Malaria adalah salah satu penyakit infeksius menular yang disebabkan Plasmodium yang setiap tahun diperkirakan 228 juta orang di dunia terinfeksi dan 405.000 orang meninggal dunia. Perkembangan pengobatan, pencegahan dan kontrol pada penyakit malaria merupakan salah satu masalah subtansial di dunia, sampai saat ini penyakit ini masih tergantung pada penggunaan obat antimalaria. Saat ini sudah terjadi penurunan efikasi pada obat antimalaria dan banyak parasit yang sudah resisten pada beberapa obat antimalaria, juga belum adanya vaksin yang efektif untuk mengontrol infeksi malaria karena kompleknya siklus hidup parasit Plasmodium. Infeksi malaria dapat menyebabkan komplikasi sistemik yang sangat serius yang bisa menyebabkan kematian seperti abnormalitas hematologi, splenomegali, disfungsi organ hati, ginjal, paru, dan cerebral malaria.
Adanya penyebaran multidrug resisten parasit malaria sangat dibutuhkan dikembangkannya obat antimalaria baru. Kelemahan dari obat asal bahan alam adalah rendahnya stabilitas, kelarutan dan absorbsinya sehingga menurunkan bioavaibilitas dan efikasi. juga mempunyai tempat kerja yang tidak spesifik pada target organ. Perkembangan obat baru asal alam dengan system penghantaran senyawa aktif dengan teknologi nanopartikel akan mampu meningkatkan, stabilitas, kelarutan dan absorbsinya dan meningkatkan efikasi dan efek terapinya.
Salah satu tanaman obat yang banyak ditemukan di Indonesia adalah juwet (Syzygium cumini. Syzygium cumini mempunyai aktivitas scavenging radikal dan antioksidan yang kuat. Penggunaan beberapa bagian tanaman Syzygium cumini sebagai antimalaria menunjukkan bahwa daun dan buah Syzygium cumini sebagai adjuvan terapi mempunyai efek hambatan terhadap plasmodium lebih baik dari kulit batang.
Penelitian formulasi nanopartikel dari ekstrak daun dan buah syzygium cumini L bertujuan untuk meningkatkan efikasi sebagai adjuvant terapi. Penelitian ini menggunakan malaria roden Plasmodium berghei sebagai model in vivo malaria dengan menginfeksikan pada hewan coba mencit strain Swiss Albino 70 ekor dibagi dalam 7 kelompok perlakuan yaitu K0 :tidak diinfeksi, K+: diinfeksi tidak diobati, K1: diinfeksi diobati klorokuin, K2 : diinfeksi diobati ekstrak daun Syzygium cumini, K3 : diinfeksi diobati ekstrak buah Syzygium cumini, P1 : diinfeksi diobati nanopartikel ekstrak daun Syzygium cumini, P2 : diinfeksi diobati kombinasi nanopartikel ekstrak daun Syzygium cumini dan klorokuin, P3:diinfeksi diobati nanopartikel ekstrak buah Syzygium cumini dan P4: diinfeksi diobati kombinasi nanopartikel ekstrak buah Syzygium cumini dan klorokuin. Dosis infeksi 1×105 Plasmodium berghei dalam 0,2 ml, Pegobatan selama 4 hari 24 jam setelah infeksi. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan organ paling parah pada perlakuan K+ dan paling ringan pada perlakuan K0. Perlakuan Kelompok P2 dan P4 menunjukkan penurunan kerusakan organ yang tidak berbeda nyata dengan kelompok K0 (p>0.05), sedangkan pada kelompok K+,K1,K2, K3,P1 dan P3 menunjukkan perbedaan yang nyata (p>0.05) dengan K0. Kesimpulan Nanopartikel daun dan buah juwet sebagai adjuvant terapi dapat menurunkan kerusakan organ hati, ginjal, paru dan otak mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei
Penulis : Lilik Maslachah
Informasi detail dari riset ini dapat dilihat pada tulisan di
Nama jurnal : Research Journal of Pharmacy and Technology (RJPT)
Judul artikel : Adjuvant Therapy of Syzygium cumini Leaf and Fruit Extract Nanoparticles to Histopathological Changes of Mice Organ with Malaria
Nama Jurnal : Research Journal of Pharmacy and Technology.
Link jurnal : https://www.rjptonline.org
Link artikel : https://www.rjptonline.org/AbstractView.aspx?PID=2022-15-1-64