dari masing-masing kaleng dikeringkan dan sampel daging dihomogenkan dengan menggunakan mortar. Kemudian masing-masing sepuluh gram sampel dicampur dengan larutan 5% HNO3 (65%) selama 3 jam pada 95 °C. Larutan disentrifugasi dan disaring. Semua bahan kimia dalam penelitian ini dibeli dengan tingkat analitis (Merck KGaA, Darmstadt, Jerman. Setelah semua bahan sudah siap sebagai sampel, maka bahan akan diukur logam berat serta kontrol dan jaminan kualitasnya. Hasil dari penelitian ini adalah tidak ada sampel yang melebihi batas Organisasi Standar Nasional Iran (INSO) dan Codex untuk logam Cd dan Sn, namun untuk jumlah kadar Pb pada sampel dari kota Qom melebihi batas yang diperbolehkan. Persentil HQ 95% logam berat untuk Sn, Hg, Pb, dan Cd masing-masing sebesar 0,0096, 0,185, 0,0099 dan 0,0021. HQ dan THQ kurang dari satu untuk semua logam berat yang diuji menunjukkan bahwa risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi tuna kalengan di kota-kota besar Iran dapat diabaikan.

Logam berat adalah polutan yang paling signifikan dari organisme laut karena sifat toksik dan kumulatifnya. Pada penelitian ini kandungan logam berat (timbal: Pb, kadmium: Cd, merkuri: Hg, dan timah: Sn) diperiksa pada 92 sampel tuna kaleng dari pasar di delapan kota Iran menggunakan spektrofotometri serapan atom. Selain itu, perkiraan asupan harian (EDI), hazard quotient (HQ) dan total hazard quotient (THQ) juga ikut dihitung. Dari pengukuran empat logam beracun dalam tuna kaleng di delapan kota Iran setelah diperiksa dan dibandingkan dengan standar nasional (INSO) dan internasional (Codex) rata-rata konsentrasi masing-masing logam berat di setiap kota berada dalam batas yang diizinkan standar INSO dan Codex, namun terdapat perbedaan konsentrasi yang signifikan di setiap kota. Untuk karakterisasi risiko, THQ  dihitung nilai 0,20. Oleh karena itu, tidak ada risiko kesehatan yang terkait dengan mengkonsumsi tuna kalengan yang mengandung logam berat. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk mengambil sampel dan mengukur jumlah logam berat dalam tuna kalengan dari kota lain.

Judul Artikel :

Concentration of heavy metals in canned tuna fish and probabilistic health risk assessment in Iran

Link Scopus :

https://www.scopus.com/record/display.uri?eid=2-s2.0-85125902465&origin=resultslist&sort=plf-f&src=s&st1=mahmudiono&st2=trias&nlo=1&nlr=20&nls=count-f&sid=2e3e222200ecd134cb80e2ff60656f28&sot=anl&sdt=aut&sl=38&s=AU-ID%28%22Mahmudiono%2c+Trias%22+57189899256%29&relpos=5&citeCnt=0&searchTerm=

Berita Terkait

newsunair

newsunair

https://t.me/pump_upp